Ibunya TKW di Singapura, 2 Balita Blitar Menangis Tunggui Ayahnya yang Meninggal di Tempat Tidur

Jumat, 18 Januari 2019 | 07:40
kuulpeeps.com

Ilustrasi mayat

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Nasib malang dialami oleh 2 balita asal Blitar berikut ini.

Pasalnya, di saat anak-anak lain menghabiskan waktu bercengkerama bersama kedua orangtuanya, mereka justru kehilangan ayah tercinta.

Miris, saat sang ayah meninggal dunia, kedua balita tersebut hanya sendiri di rumah, karena ibunya menjadi TKW di Singapura.

Baca Juga : Dikira Tertidur Selama 23 Hari, Seorang Balita Ternyata Alami Penurunan Kesadaran, Diduga Radang Selaput Otak

Peristiwa menyentuh hati tersebut terjadi di saat warga Dusun Sanan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Rabu (16/1) malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jatim, Warga mendadak dikejutkan dengan suara tangisan dua balita.

Mereka menangis cukup keras sehingga mengundang kecurigaan warga.

Baca Juga : Miris, Seorang Balita Harus Operasi Mata Karena Kecanduan Gadget Sejak Usia Dua Tahun!

Begitu dicek warga, ternyata dua balita yang tak lain kakak beradik itu sepertinya sedang ketakutan.

Sebab, selain rumah kontrakannya gelap akibat lampunya belum dinyalakan, yang mengejutkan warga, mereka lagi menunggui bapaknya yang terbaring di tempat tidurnya seperti orang tertidur.

Begitu dibangunkan warga, ternyata bapaknya yang diketahui bernama Andre Suyanto (32), sudah tiada.

Akhirnya, malam itu, warga sekampung itu geger karena tersiar kabar ada warga yang mengontrak rumah di kampungnya meninggal dunia, mendadak.

Ditambahkan, ia meninggalkan dua anaknya, yang masih balita.

Baca Juga : Takut Rewel, Bayi 8 Bulan Meninggal Dunia Usai Dicekoki Miras Oleh Ibunya Sendiri

Yakni, yang perempuan berusia 4 tahun, sedang yang laki-laki berusia 3 tahun.

Sementara, ibunya dikabarnya jadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Singapura.

"Korban saat diketahui warga ya seperti orang tertidur karena di atas kasur kamarnya. Sementara kedua anaknya, menangis di dekatnya," ungkap AKP Lahuri, Kapolsek Kesamben, Kamis (17/1) siang.

Selanjutnya, malam itu juga jenazah korban dibawa ke rumah duka, yang ada di Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben atau berjarak sekitar 5 km dari rumah kontrakannya tersebut.

Baca Juga : Gara-gara Tawon Ndas 7 Orang Meninggal, Ternyata Begini Sengatan Tawon Predator Dapat Membunuh Manusia

Malam itu atau sekitar pukul 19.30 WIB, Ny Rukini, pemilik rumah yang dikontrak korban itu melihat rumah yang ditempati korban gelap.

Yang aneh, kedua anak balita korban terdengar menangis terus dan kian kencang.

Curiga dengan tangis kedua balita itu, Ny Rukini menyuruh anaknya, Aziz (16), untuk mengeceknya.

Karena rumahnya gelap, Aziz menyalakan lampunya dan diketahui kedua balita menangis di dalam kamar.

"Saat diketahui itu, kedua balita menangis di dekat bapaknya yang seperti orang tertidur. Bahkan, mereka menangis sambil menggoyang-goyang tubuh bapaknya, seakan-akan mau dibangunkan," paparnya.

Baca Juga : Dulunya Gagah Perkasa Merdekakan Indonesia, di Akhir Hayatnya Soekarno Meninggal di Atas Pangkuan Seorang Wanita

Karena kondisi korban yang tak wajar itu, Aziz keluar rumah.

Ia memberi tahu ibunya dan memanggil para tetangganya.

Intinya, ia memberi tahu kalau kondisi korban sepertinya tak wajar.

Begitu dicek warga, ternyata kondisi tubuh korban sudah mulai kaku.

Baca Juga : Jurnalis Rifai Pamone Meninggal Karena TB Kelenjar Getah Bening, Ini Gejala yang Mungkin Timbul Akibat Infeksi TB di Kelenjar Getah Bening

Dugaannya, korban sudah meninggal dunia beberapa jam sebelum diiketahui warga.

Selanjutnya, warga menghubungi petugas Polsek Kesamben.

Dari keterangan keluarganya, tambah Lahuri, kalau korban itu punya riwayat penyakit jantung.

"Tak ada yang mencurigakan dari kematian korban sehingga keluarganya minta hanya dilakukan otopsi luar. Saat itu, korban mengenakan celana pendek, dengan kaos lengan pendek, yang tanpa kerah," jelasnya.

Dikutip dari Kompas.com, penyebab kematian jantung mendadak sangat bervariasi, sekitar dua per tiga diantaranya disebabkan karena kelainan jantung.

Ada banyak alasan yang menyebabkan jantung berdetak di luar kendali.

Baca Juga : Ungkapan Kesedihan Ifan Seventeen Usai Dylan Sahara Ditemukan Meninggal Akibat Tsunami di Banten

Irama jantung yang abnormal ini disebut dengan fibrilasi ventrikel.

Berikut ini adalah beberapa penyebab spesifik kematian jantung mendadak:

1. Hypertrophic cardiomyopathy (HCM).

Ini adalah penyakit di mana muncul penebalan abnormal otot jantung (miokardium), sehingga sulit bagi jantung untuk memompa darah.

Meski bisanya tidak berakibat fatal pada kebanyakan orang, tapi ini menjadi penyebab paling umum kematian mendadak yang berkaitan dengan jantung pada orang berusia di bawah 30 tahun.

Baca Juga : Istri Ifan Seventeen Dikabarkan Meninggal Dunia, Ifan Govinda: Al Fatiha untuk Dylan Sahara

Ini juga umum menjadi penyebab kematian jantung mendadak pada atlet.

HCM memang seringkali tidak terdeteksi.

2. Kelainan arteri koroner.

Ini adalah kelainan bawaan, di mana seseorang dilahirkan dengan arteri jantung (arteri koroner) yang tidak normal.

Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah menuju ke jantung.

3. Long QT syndrom.

Ini adalah kondisi peradangan jantung yang disebut miokarditis akut, di mana adanya gangguan irama jantung bawaan yang dapat menyebabkan detak jantung kacau.

Baca Juga : Dylan Sahara, Istri Ifan Seventeen Dikabarkan Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal

Dentak jantung yang kacau disebabkan oleh adanya perubahan bagian di dalam jantung yang menyebabkan jantung berdetak dan membuat pingsan, bahkan mengancam jiwa.

Penyebab lainnya adalah radang otot jantung yang bisa disebabkan oleh virus dan penyakit lain.

Dalam beberapa kasus, irama jantung mungkin sangat tidak menentu sehingga menyebabkan kematian jantung mendadak.

Baca Juga : Ayah dan Ibunya Meninggal Dunia, Yumna, Anak Bungsu Aa Jimmy Baru Berhenti Menangis Setelah Ada Ibu yang Membagi ASI

Orang-orang dengan long QT syndrome memiliki risiko kematian mendadak yang lebih tinggi.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Tribun Jatim