Kesaksian Warga Pendobrak Ruko Berisi 193 WN Bangladesh yang Disekap: Ini Manusia, Bukan Hewan

Sabtu, 09 Februari 2019 | 06:30
TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA

Dobrak Paksa Ruko yang Berisik, Warga Kaget Dapati 193 WN Bangladesh Disekap Tak Manusiawi

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID -Sebanyak 193 warga negara negara Bangladesh ditemukan disekap di salah satu ruko di Jalan Pantai Barat, Medan, Sumatera Utara, Selasa (6/2/2019).

193 warga negara Bangladesh itu ditemukan secara tak sengaja oleh warga usai mendobrak pintu ruko.

Mirisnya, 193 warga negara Bangladesh tersebut ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan.

Baca Juga : Digiring dengan Kondisi Tangan Terikat Hingga Disekap Tanpa Busana Pada Suhu Dingin, Berikut 4 Rentetan Kekejaman KKB terhadap Pekerja di Nduga

Dikutip dari Kompas, warga berhasil menyelamatkan mereka usai masyarakat mendengar suara gaduh serta teriakan minta tolong dari dalam ruko tersebut.

“Awalnya ada ribut-ribut, lalu dilaporkan ke kami,” kata Kepala Lingkungan setempat, Bebi Anisa.

Bebi mengatakan, setelah mendengar teriakan itu, warga berupaya membuka ruko. Namun, dua penjaga ruko sempat berusaha menghalangi.

Baca Juga : Disekap KKB di Puncak Kabo yang Bersuhu Dingin, Pekerja PT Istaka Karya Ditelanjangi dan Tak Diberi Alas Kaki

Warga tetap berusaha masuk ke dalam ruko.

Di dalam ruko, warga menemukan ratusan warga Bangladesh.

Beberapa orang terlihat sudah lemas.

“Kami bilang nggak bisa begitu, ini manusia bukan hewan. Saat ruko dibuka, kita temukan 193 WN Bangladesh, beberapa di antaranya dalam kondisi lemas," ujar Bebi.

Baca Juga : Sebelum Dieksekusi di Puncak Kabo, Seluruh Karyawan yang Disekap Disiksa dan Diminta Mengaku sebagai Anggota TNI

Hingga akhirnya rumah pertokoan (Ruko) di kawasan Kampung Lalang, Jalan Pantai Barat, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia, Sumatera Utara, itu terpaksa didobrak oleh warga, Selasa (5/2/2019) malam.

Bebi mengatakan, warga dan petugas kepolisian yang berada di lokasi sempat menanyakan dokumen keimigrasian ratusan warga Bangladesh tersebut kepada pengawas ruko.

Namun, dia tidak dapat menunjukan dokumen keimigrasian dan perizinan penyalur tenaga kerja.

Baca Juga : Tindakan Pengecut Pimpinan KKB Egianus Kogeya, Pernah Sekap Belasan Guru SD SMP dan Petugas Puskesmas

"Jadi awalnya anak-anak muda yang nongkrong di depan kede. Curiga Kok ada suara ribut-ribut di dalam ruko itu. Selama ini tidak ada suara," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Karena curiga, sambung Eva, dilihat anak-anak muda di sini ke ruko tersebut.

"Kok rame kali orang. Penjaganya marah. Jadi anak-anak muda di sini lapor ke Kepling. Setelah melapor, jadi sama warga didobrak paksa. Begitu keluar kami lihat banyak orang, yang mana sebagian lemas. Warga di sini memberikan minuman kepada mereka," ucapnya.

Alhasil, warga berhasil mendobrak pintu besi ruko, betapa terkejutnya masyarakat sekitar ternyata ada ratusan warga imigran yang berasal dari Bangladesh.

TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA
TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA

Di balik pintu ruko berukuran tiga meter, warga kaget dapati 193 WN Bangladesh disekap tak manusiawi.

