Find Us On Social Media :

Dibunuh Secara Keji dengan Cara Dimutilasi, Rupanya Ada Rahasia Besar yang Diduga Diketahui oleh Jurnalis Jamal Khashoggi

Potret Jurnalis Jamal Khashoggi

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Kisah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi menyita perhatian dunia Internasional.Kisah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi begitu kejam dan brutal.

Niat Jamal Khashoggi mengurus dokumen pernikahan di gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki justri berujung maut (2/10/2018).

Bukan tanpa alasan, jurnalis Jamal Khashoggi diduga mengetahui sebuah rahasia besar hingga menyebabkannya dibunuh secara keji dengan cara dimutilasi.

Baca Juga : Dibunuh dan Dimutilasi, Ini Kata-kata Terakhir Jamal Khashoggi

Dikutip dari Grid.ID, dalam sebuah rekaman yang telah diselidiki oleh kepolisian, Jamal Khashoggi dicekik menggunakan kantong plastik setelah ia memasuki gedung tersebut.

Jamal Khashoggi meregang nyawa setelah dicekik selama 7 menit oleh para pelaku.

Tak cukup menghilangkan nyawa Jamal Khashoggi, para pelaku juga menghilangkan jejak dengan melenyapkan jenazah jurnalis berusia 59 tahun ini.

Jamal Khashoggi dimultilasi hingga menjadi bagian-bagian kecil.

Baca Juga : Jurnalis Jamal Khashoggi Dibunuh, Pangeran Mohammed bin Salman Katakan Jamal Khashoggi Orang Berbahaya

Jenazah yang telah dimultilasi tersebut kemudian diberi cairan asam dan dibuang ke saluran air oleh para pelaku.

Melansir dari Kompas.com, penyidik kasus Jamal Khashoggi percaya bahwa jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam hingga mencair dan dibuang ke saluran air.

Bukan tanpa alasan, dikutip GridHot.ID dari Tribunnews, jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi diduga dibunuh karena mengetahui sebuah rahasia besar negaranya tersebut.

Jamal Khashoggi diduga mengetahui Arab Saudi menggunakan senjata kimia dalam konflik di Yaman.

Baca Juga : Ngeri! Cara Pembunuhan Jamal Khashoggi Dibunuh, Dicekik, Dimutilasi dan Sisa Tubuhnya Dihancurkan

Pernyataan tersebut datang dari salah satu teman Jamal Khashoggi kepada Daily Express, seperti dikutip Hurriyet pada Senin (29/10/2018).

Teman yang tak disebutkan namanya itu mengisahkan, dia bertemu Jamal Khashoggi sepekan sebelum dia menuju gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober lalu.

Teman yang mengaku sebagai akademisi di Timur Tengah itu mengatakan, Jamal Khashoggi terlihat murung.

Ia bahkan menyebut Jamal Khashoggi cenderung khawatir.

Baca Juga : Ngeri! Cara Pembunuhan Jamal Khashoggi Dibunuh, Dicekik, Dimutilasi dan Sisa Tubuhnya Dihancurkan

Sikap Jamal Khashoggi yang tak biasa itu lalu membuatnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Awalnya dia tak berniat menjawab. Namun, kemudian dia memberi tahu bahwa dia mendapatkan kabar Saudi menggunakan senjata kimia di Yaman," kata teman tersebut.

"Jamal bermaksud untuk memperoleh dokumen yang membuktikan kabar tersebut. Berikutnya, saya mendengar dia menghilang," lanjutnya.

The Express memberitakan, pada September 2018 lalu Arab Saudi dikabarkan menggunakan peluru berisi fosfor putih produksi Amerika Serikat (AS) terhadap warga sipil dan pasukan di Yaman.

Baca Juga : Hatice Cengiz Akhirnya Buka Suara Soal Pembunuhan Tunangannya Jamal Khashoggi

Jika dipakai secara legal, peluru fosfor itu bertujuan membuat asap yang bisa dipakai penanda lokasi penjemputan.

Pakar senjata kimia Kolonel Hamish de Bretton-Gordon mengungkapkan, jika disalahgunakan, senjata itu bisa membakar orang yang terpapar hingga ke tulang.

Dia menjelaskan jenis senjata kimia tersebut telah digunakan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menyapu sebuah kawasan yang berisi pemberontak maupun warga sipil.

"Jika kabar tersebut benar, bakal menjadi hal yang memalukan bagi Pemerintah Saudi, dan bisa menjadi motif paling dekat," tutur Bretton-Gordon.

Baca Juga : Fakta Baru Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi: Sengaja Dipancing untuk Datang ke Turki Sebelum Dibunuh

Sebelumnya, Jamal Khashoggi dilaporkan menghilang ketika memasuki gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Awalnya, Arab Saudi bersikukuh bahwa Jamal Khashoggi telah meninggalkan gedung.

Namun, sumber penyelidik Turki menuturkan dia telah dibunuh.

Berbagai pemberitaan berembus bahwa jurnalis berusia 59 tahun itu dibunuh oleh 15 orang, dan jenazahnya dimultilasi.

Saudi kemudian membuat pernyataan bahwa Khashoggi tewas akibat pertikaian.

Baca Juga : Dibunuh dan Dimutilasi, Ini Kata-kata Terakhir Jamal Khashoggi

Namun, kantor jaksa penuntut mengonfirmasi kasusnya merupakan pembunuhan berencana.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta ke-18 terduga pelaku yang sudah ditangkap Arab Saudi agar diekstradisi ke Istanbul supaya bisa diadili di sana.

Namun, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menegaskan, para terduga pelaku bakal tetap menjalani pengadilan di dalam negeri.

Sumber dari intelijen Inggris mengakui mereka mendapatkan rencana pembunuhan tersebut, dan sempat memperingatkan Saudi meski tak digubris.

Baca Juga : Jurnalis Jamal Khashoggi Dibunuh, Pangeran Mohammed bin Salman Katakan Jamal Khashoggi Orang Berbahaya

Adapun koalisi yang dipimpin Saudi mengintervensi konflik Yaman pada 2015 untuk mengalahkan Houthi, dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbo Mansour Hadi.(*)