Find Us On Social Media :

Monkeypox, Virus Berbahaya Layaknya Cacar Namun Belum Ditemukan Obatnya

Virus Monkeypox

Setelah demam, tubuh penderita akan mengalami erupsi kulit, di mana ruam menyebar di seluruh wajah, diikuti oleh sisa tubuh.

Biasanya ruam paling sering terjadi di telapak tangan dan telapak kaki.

Menurut ahli, virus ini dapat sulit didiagnosis tanpa bantuan analisis laboratorium karena kesamaan gejala dengan virus lain yang menyebabkan ruam, seperti cacar air, campak, kudis dan sifilis.

Seberapa berbahayanya?

Meskipun korban jiwanya masih di bawah cacar, tapi sudah ada korban jiwa akibat monkeypox. Khususnya di kalangan muda.

WHO mengatakan bahwa tingkat kematian kasus ini kurang dari 10 persen. Namun bukan berarti virus ini bisa dianggap sebelah mata.

Contoh, pada tahun 2017 di Nigeria, ada 172 kasus monkeypox diidentifikasi dan 61 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di seluruh negeri.

Tujuh puluh lima persen penderita adalah laki-laki dan berusia antara 21 dan 40 tahun.

Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia. Tetapi cacar yang sudah ada sebelumnya telah terbukti 85 persen efektif dalam memerangi penyakit ini.

Oleh karenanya, saat ini Public Health England (PHE) sedang hati-hati dalam memeranginya.

Terutama mereka yang sudah melakukan kontak dengan pasien yang telah didiagnosis.(Mentari DP)

Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul "Monkeypox, Virus Mematikan Baru yang Mirip Cacar, Belum Ada Vaksin Khusus untuk Menanganinya"