Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Gelombang tsunami kembali menerjang sebagian wilayah Indonesia.
Pada Sabtu (22/12/2018) malam kemarin, gelombang tsunami setinggi 0,9 meter menerjang pantai-pantai yang ada di sekitar Selat Sunda atau yang kemudian disebut tsunami di Banten.
Ratusan orang meninggal akibat tsunami tersebut termasuk tiga personel grup band Seventeen dan juga Dylan Sahara yang merupakan istri dari sang vokalis, Ifan Seventeen.
Tsunami di Banten tersebut diduga terjadi karena erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan longsor hingga gelombang laut meninggi dan bergerak ke kawasan pesisir.
Baca Juga : 5 Tsunami Terdahsyat yang Pernah Terjadi di Dunia, 2 di Antaranya Menggulung Indonesia
Di tengah kedukaan yang melanda para korban tsunami, ternyata masih ada saja orang-orang yang tega menyebarkan berita bohong dan menyebabkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat.
Salah satunya adalah informasi yang beredar di media sosial Facebook.
Di mana terdapat suatu kabar yang mengatakan bahwa akan terjadi gempa besar dan tsunami di wilayah Indonesia pada akhir Desember 2018 nanti.
Melansir dari Kompas.com, informasi terkait gempa dan tsunami itu disebarkan oleh salah satu pengguna Facebook pada 23 Desember 2018 malam.
Informasi tersebut dilengkapi dengan sebuah video siaran pemberitaan yang menyebutkan bahwa pada 31 Desember 2018 akan terjadi gempa dan tsunami di seluruh wilayah Indonesia.
Mirisnya, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 1.000 pengguna Facebook lainnya.
Video itu juga telah ditonton lebih dari 1 juta kali.
Masih dari pantauan Kompas.com, ternyata akun tersebut kembali mengunggah konten yang sama pada 25 Desember 2018.
Akun tersebut menuliskan:
"Malam Tahun Baru 31 Desember 2018 Pukul 24.00 akan terjadi GEMPA dan TSUNAMI di Seluruh Indonesia".
Tim dari Kompas.com pun segera melakukan penelusuran terkait beredarnya kabar tersebut dengan mencoba menghubungi Kepala Humas BMKG.
Kepala Bagian Humas BMKG, Taufan Maulana menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks.
Baca Juga : Meski Berusia 60 Tahun, Defit Tetap Semangat Kerja 24 Jam untuk Bantu Korban Tsunami di Banten
"Saya pastikan hoaks", kata Tuafan saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (27/12/2018) pagi.
Menurut penuturan Taufan, hingga saat ini belum terdapat teknologi yang dapat mengetahui kapan akan terjadi gempa bumi secara pasti dan tepat.
Masyarakat pun diimbau agar melakukan konfirmasi ke pihak terkait apaila menerima suatu informasi yang menimbulkan keresahan.
Taufan melanjutkan jika pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi agar melakukan pemblokiran terhadap akun-akun yang memberitakan informasi-informasi bohong atau hoaks.
Hati-hati guys, budayakan cek dan ricek sebelum menyebarkan informasi dan jangan menelan suatu informasi secara mentah.
Jadilah netizen yang cerdas ya, guys! (*)