Jadi Satu-satunya Warga Jepang yang Lolos dari Tragedi Tenggelamnya Kapal Titanic, Pria Ini Malah Hidup dengan Julukan 'Pengecut'

Jumat, 08 Maret 2019 | 19:30

Masabumi Hosono, orang Jepang yang menjadi korban selamat kecelakaan Titanic | (the vintage news

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Gridhot.ID - Tentu kalian sudah pernah mendengar tentang cerita di balik karamnya kapal Titanic.

Titanic adalah sebuah kapal penumpang Brtiania Raya yang tenggelam di Samudera Atlantik Utara pada 15 April 1912.

Kapal itu karam setelah menabrak sebuah gunung es menuju pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City.

Tenggelamnya kapal Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1,514 orang.

Baca Juga : Detik-detik Mencekam Saat Kapal Pesiar Miring Terhantam Badai di Laut, Penumpang Panik hingga Benda-benda Berjatuhan ke Lantai

Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia.

Termasuk lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara.

Banyak korban selamat yang kehilangan seluruh harta kekayaan dan menjadi miskin.

Salah satu korban selamat itu tak lain adalah seseorang berkebangsaan Jepang yang bernama Masabumi Hosono.

Baca Juga : Niatnya Intai Hewan Liar, Kamera Malah Menangkap Sosok Hantu Anak Kecil

Dilansirdari laman The Vintage News, Masabumi Hosono merupakan satu-satunya penduduk Jepang yang selamat dalam tragedi karamnya kapal Titanic.

Tapi ia justru mendapatkan julukan pengecut selepas tragedi maritim terbesar sepanjang sejarah itu.

Sebelumnya ia adalah seorang karyawan di Kementrian Perhubungan Jepang.

Masabumi Hosono baru saja menyelesaikan perjalanan kerja ke Rusia saat itu.

Baca Juga : Akhir Kisah 2 Laki-laki yang Kumpul Kebo dengan Seorang Wanita di Rumah Kontrakan, Salah Satunya Tewas Dimutilasi

Di sana ia mempelajari tentang pengoperasian kereta api di negara tersebut.

Lalu, ia memesan tiket kelas dua di atas kapal impian itu.

Masabumi Hosono datang ke Inggris setelah penugasannya di Rusia.

Untuk perjalanannya kembali ke rumah, ia menaiki kapal Titanic di Southampton.

Baca Juga : Meski Sama-sama Tajir Melintir, Lihat Beda Selera Haji Isam dan Suami Syahrini, Reino Barack dalam Hal Koleksi Mobil

Pada malam tragedi maritim itu terjadi, Hosono sudah tertidur.

Sebuah ketukan keras di pintu kabin membangunkan Hasono dari tidurnya.

Dan ia dengan cepat bergegas keluar dari ruangannya.

Awak kapal menginstruksikan Hosono sebagai orang asing untuk pindah ke dek bawah kapal yang agak jauh dari sekoci.

Baca Juga : Saking Tajirnya, Haji Isam, Pria yang Sempat Dikabarkan Dekat dengan Syahrini, Punya Mobil Amfibi yang Hanya Diproduksi Satu di Dunia

Pengalaman Hosono tentang tenggelamnya kapal yang menakutkan ia tuangkan ke dalam sebuah surat.

Surat itu khusus ia tulis untuk istrinya.

Beberapa bagian sudah diterbitkan oleh Encyclopedia-Titanica.org.

Dalam surat itu, Hosono menuliskan bahwa ia sudah mempersiapkan mental untuk mengambil nafas terakhir.

Baca Juga : Fenomena Tragis Akibat Perang, Bocah Perempuan 9 Tahun Dipaksa Menikah dengan Pria Paruh Baya

Hosono berharap tidak meninggalkan sesuatu yang memalukan sebagai orang Jepang.

Pada titik tertentu, salah satu petugas yang ditugaskan untuk membuat sekoci berteriak bahwa masih ada ruang untuk dua orang lagi.

Tepat di depan mata Hosono, seorang pria berbegas melompat ke dalam perahu.

Dan saat itulah, Hosono juga turut mengambil kesempatan.

Baca Juga : Tak Hanya Cantik dan Berbakat, 4 Artis Indonesia Ini Lulusan Kampus Bergengsi Dunia

Bersama dengan sisa orang yang selamat, Hosono tiba di New York.

Berkat bantuan teman-temannya, akhirnya Hosono bisa kembali ke tanah kelahirannya di Jepang.

Nama Masabumi Hosono akhirnya juga muncul dalam sebuah surat kabar dengan sebutan "Lucky Japanese Boy".

Ia juga menjadi salah satu orang yang paling dicari saat itu.

Baca Juga : Pak Gurunya Salah Putar Film Porno di Dalam Kelas, Murid-murid Kompak Berteriak: Aduh Bapak!

Namanya kerap muncul di dalam surat kabar.

Hal ini membuatnya menjadi tenar seketika.

Namun ketenaran itu tak bertahan lama setelah Hosono mendapat teguran dari Amerika Serikat.

Archibald Gracie yang merupakan seorang penumpang kelas satu menyebutnya sebagai penumpang gelap.

Baca Juga : 5 Fakta Pernikahan Dini di Parepare, Kedua Pengantin Sempat Minggat dari rumah Karena Dilarang Nikah

Surat Kabar Jepang mulai mengkritik Hosono secara terbuka dan menyalahkan perbuatannya.

Setelah itu, Hosono dipecat dari jabatannya di kementrian.

Namun pada akhirnya ia kembali pada pekerjaannya karena dinilai sebagai karyawan yang sangat terampil.

Masabumi Hosono terus bekerja di kementrian itu sampai ia meninggal pada tahun 1939.

Baca Juga : Info Lowongan Polri untuk Akpol, Bintara dan Tamtama, Berikut Tahapan Seleksinya!

Namun tetap saja, kata pengecut itu masih terus membayangi pihak keluarga dan menjadi aib yang tidak bisa terlupakan. (*)

Tag

Editor : Septiyanti Dwi Cahyani

Sumber The Vintage News