Find Us On Social Media :

Penjual Es Doger Ngaku Titisan Nabi, Ucap Manusia Sesat Karena Bangun Masjid Atas Dasar Kesombongan

Seorang pria ngaku titisan Nabi Muhammad. Parwono membuat resah orang-orang yang kan mengikuti tablig akbar di Masjid Al Ittihad, Kabupaten Tebo.

Gridhot.ID - Tabligh Akbar dan kegiatan religi di Masjid Al Ittihad, Kabupaten Tebo, Jambi pada Senin (31/12) petang yang kiranya menjadi penutup akhir tahun 2018 malah ada kejadian tak mengenakkan.

Hal ini lantaran ada seorang peserta yang hadir memancing perhatian lainnya.

Dikutip dari Tribun Jambi, Selasa (1/1) orang itu bernama Parwono.

Dengan suara lantang ia mengatakan jika dirinya adalah titisan Nabi Muhamamd SAW.

Baca Juga : M Jusuf, Panglima ABRI yang Berani Gebrak Meja di Depan Presiden Soeharto

Parwono kemudian melanjutkan perkataannya jika semua manusia yang ada di Masjid Al Ittihad sesat.

Parwono juga beberapa kali mengucap takbir dan menyampaikan beberapa patah kalimat tanpa ragu.

Padahal hadirin yang lain terbengong-bengong dengan ulahnya.

"Bahwa banyak para ulama saat ini sombong dan sesat. Manusia saat ini membangun masjid bukan karena Allah SWT, melainkan atas dasar kesombongan, " ujar Parwono.

Baca Juga : Saat Personil Kopassus Bebaskan Seorang Bocah yang Ditangkap Tentara Zionis Israel Tanpa Pertumpahan Darah

Perbuatan Parwono ini jelas membuat hadirin yang lain merasa terganggu dan resah karena acara tablig akbar tertunda karenanya.

Tati Fauzi yang merupakan istri Parwono berujar jika suaminya itu tak pernah alami gangguan jiwa.

Namun Parwono mulai berkelakuan aneh sejak menelpon saudaranya.

"Ia mulai berkelakuan aneh sejak dua hari yang lalu setelah menelepon saudaranya yang berada di Lampung," kata Tati.

Baca Juga : 5 Senjata Buatan Israel, Ternyata Indonesia Juga Menggunakannya

Sedangkan Parwono yang berprofesi sebagai penjual es doger ini berujar apa yang dilakukannya ini wajar.

Dia juga menyadari sepenuhnya apa yang dilakukannya.

Hanya saja, dia merasa sakit hati terhadap beberapa pesantren yang tidak memperbolehkan santrinya untuk jajan es doger miliknya.

Selanjutnya Parwono ingin diantarkan pulang ke daerah asalnya di Lampung untuk menjenguk orang tuanya yang sedang sakit keras.

Demi kelancaran tablig akbar, Parwono akhirnya dipulangkan dan acara berlangsung tanpa gangguan setelah itu. (*)