GridHot.ID - Baru-baru ini pertunangan bocah berusia 4 tahun di Madura bikin gempar publik.
Seperti dilansir dari TribunTrends, video pertunangan balita di Madura ini pun viral di media sosial.
Kini terkuak fakta di balik momen pertunangan bocah 4 tahun tersebut.
Pertunangan bocah 4 tahun tersebut sempat viral beberapa waktu lalu hingga membuat warganet kaget tidak percaya.
Dalam video yang dibagikan akun TikTok @vandy.pingkyboy, terekam sebuah acara layaknya perkumpulan keluarga di teras rumah.
Kemudian, bocah perempuan keluar dari ruangan dan menyalami satu per satu tamu undangan.
Sementara, si bocah laki-laki tampak asyik sendiri di halaman rumah.
Selama prosesi pertunangan berlangsung, bocah perempuan itu duduk di samping seserahan yang merupakan pemberian dari pihak laki-laki.
Setelah mendatangi rumah orang tua bocah perempuan, pihak BKKBN akhirnya buka suara.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan budaya untuk mengikat melalui pertunangan walaupun masih usia dini masih sering ditemui.
Menurut Maria Ernawati, prosesi itu hanya sekedar tunangan bukan acara pernikahan.
“Pihak keluarga menyampaikan acara tersebut hanya sebatas pemikat saja namun pernikahannya akan dilaksanakan setelah anak ini lulus kuliah,” ujar Erna sapaan akrabnya kepada TribunMadura (grup suryamalang) dilansir Minggu, (21/4/24).
Erna berharap kepada Pemkab Sampang untuk terus memberikan sosialisasi tentang bahayanya pernikahan dini, salah satunya dapat berpotensi stunting.
“Terjadinya anak stunting itu karena kehamilan yang tidak diinginkan oleh anak tersebut,” pungkas Erna.
Ayah Nangis Terharu
Sementara itu, Zahri (45) selaku ayah bocah perempuan memberi klarifikasi terkait prosesi pertunangan anaknya di usia dini.
Suami dari Zainab (35) itu mengaku berniat memenuhi nazar yang sudah lama dia janjikan bersama sang istri.
Warga Desa Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Jawa Timur itu menceritakan awal pertemuannya dengan calon besan hingga nazar itu bermula.
Zahri mengungkap pernah bertemu dengan familinya Moh Zahri dan Zulaiha di Mekkah.
Pertemuan itu terjadi saat kedua pasutri tersebut melaksanakan ibadah haji 8 tahun yang lalu.
Lantaran, tak ingin putus silaturahmi usai puluhan tahun tak bertemu, kedua pihak pun sepakat untuk tetap berhubungan dengan cara menjodohkan anak-anak mereka.
"Di Baitullah, kami bernazar bahwa anak saya akan dijodohkan dengan anak famili saya yang bertemu di Mekkah 8 tahun yang lalu," ujar Zahri saat ditemui di rumahnya, Senin (22/4/2024).
Zahri mengenang, saat itu istrinya sedang hamil tua, begitu pula dengan Zulaiha.
Setelah tiba waktu persalinan, keduanya memutuskan pulang ke kampung halaman setelah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) Arab Saudi sebagai pelayan jemaah haji.
Setelah melahirkan, Zainab kembali lagi ke Arab Saudi dan anak diasuh oleh adik kandungnya, Nikmah (31).
"Sejak lahir itu, anak saya sudah dianggap menantu oleh calon besan saya karena anak saya perempuan, sedangkan anak calon besan saya laki-laki," kata Zahri.
Sejak pertunangan tidak resmi itu, keluarga besan sering mengirimkan berbagai jenis pakaian kepada anak Zahri, terutama saat menjelang Lebaran.
"Semua pemberian dari besan diberikan kepada anak saya yang sehari-hari diasuh adik ipar saya. Sedangkan saya dan istri melanjutkan pekerjaan di Mekkah," lanjut Zahri.
Seiring berjalannya waktu, keluarga calon besan ingin meresmikan pertunangan anaknya.
Zahri melanjutkan, dalam acara pertunangan yang dilakukan pada Kamis (18/4/2024), jumlah keluarga besan sebanyak 70 orang laki-laki dan perempuan.
Padahal, menurut rencana hanya ada 20 orang yang akan datang.
Meskipun melampaui persetujuan, Zahri melayani tamu-tamu apa adanya.
Satu hal yang membuat Zahri meneteskan air mata adalah saat anaknya disuruh bersalaman kepada keluarga tunangannya satu per satu.
Tanpa rasa takut, tanpa rasa malu dan dilakukan dengan gembira, semua tamu disalami oleh anak Zahri.
Momen itu kemudian diabadikan melalui video dan viral di berbagai media sosial.
"Saat bersalaman itu, saya melihat kok anak saya seperti orang dewasa tanpa ada rasa takut dan malu. Saya melihatnya sambil menangis haru," ungkap Zahri.
Mengenai masa depan pasangan kedua anak itu, Zahri hanya bisa memasrahkannya kepada Allah SWT.
Bahkan, Zahri bersama istrinya komitmen pernikahan anaknya bisa dilakukan setelah mereka dewasa dan selesai kuliah.
"Anak saya cita-citanya ingin jadi dokter. Kalau sudah lulus kuliah, baru perkawinan bisa dilaksanakan," tegas Zahri.
(*)
Source | : | Suryamalang.com,tribuntrends |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Septia Gendis |
Komentar