Gridhot.ID - Media Sosial di Tanah Air dihebohkan dengan pemberitaan seorang suami yang belah perut hamil istrinya untuk mengambil janinnya.
Peristiwa sadis ini terjadi di Kelurahan Tanjung Jaya, Kota Bengkulu, pada Kamis (21/2), sekitar pukul 14.00 WIB.
Mengutip Gridhot dan Kompas.com serta Instagram @makassar_iinfo, Jumat (22/2) pelaku Romi Septiawan (30) sengaja membunuh istrinya, Erni Susanti (31).
Penyebabnya ialah Romi gelap mata karena Erni tak memberitahu kode ponselnya kepada Romi.
Baca Juga : Pengakuan Romi Usai Membelah Perut Bunting Istrinya : Tunggu Saya Dulu, Biar Saya Ngomel Sedikit
"Kami ribut sudah ada 4 bulanan, masalah pertamanya itu HP."
"HP dia seperti menyimpan pakai kode."
"Lalu saya bilang 'apa? jujur aja'."
"Dia terus jawab 'gak ada apa-apa', tapi dia malah ngotot terus," ungkap Romi.
Baca Juga : Kondisi Terkini Janin Erni Usai Romi Membelah Perut Hamil Istrinya Itu
Romi yang marah lantas mengambil parang pinjaman dari tetangganya untuk menebas leher Erni.
Setelah itu ia membelah perut hamil Erni untuk mengambil janin buah hati keduanya.
Selesai mengambil paksa janin tersebut, Romi berlari keluar rumah.
Dalam keadaan berlumuran darah, Romi berlari sembari membawa janin bayi untuk meminta pertolongan kepada tetangga dan kakaknya.
Romi pun sempat memberikan janin bayi yang ia ambil paksa kepada kakaknya.
Baca Juga : Ini Permintaan Terakhir Erni Kepada Romi Sebelum Suaminya Itu Membelah Perut Hamilnya
"Kak tolong kak, aku motong Erni kak, tolong," teriak Romi.
Beruntung nyawa janin bayi dapat diselamatkan.
Warga yang mengetahui hal ini langsung melapor ke Polsek Teluk Segara.
Polisi segera datang dan mengamankan Romi yang hampir saja diamuk massa.
"Untuk penyebab meninggalnya kami belum tahu, saat ini sedang dilakukan penyidikan oleh pihak Polres Bengkulu," ucap Kapolsek Teluk Segara Kompol Jauhari seperti dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu Romi yang sudah dibekuk polisi mengakui segala perbuatan sadisnya.
"Susah ngomongnya om. Pas saya ajak obrol baik-baik, dia malah ninggalin ke kamar.
"Biar saya ngomel dikit, (tapi) dia langsung ninggalin."
"Kadang dia malah balik marah, itulah puncaknya," aku Romi di kantor polisi. (*)