Find Us On Social Media :

5 Kejanggalan Kasus Kematian Akseyna yang Kini Masih Jadi Misteri, Surat Wasiatnya Diduga Ditulis Dua Orang Berbeda

5 Kejanggalan Kasus Kematian Akseyna yang Kini Masih Jadi Misteri, Surat Wasiatnya Diduga Ditulis Dua Orang Berbeda

Sejak saya menerima (surat), saya tidak membaca lebih lanjut, cuma saya lihat sekilas, kemudian saya pegang saja.

Saya tidak menyatakan, saya sudah melihat seperti ini, ini sudah pasti janggal," jelas ayah Akseyna.

Grafolog American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, menemukan tulisan dalam surat wasiat yang didapati oleh ayah Akseyna digoreskan dua orang yang berbeda.

"Saya memegang copian dari tulisan surat wasiat Akseyna, anda bisa menjelaskan yang mana yang ditulis orang lain selain Akseyna, katakan yang mana!," ujar Aiman pada Deborah.

"Ada 4 kata, yang Not, For yang pertama, kemudian yang dicoret-doret ini Eternity, kemudian Existence, dan tanda tangan," jawab Deborah.

Baca Juga : Misteri Penemuan Bangkai Paus Bungkuk Seberat 10 Ton di Hutan Amazon, Ilmuwan Brasil Kalang Kabut Kebingungan Mencari Tahu Penyebab Kematiannya

"Itu orang yang kedua?," tanya Aiman.

"Bukan Akseyna, tidak identik dengan sampel ratusan yang sudah saya analisa, selama dua minggu, setiap hari," jawab Deborah.

"Dan anda sangat yakin bahwa yang menulis selain Akseyna ini hanya satu orang?, tidak lebih?," tanya Aiman.

"Keyakinan saya didukung indikator grafis, berkali-kali saya analisa, indikator graifsnya menunjukkan hal yang sama, jadi pegangan saya hanya itu mas, bukan kepada keyakinan saya, tetapi kepada bukti fisik yang muncul setelah proses analisa berulang kali," jawab Deborah menjelaskan.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada saat itu, Komisaris Besar Krishna Murti, mengatakan, ada indikasi bahwa tulisan dalam surat wasiat Akseyna tidak identik dengan tulisannya.

Baca Juga : Misteri Blue Hole Misterius Akhirnya Terpecahkan, Isi di dalamnya Disebut 'Momok Lautan'

Maka dari itu, ada kemungkinan bahwa surat tersebut sengaja dibuat sebagai alibi si pelaku.

"Ada beberapa indikasi yang menunjukkan korban tewas dibunuh," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, pada 28 Mei 2015.