Langkah pertamanya sebagai 'kepala kamp gadungan' Buchenwald ialah merampas harta para tahanan Yahudi untuk dirinya senang-senang.
Harta hasil rampasan kemudian dipakai Ilse Koch untuk membangun sirkuit pacuan kuda indoor serta segala kehidupan mewah.
Soal kekejaman, Ilse Koch amat sinting.
Ia pernah memaksa tahanan melakukan adegan seksual tak senonoh demi kepuasannya belaka.
Bahkan dirinya memberlakukan hukuman tembak mati bagi tahanan yang berani menatap ke arahnya.
Namun satu kekejaman Ilse Koch yang sangat menakutkan ialah dirinya mengoleksi sampul buku, sarung tangan dan kap lampu yang konon terbuat dari kulit manusia.
Saat menjalani persidangan Pengadilan Nuremberg, para saksi mengatakan Ilse Koch kerap naik kuda berkeliling ke kamp-kamp untuk menyisir siapa saja tahanan yang memiliki sebuah tato tertentu.
"Ia punya keinginan membuat kap lampu dari kulit manusia. Suatu hari, di Appelplatz, kami dipaksa membuka pakaian. Mereka yang punya tato dibawa ke depan Ilse dan ia memilih salah satu yang disuka. Orang itu dibunuh dan kulitnya dibuat kerajinan kap lampu," kata Kurt Glass mantan tahanan yang pernah dipekerjakan di kebun milik Ilse Koch.
"Ilse juga mengawetkan organ dalam tahanan yang sudah dibunuhnya untuk dijadikan benda memorabila di rumahnya," tambah Kurt Glass seperti dikutip dari allthatsinteresting.com.
Usai Perang Dunia II selesai, Ilse Koch dicari dan ditangkap oleh Sekutu untuk diseret ke pengadilan kejahatan perang pada 1947.
Namun tak ada bukti kuat akan kejahatan yang dibuatnya, Ilse Koch hanya dipenjara dan dibebaskan.
Lantas tahun 1950 dirinya kembali diadili kali ini dari pemerintah federal Jerman Barat yang memvonisnya penjara seumur hidup.
Pada 1 September 1967 Ilse Koch ditemukan gantung diri di selnya.
Ia dikebumikan di kuburan penjara Aichach tanpa penanda maupun batu nisan.
(Seto Aji/Gridhot.ID)