Gridhot.ID - Bumi semakin hari semakin panas.
Data dari Climate Predicition Center di National Oceanic and Atmospheric Administration, 80% angin El Nino yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi telah dimulai.
Studi yang dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letters menjelaskan bahwa dampak El Nino semakin buruk beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim.
Dampaknya pun akan semakin parah apabila suhu Bumi terus meningkat.
Baca Juga : Karena Berkeliaran di Kandang Babi Tanpa Sandal, Kaki Seorang Bocah Kemasukan Tungau Busuk
"Dengan El Nino, sangat mungkin 2019 menjadi tahun terpanas," ujar Samantha Stevenson, ilmuwan iklim di University of California, Santa Barbara.
Tahun-tahun terpanas di Bumi telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yaitu 2015-2018. Dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida yang memerangkap panas dan telah melebihi rekor. Iklim Bumi lebih hangat dari rata-rata abad ke-20 selama 406 bulan terakhir. Artinya, tidak ada orang di bawah usia 32 tahun yang pernah mengalami dingin seperti di masa tersebut.
"Pemanasan yang meningkat akan memengaruhi kesehatan manusia, serta akses ke makanan dan air tawar. Itu juga bisa menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan, merusak kehidupan terumbu karang dan makhluk laut," kata Elena Manaenkova, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO).
Baca Juga : Karena Berkeliaran di Kandang Babi Tanpa Sandal, Kaki Seorang Bocah Kemasukan Tungau Busuk
Bahaya panas
Dunia yang menghangat berarti akan ada kerusakan ekstrem dan cuaca berbahaya seperti gelombang panas, kebakaran, kekeringan, banjir dan badai ganas.
Pada 2018, ada lebih 70 badai tropis di Belahan Bumi Utara. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yang hanya berjumlah 53. Badai kuat dan merusak ini diketahui membawa kehancuran di Kepulauan Mariana, Filipina, Vietnam, Korea, dan Tonga.