Find Us On Social Media :

Update Pembunuhan Jurnalis Jamal Khshoggi, CIA Ungkap Peran Putra Mahkota Arab Saudi

Sebelum dihabisi, Jamal Khashoggi dipaksa kirim pesan ke anaknya.

GridHOT.id - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan tersebut dipaparkan Wall Street Journal berdasarkan dokumen rahasia milik Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat ( CIA).

Baca Juga : Resmi Menikah dengan Jusup Maruta Cayadi si Crazy Rich Surabayan, Clarissa Wang Tampil Cantik di Balik Balutan Gaun Pengantin dan Tiara Bak Putri Kerajaan

Dikutip Middle East Eye Sabtu (1/12/2018), CIA mencegat setidaknya 11 pesan yang dikirimkan MBS beberapa jam sebelum dan sesudah Khashoggi dibunuh.

CIA membuat dokumen kesimpulan berdasarkan penyadapan yang mereka lakukan terhadap pesan elektronik MBS maupun informasi intelijen lain.

Berdasarkan dokumen tersebut, MBS berkata kepada salah satu stafnya pada Agustus 2017 bahwa usahanya untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi tidak berhasil.

Karena itu, dokumen tersebut memaparkan adanya upaya untuk memancing Khashoggi agar bersedia bertemu di suatu tempat.

Baca Juga : Gara-gara Makan Sushi, Tangan Seorang Kakek Membusuk Sampai Harus Diamputasi

"Komunikasi yang dilaksanakan nampaknya menandai sebuah operasi yang diluncurkan Saudi untuk melawan Khashoggi," bunyi dokumen CIA itu.

Pesan-pesan itu dikirim MBS kepada Saud al-Qahtani, penasihat bidang media yang dilaporkan memimpin tim beranggotakan 15 untuk berangkat ke Istanbul, Turki.

Di dokumen itu, Qahtani menggunakan departemen media kerajaan, Pusat Studi dan Hubungan Media (CSMARC) untuk mengatur rencana pembunuhan.

CIA dalam dokumen tersebut tentunya bakal sulit bagi Qahtani untuk menggunakan fasilitas negara tanpa mendapat persetujuan dari MBS.

Baca Juga : 7 Potret Mewahnya Rumah Baru Keluarga Jusup Maruta yang Berjuluk Crazy Rich Surabayan, Lengkap dengan Lift Hingga Salon Pribadi

Qahtani pernah meminta izin MBS ketika dia bermaksud mengejar operasi sensitif lainnya pada 2015, dan mencerminkan kontrol dan komando sang putra mahkota.

Dari dokumen itu, ditunjukkan MBS pernah memerintahkan Qahtani dan CSMARC untuk menargetkan lawannya baik domestik maupun di luar negeri, kalau perlu menggunakan kekerasan.

Qahtani sudah dipecat oleh Raja Salman setelah kasus itu mencuat. Namun sumber internal menyatakan dia masih melaksanakan tugasnya secara rahasia.

Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul ketika mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Baca Juga : Dibalik Foto Bugil Kourtney Kardashian: Untuk Menunjukkan Citra Positif

Riyadh yang semula bersikukuh Khashoggi keluar dengan selamat akhirnya mengakui Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di dalam konsulat.

Sementara sumber dari penyidik Turki menyatakan potongan jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam dan dibuang ke saluran air.

CIA pada November lalu menyimpulkan MBS berada di balik pembunuhan Khashoggi. Namun Presiden Donald Trump berujar kesimpulan itu masih terlalu dini.

Trump menyatakan kasus pembunuhan kontributor The Washington Post itu tak mempengaruhi hubungan bilteral Saudi dan AS.

Baca Juga : Ashanty Gugah Millendaru untuk Kembali Jadi Laki, Tetapi Jawaban Millendaru Kapan Nikah Tidak Terduga

Dalam rilis resmi Gedung Putih, Trump mengatakan Saudi mengimpor senjata dengan total kontrak 110 miliar dollar AS, atau Rp 1.604 triliun.

"Tentu nominal belanja itu bakal menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi Amerika," beber Trump.

"Jika kami gegabah memutus kontrak tersebut, maka pihak yang bakal mengambil keuntungan adalah Rusia serta China," tambahnya. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Baca Juga : Marina Chapman, Diculik dan Dibesarkan Sekawanan Kera Setelah Bebas Jadi Budak Seks Akhirnya Temukan Cintanya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kasus Khashoggi: Pesan yang Disadap CIA Ungkap Dugaan Keterlibatan MBS