Find Us On Social Media :

Jadi Anak Konglomerat Indonesia, Putri Tanjung Ngaku Hanya Diberi Uang Saku Setengah dari Teman-temannya Ketika SD

Putri Tanjung dan Chairul Tanjung

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Gridhot.ID - Putri Tanjung merupakan putri salah satu konglomerat Indonesia, Chairul Tanjung.

Sebagai anak seorang konglomerat, pasti banyak yang menyangka jika kehidupan Putri Tanjung sejak kecil sangat enak.

Namun, hal itu ditepis oleh Putri Tanjung sendiri.

Baca Juga : Begini Ekspresi Nathania Purnama yang Jadi Sorotan Saat Makan Bersama Keluarga Ahok

Dalam sebuah wawancaranya bersama Raffi Ahmad, Putri Tanjung mengaku jika ayahnya mendidiknya dengan cara disipilin sejak kecil.

Bahkan, ia mengaku jika ayahnya hanya memberikan jumlah uang saku setengah dari uang saku teman-temannya ketika SD.

Sehingga jika Putri Tanjung menginginkan sesuatu, ia pun harus berusaha sendiri untuk mendapatkan apa yang diinginkannya itu.

Baca Juga : Nyangkut di Tumpukan Sampah, Bocah Perempuan yang Hilang Sejak 14 Januari Lalu Akhirnya Ditemukan dalam Kondisi Tubuh Tak Utuh Lagi

Hal itulah yang kemudian mendorong Putri Tanjung atau yang disapa Uti oleh Raffi Ahmad untuk menjadi seorang entrepeneur.

Sejak kecil, Putri Tanjung mengaku sudah latihan berjualan.

Usaha pertama yang ia lakukan adalah berjualan pembatas buku yang ia jual kepada orangtuanya sendiri.

Baca Juga : Nyangkut di Tumpukan Sampah, Bocah Perempuan yang Hilang Sejak 14 Januari Lalu Akhirnya Ditemukan dalam Kondisi Tubuh Tak Utuh Lagi

Dan kini, di usianya yang baru menginjak 22 tahun, Putri Tanjung sudah memiliki perusahaan sendiri.

Namun, ketika ditanya tentang keinginannya untuk meneruskan perusahaan sang ayah, Putri Tanjung justru memberikan jawaban tak terduga.

Ia memiliki keinginan yang kuat untuk mengembangkan perusahaannya sendiri.

Baca Juga : Bukan Raja Arab atau Ratu Inggris, Ternyata Inilah Sosok Pemimpin Dunia yang Membuat Donald Trump Takluk Saat Berhadapan dengannya

Bahkan, anak pemilik Trans TV dan Trans7 itu ingin agar perusahaannya kelak dapat menyaingi perusahaan ayahnya.

"Gue punya ambisi adalah pertama gue nggak masuk sama sekali.

Dan yang kedua adalah gue meau menjadi yang lebih hebat daripada bokap gue" katanya dengan tegas.

(*)