GridHot.ID – Tahukah kamu jika ada seorang dewa judi yang berasal dari pulau Kalimantan?
Dewa judi yang diketahui bernama Paul Phua ini berasal dari Pulau Kalimantan.
Meski berasal dari Kalimantan, namun Phua bukanlah orang Indonesia melainkan Malaysia.
Phua disebut sebagai salah satu bandar taruhan terbesar di dunia, dan selama bertahun-tahun ia telah memberikan pengaruh besar pada perjudian dunia.
Melansir dari ESPN, Phua adalah sosok yang sederhana selama berkecimpung di dunia judi, ia telah mendirikan kerajaan perjudian di Hong Kong, Las Vegas, London dan Melbourne.
Awal mulanya ia hanyalah seorang pekerja kontruksi, namun ketika ia hidup dengan perjudian kecil di Kuala Lumpur ia menemukan lingkungan yang menguntungkan.
Baca Juga : Banjir Bandang Sentani, Kisah Personil TNI Selamatkan Bayi yang Nyaris Celaka di Kolong Rumah
Dikatakan ia telah menghasilkan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6 Triliun).
Awalnya ia hanyalah seorang operator jamuan makan VIP di Macau.
Dikutip GridHot.ID dari Upswing Poker, Paul Phua Wei Seng lahir pada tahun 1964 di Miri di pulau Kalimantan negara bagian Malaysia timur.
Sebagai seorang anak, ia menikmati semua olahraga dan matematika.
Baca Juga : Kisah Pengguna Jalan, Saksikan Tragedi Pilu Penembakan di Masjid Christchurch
Hingga saat dewasa, ia pindah ke Kuala Lumpur dan mulai mengerjakan konstruksi.
Namun, Phua mulai bergaul dengan penjudi Cina yang darinya dia belajar cara menetapkan taruhan pada pertandingan sepak bola.
Reputasinya tumbuh dari mulut ke mulut dan, tak lama kemudian, Phua menjadi penjudi yang cukup sukses.
Baca Juga : Kisah Driver Ojol dan Pedagang Cakwe Mengadu Nasib Diranah Politik
Kemajuan teknologi memperluas pasar taruhannya ke skala global.
Pada 2006 ia bekerja dengan Steve Wynn dan membuka Whynn Macau dan memperluas bisnis tersebut dan menjadi pemain poker.
Pada 2010, permainan judi Las Vegas mulai bergerak ke Macau, pemain seperti Tom Dwan, Phil Ivey, Chau Giang, Patrik Antonius, dan John Juanda pun pindah ke sana.
Pada 2011, pemain poker profesional lainnya telah bergabung di Macau.
Baca Juga : Video Seorang Nelayan yang 'Rebutan' Ikan Besar Oleh Seekor Buaya!
Phua juga ikut bermain pada pertandingan ini pada tahun 2012. Phua memasuki World Series of Poker 2012 sebesar 1.000.000 dolar AS (sekitar Rp15 miliar) Big One untuk satu acara Drop.
Pada 2012, Phua memenangkan Aspers 100 ribu poundsterling (sekitar Rp1,9 miliar) High Roller.
Di London setelah mengalahkan Richard Yong ia mendapatkan uang terbesarnya, sebesar sekitar Rp24 miliar.
Baca Juga : Begini Kisah Reino Barack Saat Pertama Kali Jatuh Cinta Kepada Syahrini
Selama pertandingan uang tunai di Milies Aussie 2014, Phua terlibat dalam pot senilai 991 ribu dolar AS (sekitar Rp15 milliar) melawan sesama pemain poker Macau, Lo Shing Fung.
Namun pada 2014 dirinya menjadi salah satu buruan FBI karena sepak terjangnya yang membahayakan.
Pada 5 Agustus 2014, Paul Phua berada di podium ruang sidang, saat dirinya diadili.
Baca Juga : Dikira Tewas Oleh Pelaku, Satu Murid Calon Pendeta di OKI Berhasil Lolos dari Maut
Ia diadili oleh Departemen Kehakiman karena ia, bersama tujuh orang lainnya, menjalankan perusahaan ilegal dalam taruhan Piala Dunia tahun 2014.
Tapi sama seriusnya dengan melanggar hukum game AS, kasus Phua lebih dari sekadar taruhan dalam pertandingan sepakbola.
Pasalnya aktivitas Phua merupakan indikasi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS tentang bagaimana, dan dari mana, uang mengalir ke Las Vegas dan sistem keuangan AS.
Baca Juga : Kisah Pasukan Kostrad Lakukan Serangan Kilat ke Kampung Pareh Malaysia yang Buat SAS Inggris Gelagapan
Namun, setelah penangkapan tersebut ia tidak benar-benar diadili karena FBI mengumpulkan bukti tanpa memperhatikan perlindungan konstitusi Paul Phua.
Dengan kata lain mereka tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Phua, alhasil ia berhasil membuktikan keridakbersalahannya.
Namun, dalam keterangan lain ada campur tangan pemerintah yang membuatnya bisa lolos dari jerat hukum. (*)