Find Us On Social Media :

5 Fakta Sosok Katimun, Pria Penyebar Ajaran 'Kiamat Sudah Dekat' yang Buat Warga Ponorogo Berduyun-duyun Pindah ke Malang

5 Fakta di balik sosok Katimun, penyebar ajaran 'Kiamat Sudah Dekat' pada warga desa Watu Bonang Ponorogo

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo geger setelah mendengar isu kiamat akan datang di desa mereka.

Sebanyak 52 warga desa mendadak mengungsi ke sebuah tempat di Malang usai mendengar isu kiamat sudah dekat.

Dilansir Gridhot.ID dari TribunJatim.com Kamis (14/3/2019), ternyata kepindahan mendadak warga Watu Bonang dipicu ajaran bahwa kiamat sudah dekat yang akan menghampiri wilayah mereka.

Baca Juga : Deratan Fakta Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines: 1 WNI Jadi Korban hingga Larangan Boeing 737 Max Beroperasi

Yang tak kalah menggegerkan, sebelum mereka bedhol desa, 52 warga ini menjual seluruh harta beserta rumahnya dengan harga murah meriah.

Ternyata dibalik peristiwa itu, ada sosok yang telah menyebarkan isu kiamat palsu tersebut.

Dia adalah Katimun, warga setempat yang akhir-akhir ini rumahnya menjadi tempat berkumpul warga yang takut kiamat.

Baca Juga : 5 Fakta Zul Zivilia Tertangkap Karena Narkoba Diancam Hukuman Mati

Identitas Katimun itu disampaikan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni kepada wartawan.

Setelah diketahui siapa dalang dibalik peristiwa ini, Bupati Ponorogo pun buka suara siapa sebenarnya sosok Katimun ini.

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com Kamis (14/3/2019), inilah fakta - fakta di balik sosok sang penyebar isu kiamat ini.

1. Sosok Katimun

Katimun adalah juga seorang warga desa Watu Bonang yang menyebarkan isu kiamat karena diduga telah terpengaruh ajaran sesat.

Baca Juga : 1000 Tahun Berlalu, Berikut Fakta-fakta Tersembunyi tentang Kapal Titanic: Diduga Tenggelam karena Bulan Purnama

Ipong menuturkan, sekitar dua bulan lalu, usai pulang menimba ilmu di Malang, Katimun mendatangi rumah ke rumah, mempengaruhi warga dan menyebarkan ajarannya.

Kepada warga, Katimun menyampaikan bahwa kiamat sudah dekat.

"Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu Bonang itu, warga kami, namanya Katimun," kata Ipong Muchlissoni saat, Rabu (13/3/2019).

Baca Juga : Iwet Ramadhan Blak-blakan Bongkar Fakta Status Hubungan Luna Maya dengan Faisal Nasimuddin

Namun sampai saat ini Bupati Ponorogo masih belum membeberkan identitas lengkap sosok ini.

2. Ajaran yang disebarkan Katimun

Dalam ajarannya, sebelum warga pindah Katimun menyuruh agar warga menjual aset barang berharga dan rumahnya sebelum kiamat terjadi.

Hal itu dipercaya supaya warga mempunyai bekal untuk menuju ke akhirat.

Akhirnya beberapa warga menjual rumahnya dengan harga Rp 20 juta dan ternak mereka dihargai Rp 8 juta.

Baca Juga : Sempat Dikabarkan Dekat dengan Syahrini, Berikut 5 Fakta Haji Isam, Crazy Rich Kalsel yang Luas Rumahnya Sekecamatan

Selain itu warga diharuskan membeli sebuah pedang dengan harga Rp 1 juta untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan besok akan terjadi huru hara.

"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok.

Jamaah harus salat lima waktu di masjid," kata Ipong Muchlissoni saat, Rabu (13/3/2019).

Baca Juga : 5 Fakta Pernikahan Dini di Parepare, Kedua Pengantin Sempat Minggat dari rumah Karena Dilarang Nikah

3. Kasus Katimun Sempat Viral di Media Sosial

Kabar 52 warga Ponorogo mengungsi ke Malang menjadi viral setelah sebuah akun atas nama Rizki Ahmad Ridho mengunggah informasi itu di akun Facebook Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP).

Sejak di-posting dua hari kemarin sudah dikomentari 1.405 netizen dan disukai 1.014 netizen.