Dikutip Gridhot.ID dari Tribun Medan, diduga para imigran Bangladesh ini sudah berbulan-bulan berada di dalam rumah pertokoan berlantai dua tersebut.

Baca Juga : Niat Baik Mau Periksa Jentik Nyamuk, Petugas Jumantik Malah Babak Belur Digebuki Seorang Warga

Pantauan Tribun Medan di lokasi kejadian, ruko berlantai dua dengan cat tembok berwarna putih, dalam keadaan tertutup rapat.

Bagian kaca jendela di lantai dua, dalam keadaan pecah. Pintu luar di lantai dua juga terlihat rusak.

Sementara pintu utama ruko yang kurang lebih berukuran tiga meter tersebut dalam keadaan digembok.

Baca Juga : Catatan Perang Korea (1) : Warga Korea Selatan Hidup Nelangsa Gunakan Tinja Manusia untuk Pupuk Tanaman

Informasi sebelumnya yang berhasil dihimpun, beberapa warga di sana terlihat memberikan makanan lantaran para imigran dalam kondisi kelaparan.

Usai mendapati kondisi seratusan warga negara asing tersebut, masyarakat sekitar pun menghubungi pihak kepolisian Polsek terdekat.

TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA
TRIBUN MEDAN/M FADLI TARADIFA

Ruko tempat penyekapan WN Bangladesh di Medan.

Oleh petugas, seratusan imigran tersebut diboyong ke Mapolrestabes Medan untuk pendataan, Rabu (6/2/2019) dini hari.

Usai melakukan pendataan, Petugas Kepolisian Polrestabes Medan memberi makanan dan minuman pada imigran Bangladesh tersebut.

"Delicious, Delicious," ucap mereka seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian.

Baca Juga : Terjadi Ledakan Populasi Plankton Beracun di Ambon, Warga Diimbau Tidak Makan Ikan

"Kami berharap agar pemerintah Indonesia memberikan kami bantuan untuk pulang ke negara asalnya, Bangladesh" ujar Mahbub.

Pantauan Tribun Medan di lokasi, ratusan warga Bangladesh ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki.

Masing-masing warga Bangladesh tersebut membawa tas yang hanya berisi pakaian.

Baca Juga : Buntut dari Fenomena Warga Aceh Berbondong-bondong Buat Paspor, Harga Tiket Pesawat Akhirnya Diturunkan

Salah seorang Imigran bernama Mahbub (39) mengaku, awalnya tidak ada tujuan ke Indonesia karena semua mau kerja Ke Malaysia.

"Untuk usia 20 tahun ke atas. Dari Bangladesh kami satu kapal 27 orang. Semua ada grup. Kami sudah tiga bulan di Indonesia dikurung oleh agen. Kami mau pergi ke Malaysia tapi diturunkan ke Indonesia," ujarnya.

Sambung Mahbub, teman sependeritaannya beragam ada yang sudah 20 hari di ruko tersebut, ada yang 3 bulan. Ada yang satu bulan.

"Kami semua punya paspor. Tapi semua ditahan termasuk alat komunikasi. Semua kami dioper-oper. Tujuan awal kami kan ke Malaysia, namun dibawa pakai kapal masuk ke Bali," kata Mahbub.

Baca Juga : Tewaskan 7 Warga Akibat Sengatannya, Tawon Vespa yang Mematikan Hantui Warga Klaten

Masih dikatakan Mahbub saat ditemui Tribun Medan di Mapolrestabes Medan pada Rabu (6/2/2019) dini hari.

Pria yang menggunakan baju batik berwarna biru bercorak silver ini kembali menceritakan tentang perjalanannya dari Bali menuju ke Medan.

"Berangkat kami dari sana (Bangladesh), dibawa agen kami ke Bali. Dari Bali empat hari empat malam kami naik bus dan di bawa ke sini (Medan)," jelasnya.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, medan.tribunnews.com