Find Us On Social Media :

Nenek Nurjannah yang Meninggal Usai Gendong Cucunya di Tengah Banjir Ternyata Orangtua Tunggal untuk 4 Putrinya

Potret nenek Nurjanna

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Banjir yang menerjang Makassar dan sekitarnya membawa kisah viral upaya bertahan hidup dari seorang nenek bernama Nurjannah Djalil.

Potret Nurjannah Djalil yang bertahan dalam terjangan banjir sambil terus menggendong cucunya menjadi viral di sosial media.

Foto nenek Nurjannah Djalil saat bertahan di terjangan banjir sambil menggendong cucunya awalnya diambil oleh sang anak.

Baca Juga : Banjir di Gowa, Warga Pertaruhkan Nyawa Sebrangi Jembatan Bambu untuk Selamatkan Diri

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Twitter @SupirPete2 yang mengunggah sebuah postingan pada 23 Januari 2019.

Dalam unggahan tersebut terdapat 2 screenshot akun Instagram @anandadina yang mengunggah potret nenek Nurjanna yang diambil pada tanggal 22 Januari 2019.

Akun Instagram @anandadina berkisah bahwa wanita dalam potret tersbeut adalah ibunya yang sengaja ia foto untuk memudahkan minta pertolongan.

Baca Juga : Potret Dirinya Gendong Sang Cucu di Tengah Terjangan Banjir Sempat Viral, Nenek Nurjanna Akhirnya Meninggal Dunia

Pemilik akun Instagram @anandadina sendiri berada tak jauh dari sang ibu.

Namun ia tak dapat membantu ibu dan keponkannya yang terjebak banjir tersebut, lantaran tak bisa berenang.

Sehari setelah foto itu diunggah, kabar mengejutkan datang dari Nenek Nurjanna Djalil.

Dikutip dari Tribun Timur, Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Rabu (23/1/2019) sore.

Nenek Nurjanna meninggal dunia sehari setelah berupaya menyelamatkan cucunya ketika banjir menerjang Gowa, Selasa (22/1/2019).

Baca Juga : Prediksi BNPB Terkait Bencana yang Akan Terjadi di Indonesia Tahun 2019, Banjir dan Puting Beliung Masih Mendominasi

Nurfardiansyah, menantu Nurjannah Djalil bercerita, nenek Nurjanna yang merupakan mertuanya terus perpegangan di pohon saat banjir menerjang tempat tinggalnya.

"Mertua saya terus berjalan. Air rupanya terus meninggi. Melalui telepon, saya minta dia mencari pegangan ke pohon," kisah Nurfardiansyah kepada Tribun Timur, Rabu (23/1/2019) malam.

Nurfardiansyah melanjutkan, mertuanya rupanya tak mampu menahan derasnya aliran air limpasan Sungai Jeneberang tersebut.

Baca Juga : Prediksi BNPB Terkait Bencana yang Akan Terjadi di Indonesia Tahun 2019, Banjir dan Puting Beliung Masih Mendominasi

Nenek Nurjannah bahkan sempat terseret arus air bersama cucu, sebelum akhirnya ditolong warga sekitar yang segera meraihnya.

Setelah terendam banjir bandang karena meluapnya Sungai Jeneberang di Kelurahan Pangkabinanga, selama tiga jam, Nurjannah Djalil lalu mendapat perawatan.

"Sempat dipulangkan ke rumah, karena baik-baikmi perasaannya kemarin. Tapi tadi habis Ashar tidak enak perasaannya," terang Nurfardiansyah.

Karena kondisi fisiknya kurang bagus, Nurfardiansyah membawa ibu mertuanya tersebut berobat ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Sungguminasa, Gowa, Rabu (23/1/2019) sore.

Baca Juga : 4 Potret Penampakan Jembatan Kalu Usai Diterjang Banjir Luapan Air Terjun Lembah Lanai

Setelah hampir sejam dirawat, sang nenek menghembuskan napas terakhir.

Dikutip dari Kompas.com, Nurjannah sendiri memiliki empat orang putri masing-masing bernama Zarah Fani Alizulhijjah (29), Indah (27) dan Adinda Afiandri (25) serta Ananda Dina Alginah (23).

Nurjannah adalah sosok orangtua tunggal pascaperceraian dengan suaminya, Rauddin (72) yang kini menetap di Malang, Jawa Timur sejak putri sulungnya masih berusia 7 tahun.

Baca Juga : Video Detik-Detik Banjir Robohkan Jembatan di Padang, Sumatera Barat

Sejak saat itu Nurjannah menjadi sosok orangtua tunggal mengasuh dan banting tulang mencari nafkah demi membesarkan dan menyekolahkan keempat putrinya.

"Beliau adalah sosok orangtua kami dimana dengan segala keterbatasan tetap menyekolahkan anak-anaknya meski harus berutang kiri kanan" kata Nurfadiansyah (30) kepada Kompas.com pada Senin, (28/1/2019).

Meski harus banting tulang membesarkan dan mendidik keempat putrinya, jerih payahnya pun membuahkan hasil.

Dua orang putrinya kini telah bergelar dokter.

Baca Juga : Banjir di Gowa, Warga Pertaruhkan Nyawa Sebrangi Jembatan Bambu untuk Selamatkan Diri

Sedangkan dua anak lainnya masih berstatus mahasiswi di perguruan tinggi negeri dan swasta di Makassar.

"Saya bisa menjadi dokter karena perjuangan ibu saya yang terus memberikan semangat walau pun kami tahu bahwa biaya pendidikan yang diberikan kepada kami sebagian adalah utang," kata Zarah Fani Alizulhijjah, anak sulung korban.

Nurjannah diketahui pernah menjadi reporter TVRI Ujung Pandang sebelum akhirnya memilih untuk pulang mengabdi ke kampung halaman.

Baca Juga : Potret Dirinya Gendong Sang Cucu di Tengah Terjangan Banjir Sempat Viral, Nenek Nurjanna Akhirnya Meninggal Dunia

Hingga maut merenggut jiwanya, Nurjannah masih menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (Kabid Paud) Dinas Pendidikan Kota Palopo.(*)