Kisah Perjuangan Pasukan TNI Taklukkan Puncak Kabo untuk Evakuasi Korban Keganasan KKB, Baku Tembak dan Harus Lewati Medan Berat

Kamis, 06 Desember 2018 | 08:08
John Roy Purba/ Istimewa

Kisah Perjuangan Pasukan TNI Taklukkan Puncak Kabo untuk Evakuasi Korban Keganasan KKB, Harus Lewati Medan Berat hingga Baku Tembak dengan Kelompok Separatis Setempat

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Gridhot.ID - Proses evakuasi pekerja pembangunan jembatan di Nduga yang tewas diduga dilakukan oleh KKB masih terus dilakukan.

Dilansir dari Kompas.com, setidaknya dibutuhkan waktu lebih dari dua jam kontak senjata antara tim evakuasi dari aparat penegak hukum dengan kelompok separatis di Puncak Kabo, Kali Yigi, Kabupaten Nduga, Papua pada Kamis (5/12/2018) kemarin.

Puncak Kabo merupakan lokasi para karyawan PT Istaka Karya dieksekusi oleh sekelompok separatis yang diduga KKB di bawah komando Egianus Kogoya.

Untuk mengevakuasi para korban keganasan KKB, tim evakuasi dari aparat penegak hukum harus melakukan serangkaian perjuangan agar bisa masuk ke wilayah itu.

Baca Juga : Mengenal Raider Kostrad, Pasukan Elit Pemburu KKB yang Diduga Membantai 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Nduga, Papua

Tak mudah bagi aparat untuk mengevakuasi jenazah.

Sebab, untuk sampai ke wilayah itu, aparat penegak hukum dari tim Belukar dan tim Nanggala harus berjalan kaki selama 2 jam dari Distrik Mbua, tempat pemberhentian terakhir yang dilalui kendaraan.

Apalagi untuk menuju ke Puncak Kabonya sendiri.

Tim evakuator harus melalui jalur hutan yang lebat, berbukit dan melewati sungai.

Baca Juga : Setelah Tragedi Pembantaian 31 Pekerja Jembatan di Nduga, Kini KKB Diduga Kembali Serang Pos TNI di Distrik Mbua, Papua

Belum lagi, mereka juga harus menghadapi perlawanan yang dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya yang dilengkapi dengan persenjataan tempur.

Pada saat tim evakuasi memasuki Puncak Kabo, kelompok separatis itu melalukan serangan sekitar pukul 11.00 WIT.

Kontak senjata pun terjadi dan tak bisa dihindari.

Dalam kontak senjata itu, satu anggota tim Belukar atas nama Bharatu Wahyu NRP 95100020, Personil Yon B ki 3 Resimen II Pelopor menderita luka tembak pada bagian tangan.

Baca Juga : Digiring dengan Kondisi Tangan Terikat, Inilah Pengakuan Korban Selamat Pembantaian Pekerja Pembangunan Jembatan di Nduga, Papua

“Kini anggota yang terluka sudah dievakuasi ke Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya.

Kondisinya masih sadar, dia tertembak di bagian lengan,” ungkap Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin Siregar.

Kapolda juga mengatakan bahwa baling-baling helikopter juga terkena tembakan saat tim menggunakan jalur udara diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

“Pada saat evakuasi dengan menggunakan 3 helikopter dari Timika, anggota yang di back up dari tim Nanggala juga diberondong dengan senjata.

Baca Juga : Kesaksian Kerabat Korban Selamat Pembantaian 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Nduga, Papua: Pura-pura Mati Lalu Melarikan Diri

Baling-baling helikopter terkena tembakan. Namun tak ada korban. Kami juga melakukan tembakan balasan dari udara,” pungkasnya.

Dalam proses evakuasi itu, aparat penegak hukum berhasil menemukan satu orang lagi karyawan PT Istaka Karya yang selamat atas nama Jhony Arung.

Jhony ditemukan di Pos TNI 756/ Yaler yang berada di Distrik Mbua, Papua dalam keadaan lemah.

Di samping korban selamat, tim evakuator juga menemukan 15 jenazah yang diduga juga karyawan PT Istaka Karya yang tewas karena dibunuh oleh kelompok separatis KKB.

Baca Juga : Deretan Fakta Egianus Kogoya, Pemimpin KKB yang Diduga Membunuh 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Nduga, Papua

Sampai sejauh ini, jumlah korban yang sebenarnya masih menjadi misteri.

Pasalnya, sejak pemberitaan awal diketahui terdapat 31 orang yang meninggal dunia diduga dibunuh KKB.

Hal ini diketahui dari seorang pendeta yang mendiami Yigi melalui radio SSB.

Sementara itu, melansir dari Intisari Online, saat evakuasi dilakukan terhadap 12 orang warga sipil dari Distrik Mbua pada Selasa (4/12/2018), terungkap ada 19 orang yang dipastikan meninggal dunia.

Baca Juga : Setelah Tragedi Pembantaian 31 Pekerja Jembatan di Nduga, Kini KKB Diduga Kembali Serang Pos TNI di Distrik Mbua, Papua

Seluruhnya adalah karyawan PT Istaka Karya.

Informasi itu diperoleh aparat penegak hukum dari salah satu saksi korban yang juga karyawan PT Istaka Karya, Jimmi Aritonang.

Menurut Jimmi, mereka berjumlah 25 orang saat disandera oleh kelompok separatis.

Sejumlah orang yang disandera itu kemudian dibawa ke Puncak Kabo dan dieksekusi di sana.

Baca Juga : Kisah Pengemudi Sepeda Motor yang Selamat dari Serangan KKB di Papua karena Pura-pura Mati

Namun, ada enam orang yang selamat dalam pembantaian itu lantaran mereka pura-pura mati.

Empat orang berhasil menuju Distrik Mbua dan 2 orang sampai saat ini tak diketahui kondisinya.

“Ada 19 orang dipastikan tewas. Itu disampaikan Jimmi Aritonang, yang selamat dari sergapan kelompok KKB bersama 3 temannya,” ungkap Wakapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, Selasa (4/12/2018).

Jimmi bersama tiga temannya selamat, namun ketiga rekannya mendapat luka tembakan di bagian tubuhnya.

Baca Juga : 6 Fakta Tragedi Pembantaian 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Papua: dari Pengambilan Foto KKB Saat HUT OPM hingga Instruksi Presiden Jokowi

Tak hanya mereka, ada 8 masyarakat sipil lainnya di evakuasi bersama keempat karyawan PT Istaka Karya.

“Ada 12 orang yang kemarin dievakuasi. Jadi total korban selamat ada 13. Itu ditambah dengan hari ini yang selamat, yaitu Jhoni Arung. Kalau yang jenazah sudah ditemukan saat ini ada 15 orang,” kata Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi, Rabu (5/12/2018) malam.

Seperti diketahui, aparat gabungan TNI dan Polri sampai saat ini masih melakukan penyisiran dan pencarian kemungkinan masih adanya korban lainnya di wilayah Distrik Yigi.

Kini, lokasi Puncak Kabo yang digunakan untuk mengeksekusi para korban telah dikuasai aparat penegak hukum. (*)

Tag

Editor : Septiyanti Dwi Cahyani

Sumber Kompas.com, Intisari Online