Unggahan Rizki tersebut adalah, "kepoinfo seng omahe watu bonang enek ora jarene lemah' pdo.di dol.gek pindah neg malang kae kronologine pie..Seng 2 krngu" jarene kenek doktrin seng kiamat disek dwe daerah kno gek jarene neh kui gae jaket MUSA AS..kui aliran opo lurrr.samarku mbat brawek neg daerah" lio..Ngnu wae..mergo rdok nyamari babakan ngne kie wedi ko mbat di gae edan lak io.jembuk.

(#kepoinfo yang rumahnya di Watu Bonang ada apa tidak. Infonya tanah-tanah dijual lalu pada pindah ke Malang. Terus bagaimana kronologinya. Yang kedua, dengar-dengar katanya kena doktrin bahwa kiamat pertama kali akan datang di situ. Lalu katanya lagi ada yang memakai jaket MUSA AS. Itu aliran apa ya saudara, khawatirku merembet ke daerah lain. Gitu aja. Soalnya agak membahayakan masalah seperti ini. Takutnya malah membuat orang gila),".

Baca Juga : 4 Fakta Rakha Stevhira, Hafiz Al-Quran Keponakan Kebanggan Syahrini yang Mulai Beranjak Dewasa

4. Katimun mengosongkan rumahnya selama dua bulan

Rumah Katimun, tokoh yang mengajak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, pindah ke Kabupaten Malang karena isu kiamat, sepi, Rabu (13/3/2019).

Rumah itu diketahui sudah tidak berpenghuni sejak dua bulan lalu.

Pantuan Kompas.com, pintu rumah Katimun terkunci rapat.

Baca Juga : Fakta Baru! Jenazah Jurnalis Jamal Khashoggi Diduga Dioven untuk Hilangkan Jejak Pembunuhan

Bahkan bagian depan rumah dipagar dengan jaring plastik melingkar.

"Setelah Katimun pindah ke Malang, aktivitas pengikutnya tidak ada lagi. Mushala yang dahulu ramai jemaahnya juga sepi. Sekarang sepi seperti kuburan," ujar Kepala Desa Watu Bonang Bowo Susetyo kepada Kompas.com, Rabu malam.

Bowo mengatakan, tidak mengetahui persis proses 52 warga Watu Bonang hijrah ke Malang. Dia hanya mengetahui bahwa Katimun hijrah ke Malang dua bulan lalu.

5. Warga yang terdoktrin ajaran Katimun mengungsi secara diam - diam

Bowo Susetyo mengaku kaget dan tak tahu-menahu ada 52 warganya pindah ke Malang.

Baca Juga : Pemburu Tak Sengaja Tangkap Gambar Sosok Anak Kecil Lewat Kamera, Saat Ditanyakan Pada Warga Terungkap Fakta Tak Terduga

Dia hanya mengetahui bahwa Katimun hijrah ke Malang dua bulan lalu. Bowo mengatakan secara administrasi 52 warga yang pindah ke Malang itu masih warga Desa Watu Bonang.

Bowo mengatakan, sejauh ini baru empat rumah yang dijual oleh warga yang termakan isu kiamat itu.

"Ketika kami konfirmasi kenapa dijual, warga mengatakan hasil penjualan itu nanti akan menjadi bekal selama mondok di Kasembon, Kabupaten Malang," kata Bowo.

Baca Juga : Polisi Bongkar Fakta Terkait Sosok Wanita Misterius yang Disebut Bersama Andi Arief di Kamar Hotel

Kasus ini pun akhirnya dilaporkan oleh Bupati Ponorogo ke MUI Jatim untuk meminta segera turun tangan atas peristiwa ini.

Dirinya juga melaporkan kasus itu ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan aparat kepolisian.

Menurut Ipong, Pemkab Ponorogo bersama ormas Islam dan MUI sudah turun ke lokasi untuk memberi pemahaman dengan berbagai cara, tetapi tidak mempan dan tembus.

"Untuk itu saat ini orang-orang lain yang belum terpengaruh kami bentengi sekarang supaya tidak melebar lebih dari 52 orang," kata Ipong.

Baca Juga : Tidak Disangka! Begini Fakta-fakta Faisal Nasimuddin Pengusaha Kaya Dari Malaysia yang Dekat dengan Luna Maya

Namun, menurut Ipong, kasus ini terkendala karena di lokasi kejadian tidak ada aktivitas keagamaan.

Selain itu, bila hendak menindak, polisi harus ke pondok pesantren langsung dan harus ada fatwa MUI dulu.(*)