Gridhot.ID - Indonesia sebagai negara maritim mempunyai jalur penting bagi pelayaran dunia.
Bukan hanya pelayaran yang bersifat komersil, namun ada pula Armada ke-7 US Navy yang doyan wira-wiri entah itu dari Yokosuka, Jepang menuju Australia maupun sebaliknya.
Padatnya lalu lintas di laut dan udara di wilayah Indonesia ini mau tak mau harus disikapi siap siaga oleh pihak berwenang Indonesia karena mereka terkadang masuk tanpa izin.
Pada 3 Juli 2003 Gugus tempur Armada ke-7 Amerika berlayar dari Singapura dan hendak menuju Australia melewati Selat Karimata (ALKI I) lalu masuk ke Laut Jawa.
Baca Juga : Dogfight Menegangkan Saat 2 F-16 TNI AU Dikeroyok 9 F/A-18 Hornet Amerika di Atas Laut Jawa
Namun saat melewati perairan Bawean, USS Carl Vinson menerbangkan 9 F/A-18 Hornet dari dek mereka untuk latihan rutin harian tepatnya pukul 11 siang.
Akibat latihan tak berizin tersebut, penerbangan sipil di Indonesia terganggu.
Akhirnya MCC (Military Civil Coordination – Pusat Koordinasi Radar Sipil – Militer) Ngurah Rai, Bali, melaporkan kegiatan ilegal US Navy ini ke Pusat Operasi Sektor (Posek) Hanudnas II Makassar.
Setelah sempat hilang-muncul di radar penerbangan sipil, maka Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) segera menerbangkan 2 F-16 yang bermarkas di Lanud Iswahjudi, Madiun.
Baca Juga : Tahun 2019 Akan Menjadi Masa Paling Panas dalam Sejarah Umat Manusia
Tujuan misi ialah melakukan identifikasi visual dan mengusir apapun yang menganggu penerbangan sipil di wilayah udara Indonesia.
Padahal para pilot F-16 TNI AU baru saja mendarat 20 menitan yang lalu usai melaksanakan Operasi Terpadu menggempur GAM di Aceh.
Empat menit mengudara kedua pilot F-16 penasaran, sebenarnya apa yang bakal mereka hadapi nantinya.
Benar saja, tak sampai 5 menit mengudara, rada F-16 sudah mendeteksi adanya pesawat yang bergerak cepat ke arah mereka.
Kemudian yang terjadi selanjutnya ialah perang elektronika alia jamming antara F-16 dengan F/A-18 Hornet US Navy.
Baca Juga : Sosok Mumi Lady Dai, Ia Ingin Mati dalam Keadaan Kaya dan Hidup Mewah di Akhirat
Pilot F-16 TNI AU lantas melihat 9 jet tempur AL Amerika itu komplit dengan rudal tercantel di kedua belah sayapnya.
Baik F-16 dan F/A-18 saling melakukan manuver tempur untuk mencari celah menembak.
Sial, salah satu F-16 berhasil di lock on oleh F/A-18 Hornet yang siap menembak dengan rudal Sidewindernya.
Namun F-16 TNI AU berhasil menguntit F/A-18 Hornet yang berhasil me-lock on sasarnnya tadi, sehingga ia berada di posisi menguntungkan jikalau situasi berubah menjadi dogfight udara.
Pilot F-16 juga melihat iring-iringan kapal Gugus Tempur Armada ke-7 AS berlayar di bawah mereka.
Temuan ini segera dilaporkan kepada Panglima TNI agar dapat melakukan pengawalan kepada kapal perang AS itu dengan mengerahkan KRI milik TNI AL.
Segera sebelum dogfight berubah saling lempar rudal, pilot F-16 TNI AU melakukan komunikasi radio kepada F/A-18 Hornet agar mereka kembali ke kapal induknya karena penerbangan tersebut tak berizin dan berada di wilayah udara Indonesia.
F/A-18 menurut, mereka mengontak ke ATC Bali dan segera terbang menjauh mendarat kembali ke USS Carl Vinson.
Sementara F-16 TNI AU return to base ke lanud Iswahjudi.
Namun ketegangan belum berakhir.
Baca Juga : Sering Curi Telur Ayam Milik Petani, Ketika Berhasil Ditangkap Perut Kadal Ini Penuh dengan Bola Golf
Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II saat itu masih menganggap Armada US Navy masih bisa menimbulkan masalah karena belum sepenuhnya keluar dari teritori laut Indonesia.
TNI AU memprediksi konvoi kapal perang kuat US Navy ini berlayar dengan kecepatan 20 knot.
Mereka diperkirakan akan sampai di Pulau Madura dan Kangean sekitar 12 jam kemudian.
Tak mau berdiam diri, TNI AU kembali menerbangkan Boeing B737 Surveillance dari Skadron Udara 5 Lanud Hassanudin Makassar untuk mengintai iring-iringan armada tempur AS.
Dugaan mereka benar, iring-iringan armada AS berlayar menuju Selat Lombok (ALKI II).
Ketika pesawat pengintai TNI AU itu melakukan kontak radio ke gugus tempur US Navy itu mereka hanya dijawab "We are in international waters…."
Pengintaian tetap dilanjutkan dengan memotret kapal induk USS Carl Vinson, kedua fregat dan satu kapal Destroyer US Navy.
Mungkin tahu mereka sedang diintai, USS Carl Vinson meluncurkan 2 F/A-18 Hornet full combat dari dek mereka.
Kedua F-18 itu langsung bermanuver tempur dan menempel B737 TNI AU dengan sikap siap menembak.
B737 Acuh saja lantaran mereka masih berada di wilayah Indonesia dan jikalapun ditembak maka alamat buruk bagi gugus tempur AS itu yang bakal melawan semua elemen militer Indonesia saat itu juga.
Pengintaian usai setelah konvoi US Navy cabut dari Indonesia dan hasil pengintaian dipakai oleh pemerintah untuk mengajukan nota protes. (Seto Aji/Gridhot.ID)