Find Us On Social Media :

Jauh dari Kesan Romantis, Sejarah Kemunculan Hari Valentine Berawal dari Eksekusi Pancung

Jauh dari kesan romantis, sejarah kemunculan hari Valentine bermula dari hukum pancung.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Menjelang hari kasih sayang yang dirayakan pada tanggal 14 Februari, seluruh sudut pertokoan banyak dihiasi ornamen berlambang hati dengan warna pink.

Tidak hanya itu, rasanya semua coklat, bunga, dan boneka juga memenuhi pajangan di rak-rak supermarket.

Tradisi valentine biasanya memang lekat dengan tiga barang tersebut, coklat, bunga dan boneka.

Baca Juga : Anak Semata Wayangnya Tewas Dianiaya Senior di Kampus ATKP Makassar, Ayah Aldama Putra: Nasi Satu Rice Cooker Dicekokkan dalam Mulut Taruna

Seolah ingin memancarkan kebahagiaan, hari Valentine bahkan disambut dengan libur nasional di negara seperti Korea Selatan.

Namun alih-alih berawal dari keromantisan, rupanya sejarah lahirnya hari Valentine bermula dari sebuah eksekusi mati.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari National Geographic Indonesia.

Baca Juga : Madame Claude, Muncikari Kelas Dunia, Pelanggan : Bisnis Pelacuran yang Dijalankannya Terbaik Sepanjang Sejarah

Rupanya lahirnya hari kasih sayang dipelopori oleh legenda Santo Valentine.

Santo Valentine adalah seorang pendeta dari Roma.

Naas, ia dipukuli dan berakhir dipancung pada 14 Februari 278 Masehi.

Bentuk eksekusi ini merupakan buah hukuman karena Valentine dianggap menentang kebijakan Kaisar Claudius II.

Baca Juga : Elizabeth Báthory, Wanita Paling Kejam Sepanjang Sejarah, Bunuh 600 Lebih Perawan!

Claudius II dikenal sebagai Claudius si Kejam setelah membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah.

Untuk bisa selalu menang di peperangan, sang kaisar harus mewujudkan tentara yang kuat.

Namun, hal ini sulit diwujudkan.

Baca Juga : Siap-Siap, 2019 Akan Jadi Tahun Terpanas Dalam Sejarah Manusia!

Menurut sang kaisar, bala tentaranya enggan pergi ke medan tempur karena terikat pada istri atau kekasih mereka.

Untuk mengatasinya, Claudius II melarang semua bentuk pernikahan dan pertunangan di Roma.

Valentine sebagai pendeta, menentang kebijakan ini dan secara diam-diam menikahkan pasangan muda.

Saat tindakan ini ketahuan, Valentine ditahan dan dihukum dipukuli hingga mati dan dipancung.

Baca Juga : Indonesia Kuasai Saham Freeport, Presiden Jokowi : Hari Ini Adalah Momen yang Bersejarah

Hukuman ini terjadi pada 14 Februari pada atau sekitar tahun 270-an Masehi.

Legenda yang beredar menyebut, saat di penjara, Valentine meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya.

Tertanda akhir di surat itu berbunyi, "From Your Valentine".

Baca Juga : 2019 Disebut Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Kehidupan Manusia!

Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut Santo Valentine.

Meski demikian, identitas asli dan kenyataan dari legenda Valentine masih dianggap belum jelas.

Menurut Ensiklopedia Katolik, paling tidak ada tiga Saint Valentine dan kesemuanya martir.

Satu pendeta berasal dari Roma, yang kedua adalah uskup dari Interamna (sekarang Terni, Italia), dan yang ketiga Santo Valentine martir dari provinsi Roma di Afrika.

Baca Juga : 2019 Disebut Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Kehidupan Manusia!

Legenda ini juga mengaburkan tanggal kematian Santo Valentine dengan Festival Lupercalia–sebuah festival merayakan cinta dan kasih sayang.

Dalam festival ini, nama-nama perempuan muda ditempatkan dalam sebuah kotak dan kemudian diundi oleh pria-pria.

Tetapi pada 496 Masehi, Paus Gelasius memutuskan untuk menghentikan festival tersebut.

Baca Juga : Pengasuh Bayi Ini Ternyata Pembunuh Sadis yang Tercatat Dalam Sejarah

Sebagai gantinya, ia mendeklarasikan 14 Februari sebagai hari Santo Valentine.

Hari ini lekat dengan perayaan kasih sayang yang ditandai dengan pemberian coklat atau bunga.

Tradisi perayaan hari valentine pun terus dilakukan di sejumlah negara hingga kini.

Namun demikian, ada pula legenda yang menyebut awal sejarah perayaan hari Valentine dimulai di awal tahun masehi, saat Kerajaan Roma baru saja berkuasa.

Baca Juga : Madame Claude, Muncikari Kelas Dunia, Pelanggan : Bisnis Pelacuran yang Dijalankannya Terbaik Sepanjang Sejarah

Dikutip dari Grid, pada masa itu, bangsa Roma memiliki festival Lupercalia, yang dirayakan setiap 13-15 Februari.

Mengutip History.com, Lupercalia sendiri adalah festival pagan kuno untuk meminta kesuburan, yang penuh akan darah dan kekerasan.

Pada saat itu, para pria Roma mengorbankan hewan, seperti kambing dan anjing untuk para dewa.

Baca Juga : Elizabeth Báthory, Wanita Paling Kejam Sepanjang Sejarah, Bunuh 600 Lebih Perawan!

Setelah mengorbankan hewan-hewan, para pria Roma mencambuk para wanitanya dengan cambuk yang terbuat dari kulit hewan yang dikurbankan tadi.

Seorang sejarawan dari Universitas Colorado, Noel Lenski, mengatakan bahwa para wanita Roma saat itu bahkan mengantri untuk dicambuk.(*)