Find Us On Social Media :

Cuma Gara-gara Dilarang Main Game 'LoL' oleh Sang Ayah, Remaja Nekat Bunuh Diri Tepat di Hari Ulang Tahunnya Sendiri

Bocah 15 tahun nekat bunuh diri dan tinggalkan pesan untuk sahabatnya

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Terjadi lagi, seorang bocah berusia 15 tahun nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri lantaran dilarang bermain game online oleh ayahnya. 

Seorang bocah laki-laki itu bunuh diri dengan cara melompat di hari ulang tahunnya yang ke-15 pada 23 Maret 2019.

Menurut laporan dari Apple Daily, kejadian nahas itu menimpa salah satu keluarga di Taiwan.

Baca Juga : Aneh, Bayi Baru Lahir Ini Kedapatan Mengenggam Alat Kontrasepsi Ibunya

Seorang bocah yang diketahui bernama Cheng itu, bunuh diri usai bertengkar dengan sang ayah. 

Ayah Cheng kesal melihat putranya bermain game online 'League of Legends' atau biasa disebut 'LoL'. 

Pasalnya Cheng malah tidak belajar untuk persiapan ujian yang pada 26 Maret 2019.

Baca Juga : Begini Keadaan Ayah Marshanda Sekarang yang Dulu Pernah Ditemukan dalam keadaan Gembel

Sang ayah mulai memarahi Cheng sekitar pukul 21:30, saat Cheng tengah asyik bermain game online 'League of Legends'.

Kemudian ayah Cheng tiba-tiba mematikan komputer sebelum meninggalkan ruangan dan hal itu jelas membuat bocah itu sangat kesal.

Lantas setelah beberapa saat, Cheng melompat dari jendela gedung lantai tiga.

Baca Juga : Koma Selama 5 Bulan Pasca Melahirkan, Lihat Momen Bahagia Ibu Ini Melihat Bayinya Pertama Kali

Bocah 15 tahun itu baru ditemukan sekitar pukul 22.30 oleh kakeknya. 

Saat itu sang kakek baru kembali dari perjalanan dan menemukan cucunya telah tergeletak di lantai dalam genangan darah. 

Kondisi Cheng saat itu diketahui banyak pendarahan dari kepalanya karena benturan keras.

Baca Juga : Gelandangan Nekat Kendarai Mobil Bobroknya Keliling Kota, Ini yang Terjadi Setelahnya

Pihak keluarga langsung menghubungi pihak berwajib dan Cheng dengan segera dilarikan ke rumah sakit.

Namun semuanya sudah terlambat, Cheng dinyatakan meninggal secara tragis sekitar pukul 03.00 pagi.

Dilaporkan Cheng merupakan anak muda yang ceria, perhatian, dan optimis.

Baca Juga : Ketika Pesawat Pembom Indonesia Sasar Australia Sekaligus Malaysia, Tak Ada yang Bisa Menghentikannya

Ia juga menjadi salah satu siswa yang berprestasi di sekolah dan sangat disukai oleh teman-teman sekelasnya.

Cheng tinggal bersama ayah dan saudara perempuannya setelah orang tuanya bercerai pada tiga tahun lalu.

Di sisi lain, kemungkinan Cheng merasa tertekan lantaran ujian masuk sekolah menengah sudah semakin dekat.

Baca Juga : Sebelum Mengakhiri Hidupnya dan Membunuh Anaknya, Pelaku Sempat Tulis Pesan Perpisahan di Facebook

Karena itu, ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game untuk menghilangkan stres.

Namun Cheng malah menjadi lebih emosional dan pemberontak.

Sebelumnya pada hari itu, Cheng baru saja pergi makan siang bersama teman-teman dan keluarganya.

Ia juga sengaja memesan pizza untuk merayakan ulang tahunnya pada malam itu.

Guru-guru dan teman-teman sekelasnya pergi ke rumah duka pada hari berikutnya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Cheng.

Paha hari itu juga, Kepala sekolahnya membawa ijazah Cheng.

Baca Juga : Kronologi Personil Duo Semangka Hampir Diperkosa Kenalannya dari Sosial Media

Selain itu, pihak barwajib juga menemukan pesan bunuh diri dari Cheng.

Cheng mengatakan memiliki keinginan untuk bunuh diri dan ia ingin menjadi burung yang riang dan terbang bebas.

Sementara, Cheng juga menuliskan pesan kepada sahabatnya yang bernama Wu.

Baca Juga : Beredar Video Pernikahan Super Mewah Sultan Muhammad V dan Oksana Voevodina di Tengah Ancaman Kebangkrutan Malaysia

Wu adalah teman sekelas Cheng dan mereka telah menjalin pertemanan selama 9 tahun.

Cheng meninggalkan amplop yang berisi sisa uang sakunya, dan berpesan agar diserahkan kepada sahabatnya, Wu.

“Tolong berikan uang ini kepada Wu untuk membalas persahabatannya selama 9 tahun terakhir."

"Terima kasih telah menghabiskan banyak waktu bersama saya selama 9 tahun ini, terima kasih banyak.”

(*)