Find Us On Social Media :

Menyoal Pengusaha Tekstil Dimutilasi di Malaysia, Korban Kesana Demi Menagih Utang Miliaran Rupiah

Istri Nuryanto, Meli Rahmawati (33), di rumahnya di Kampung Ciodeng, Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (11/2/2019)

Gridhot.ID - Dua orang WNI dikabarkan menjadi korban mutilasi di Malaysia.

Korban bernama Nuryanto (37) asal Baleendah, Kabupaten Bandung.

Mengutip Tribun Jabar, Senin (11/2) Nuryanto sendiri pergi ke Malaysia dengan tujuan bisnis.

Ia pamit kepada istrinya, Meli Rahmawati (33) untuk kesana demi menagih utang yang mencapai miliaran rupiah.

Baca Juga : Lagi, Menolak Ditilang Seorang Remaja Nekat Ajak Ribut Petugas Kepolisian

"Iya mau ngambil uang (penagihan). Dia bilang di Malaysia sudah numpuk, masih besar sekitar Rp 2 miliar, yang belum tertagih. Saya enggak tahu itu dari berapa orang pengusaha di sana," ujar Meli ketika ditemui di kediamannya Kampung Ciodeng, Desa Bojong Malaka.

Meli mengkisahkan jika suaminya itu sudah terlihat agak tertekan empat bulan lalu karena banyak pengusaha yang macet pembayarannya.

Sementara Nuryanto terus ditagih oleh pihak pabrik.

"Masalah mah ada, banyak yang mararacet di luar, sementara ke pabrik harus lancar. Aa bilang, 'Mi barang di sini (Malaysia) masih banyak sekitar Rp 2 miliar. Kalau barang yang sudah laku Rp 7 miliar'," ujarnya.

Baca Juga : Reaksi Orang Tua Murid SMP yang Ajak Duel Gurunya : Kedepan Saya Akan Membimbing Anak Saya Sepenuh Hati

Nuryanto rela jauh-jauh ke Malaysia untuk memastikan pembayaran dari rekan bisnisnya di sana.

Hal ini lantaran Nuryanto juga sudah ditagih oleh pihak pabrik serta pemilik barang dimana dagangan mereka dijualkan Nuryanto ke Malaysia.

"Katanya ke Malaysia mau ketemu temannya namanya Muhammad Jimmy," kata Meli.

Sebelumnya tersiar kabar dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan tewas dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia.

Potongan tubuh keduanya ditemukan tersebar di TKP.

Pihak berwajib Malaysia menyatakan jika pembunuhan terjadi pada 29 Januari 2019.

Baca Juga : Dikira Maling, Remaja Diamuk Warga Hingga Lengan Kirinya Putus

Nuryanto sendiri berangkat ke Malaysia pada 17 Januari 2019.

Seharusnya ia kembali ke Tanah Air pada 23 Januari 2019.

Akan tetapi pada 22 Januari 2019 ponselnya tak aktif dan tidak bisa dihubungi.

Nyatanya ia dibunuh dan dimutilasi bahkan ketika mayatnya ditemukan sudah dalam keadaan membusuk.

Memang ada benarnya cakap PM Mahathir beberapa waktu lalu jika banyak warga Malaysia tidak amanah dan tak malu jika terlambat bayar utang.

"Walau apapun alasan yang diberi, hakikatnya kita tidak bayar hutang. Bagi kita ini perkarakecil. Tetapi bagi bangsa kita, ia memburukkan kepercayaan kepada kita. Orang tidak sukabagi pinjaman kepada kita."

"Maka bermasalahlah peniaga Melayu, sukar untuk meminjam modal. Maka marahlah kita kepada bank. Janganlah aniaya kita kerana orang lain yang lokek (buruk). Tetapi kita sudah terkenal sebagai bangsa yang lokek."

"Maka terpalitlah juga kita kerana bangsa kita tidak dipercayai," beber PM Mahathir dalam pidato ulang tahun Parti Pribumi Bersatu Malaysia (BERSATU) pada September 2018 lalu. (*)