Find Us On Social Media :

Wow! Ternyata Begini yang Dilakukan Johar Lin Eng Selaku Exco PSSI yang Diduga Terlibat Pengaturan Skor

Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Kombes Argo Yuwono memberikan keterangan kepada awak media di Mapolda Metro Jaya, Kamis (27/12/2018).

GridHOT.id - Mafia Bola yang ada di Indonesia sudah banyak merugikan sepak bola Indonesia.

Mafia bola diduga melakukan pengaturan skor pada liga Indonesia.

Akibat pengaturan skor yang diduga dilakukan oleh mafia bola di Indonesia sudah banyak makan korban.

Salah satunya, Bupati Bajarnegara Budhi Warsono beserta anaknya Lasmi Indrayani yang menjadi manajer Persibara Banjarnegara membeberkan mekanisme pengaturan skor dalam program tersebut dalam program Mata Najwa beberapa hari lalu.

Untuk itu, Kepolisian RI membentukan Tim Satuan Tugas Antimafia Bola dan tidaklah sia-sia.

Baca Juga : Ditangkap dengan Barang Bukti Kokain yang Dibawa dari Belanda, Steve Emmanuel: Barang di Indonesia Kurang Enak!

Melansir Kompas.com, salah satu dari tiga tersangka itu ialah pengurus aktif Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia, Johar Lin Eng namanya.

Ternyata Johar Lin Eng alias J berperan dalam menentukan klub tertentu untuk ditempatkan di grup yang dianggap lemah.

Atas perannya itu, Tim Satuan Petugas (Satgas) Anti Mafia Bola mengamankan Johar yang merupakan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Johar dibekuk terkait kasus dugaan pengaturan skor atau penipuan yang dilakukan kepada Bupati Banjarnegara Budhi Warsono dan manajer Persibara Banjaregara Lasmi Indrayani.

Baca Juga : Jauh-jauh Kuliah ke Jerman, Pria Ini Berprofesi Sebagai Driver Ojek Online, Alasannya Bikin Miris!

"Dia kan di Jawa Tengah, dia bisa menentukan klub di kelompok mana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/12/2018).

"Misalnya ada 8 klub dan 4 grup, dia bisa menentukan yang dia pilih, yang sudah komunikasi dengan dia, ditaruh di grup yang ringan," ujarnya lagi.

Selain itu, Johar juga bisa menentukan jadwal bertanding klub yang telah membayar suap.

Baca Juga : Ungkapan Terakhir Dian Pramana Poetra Sambil Menangis Dipelukan Sahabat

Kemudian, Johar juga menjadi penghubung untuk memilih wasit yang memimpin pertandingan agar klub yang telah membayar suap bisa diuntungkan dalam suatu pertandingan.

Johar mengkomunikasikannya dengan tersangka lain yakni P yang saat itu bertugas di Komisi Wasit.

"Kemudian, dari J ini dia menyuruh komunikasi ke P mantan komisi wasit. P tahu, artinya ada 35 wasit, jadi dia tahu, tidak semua wasit bisa diajak kompromi. Tetapi (wasit) tertentu saja yang diajak sama dia," katanya.

Proses suap-menyuap dari pelapor Budi dan Lasmi dijembatani oleh tersangka A yang bekerja sebagai asisten Lasmi.

Baca Juga : Terpancing Emosi Karena Komentar Natizen yang Singgung Aurat Dylan Sahara, Ifan Seventeen: Demi Allah Saya Tau Bukan Niat Anda Meluruskan

Tersangka A yang melakukan lobi dan memberitahukan Lasmi perihal jumlah uang yang harus dibayarkan setelah mendapat kesepakatan untuk melakukan suap.

"Nah kemudian untuk tersangka A, anaknya wasit futsal, peranannya asisten dari pelapor di Banjarnegara, dia menerima juga uang dari pelapor," kata Argo Yuwono.

"Intinya setiap pertandingan mengeluarkan uang, Rp 100 juta sampai 200 juta. Di sana dibagi yang terima si A, nanti dia dikirim ke P nanti ngirim ke C," katanya.

Baca Juga : Cinta Segitiga, Kriss Hatta: Hilda Masih Sah Istri Gua, Tapi Sekarang Direbut Billy Syahputra...

Sebelumnya, pada acara di stasiun televisi swasta, Johar Lin Eng dituduh Bupati Banjarnegara Budhi Warsono dan manajer Persibara Banjaregara Lasmi Indrayani meminta uang Rp 500 juta untuk menjadi tuan rumah fase gugur Liga 3.

Johar Lin Eng yang juga Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah juga dilaporkan meminta sejumlah uang menjelang pertandingan Persibara. Wartakotalive.com/Rangga Baskoro)

Baca Juga : Diduga Jadi Pengatur Skor, Anggota Aktif EXCO PSSI Ditangkap Menggunakan Identitas Palsu

Polisi Didukung PSSI Semarang

Melansir Kompas.com, Supriyadi, sebagai Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Semarang, menegaskan mendukung langkah kepolisian dalam mengusut mafia pengaturan skor pertandingan sepak bola.

Hal itu diungkapkan Supriyadi setelah Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah (Jateng) yang juga anggota Komisi Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng, ditangkap Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (27/12/2018) kemarin.

"Saya sudah dengar (penangkapan Johar Lin Eng), ikut prihatin," kata Supriyadi menanggapi penangkapan Johar Lin Eng.

Baca Juga : Sedihnya Keluarga Aa Jimmy Melepas Anak Sulung Aa Jimmy dan Nasib Si Bungsu yang Kini Sebatang Kara

Bahkan Supriyadi berharap kasus dugaan mafia bola pengaturan skor sepak bola dapat diungkap secara tuntas dan terbuka.

"Semoga bisa membuka tabir gelap persepakbolaan di Tanah Air, khususnya sepak bola di Jateng agar tidak ada lagi gangguan dalam proses pembinaan asosiasi di kabupaten/kota," ujarnya.

"Selama ini kita hanya bisa mencium baunya dan merasakan ketika kompetisi digulirkan, tetapi sulit untuk membuktikannya. Kalau ini dibiarkan mana mungkin daerah yang benar-benar ingin memajukan sepak bola secara fair bisa berkembang kalau justru dihancurkan oknum-oknum di balik kompetisi," ujarnya menjelaskan.

Baca Juga : Sempat Viral Menikah Melalui Live Streaming, Begini Nasib Briptu Nova dan Suaminya Briptu Andik Trianto