Find Us On Social Media :

Fenomena Tragis Akibat Perang, Bocah Perempuan 9 Tahun Dipaksa Menikah dengan Pria Paruh Baya

Akibat Perang, Bocah Perempuan 9 Tahun Dipaksa Menikah dengan Pria Paruh Baya

Gridhot.ID - Sudah menjadi trah hidup manusia jika perang akan ada sampai menjelang kiamat tiba.

Namun sebagai sesama makhluk Tuhan, manusia memang sebisa mungkin menghindari peperangan.

Mengutip oxfam.ca, Rabu (6/3) negara Yaman kini sedang dilanda peperangan dengan Koalisi pimpinan Arab Saudi.

Koalisi Arab Saudi menggempur milisi Houthi yang mereka anggap sebagai ancaman bagi negaranya.

Baca Juga : Setel Video Porno Saat Mengajar di Kelas, Oknum Guru Malah Cengar-Cengir, Siswi : Oh My God Bapak Jangan Gitu!

Namun dibalik hingar-bingar desingan peluru ada fenomena tragis yang mengakibatkan krisis bagi masyarakat Yaman.

Bahkan sampai menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia tak terkecuali pernikahan.

Sebut saja seorang gadis perempuan bernama Hanan (9) yang menjadi 'korban' akibat peperangan di negaranya.

Hanan dipaksa menikah dengan pria paruh baya yang usianya tak terpaut jauh dari ayahnya sendiri.

Baca Juga : 5 Fakta Pernikahan Dini di Parepare, Kedua Pengantin Sempat Minggat dari rumah Karena Dilarang Nikah

Masa kanak-kanak dan sekolahnya direnggut lantaran keluarga Hanan kesulitan ekonomi karena peperangan yang tak kunjung usai.

"Ibu mertua saya terus memukuli saya, dan saya melarikan diri kembali ke rumah ayah saya," kata Hanan.

Namun ketika Hanan sampai di rumah keluarganya, ia malah dipukuli.

"Ayah memukuli saya lagi karena melarikan diri. Saya tidak ingin menikah. Saya hanya ingin kembali ke sekolah," beber Hanan.

Wajar Hanan berkeluh kesah seperti itu. Setelah dinikahi ia dijadikan layaknya pembantu rumah tangga daripada seorang istri oleh keluarga mertuanya.

Baca Juga : Baru Sebulan Nikahi Janda, Seorang Ayah Diduga Tega Menyembelih Anak Tirinya yang Masih Balita

Rupanya bukan Hanan saja yang mengalami nasib dipaksa nikah.

Orang tua Hanan juga menikahkan saudara perempuannya yang berusia tiga tahun, mengatakan bahwa mereka tahu menikahkan anak perempuan mereka pada usia muda itu salah.

Tetapi mereka merasa tidak punya pilihan karena mahar pernikahan dapat menjamin keberlangsungan hidup keluarga pengantin wanita.

Direktur Oxfam Yaman, Muhsin Siddiquey mengatakan: "Ketika perang ini berlangsung, cara orang beragam untuk mengatasi kelaparan yang mendera."

"Mereka terpaksa mengambil langkah-langkah yang merusak kehidupan anak-anak mereka sekarang dan selama beberapa dekade mendatang. Ini adalah akibat langsung dari bencana kemanusiaan buatan manusia yang disebabkan oleh konflik bersenjata. Komunitas internasional perlu melakukan segala daya untuk mengakhiri pertempuran dan memastikan orang memiliki makanan, air dan obat-obatan yang sangat mereka butuhkan."

Entah sampai kapan perang di Yaman akan berlangsung, semoga cepat berakhir. (Seto Aji/Gridhot.ID)