Find Us On Social Media :

Dari Kanselir Jerman Hingga Presiden Turki, Sederet Pemimpin Dunia Pernah Diancam oleh Brenton Tarrant

Isi manifesto yang ditulis sang teroris dibalik teror penembakan Jamaah Masjid Al Noor di Selandia Baru

Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah" yang ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah".

Ia mengaku melakukan hal itu katerna telah terinspirasi dari Anders Breivik.

Dilansir Gridhot.ID dari AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam.

Baca Juga : Kronologi Penembakan Anggota TNI AD Letkol Dono, Masih Sempat Kejar-kejaran dengan Pelaku Selama 15 Menit hingga Warga Dengar Suara Tembakan

Dia meledakkan bom mobil di depan kantor pemerintah, dan melakukan penembakan di kamp musim panas sayap muda Partai Buruh di Pulau Utoya dan menewaskan 77 orang.

Teroris yang kini berusia 40 tahun itu mengaku dia membunuh para korban karena mereka mendukung multikulturalisme.

Tarrant dalam manifestonya mengutarakan dia adalah pria kulit putih dengan orangtua yang merupakan keturunan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

Baca Juga : Tak Mudah, Suhu Rendah dan Dataran Tinggi Jadi Kendala Pencarian 5 Korban Penembakan KKB di Papua yang Masih Hilang

"Saya hanyalah pria kulit putih biasa, dari keluarga biasa saja, yang memutuskan untuk berdiri dan memastikan keberlangsungan kaum saya," katanya.