5 Fakta Kasus Mutilasi Budi Hartanto, dari Alasan Asmara Hingga Kebiasaan Pelaku yang Kerap Dandan Seperti Wanita

Minggu, 14 April 2019 | 08:40
dok.surya.co.id/facebook

Fakta pembunuhan guru honorer

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Kasus pembunuhan guru honorer di Kediri, Budi Hartanto (28) semakin menemukan titik terang setelah pelakunya berhasil ditangkap pada Kamis (11/4/2019).

Pelaku pembunuhan diketahui bernama Aris Sugianto alias AS dan Ajis Prakoso alias AJ.

Pelaku berinisial AS ditangkap di Jakarta, sedangkan AJ ditangkap di Kediri pada Kamis (11/4/2019).

Baca Juga : Dikira Sudah Mati Oleh Pelaku, Nita Bocah 9 Tahun yang Lolos dari Pembunuhan Melindawati Zidemi : Tolong Tante Diculik

Dirangkum oleh GridHot.ID dari Surya.co.id, berikut fakta-fakta pembunuhan Budi Hartanto.

1. Video Pengakuan

Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Chand Eindah pada Jumat (13/4/2019), tersangka AS membantah ikut memutilasi guru honorer Budi Hartanto.

Baca Juga : Kronologi Pembunuhan Pendeta Melindawati Zidemi, Pelaku Diduga Perkosa Korban Sebelum Dicekik Sampai Mati

Tersangka AS juga membeberkan kronologis guru honorer Budi Hartanto tewas hingga akhirnya dibuang ke Blitar.

Pelaku mengaku menggunakan dua senjata saat pembunuhan tersebut celurit sama bendo.

TribunJatim.com/luhur pambudi
TribunJatim.com/luhur pambudi

Kedua pelaku Ajis Prakoso (duduk di lantai) dan Aris Sugianto (jaket putih duduk di kursi)

Tetapi dia membantah ikut serta dan melakukan mutilasi terhadap korban.

"Itu bukan saya yang melakukan pak. Pokoknya ada tiga (yang terlibat)," akunya.

Baca Juga : 3 Alasan Siti Aisyah Dibebaskan dari Tuduhan Pembunuhan Kim Jong Nam

Ia mengaku tugasnya dalam kasus pembunuhan tersebut adalah memegangi korban saat eksekusi.

Sedangkan, yang memutilasi korban hanya satu orang.

"Yang ada di lokasi hanya saya dan teman saya pak," ujarnya.

Baca Juga : Fakta Baru! Jenazah Jurnalis Jamal Khashoggi Diduga Dioven untuk Hilangkan Jejak Pembunuhan

Pelaku kemudian mengaku bahwa dia dan temannya yang membuang potongan kepala korban di sungai setelah dieksekusi.

"Katanya tadi bertiga?" tanya polisi.

"Enggak pak. Hanya orang dua. Saya sama Ajiz pak," ujarnya

2. Motif Pembunuhan

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangeran mengatakan, motif asmara menjadi pemicu pembunuhan sadis itu.

Baca Juga : Fakta Baru! Jenazah Jurnalis Jamal Khashoggi Diduga Dioven untuk Hilangkan Jejak Pembunuhan

"Sudah kami duga sejak awal pelaku adalah sangat mengenal korban. Keduanya diduga memiliki hubungan spesial dengan korban. Karena itu kami membaca ada hubungan asmara antara pelaku dan korban," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).

Kendati demikian, Frans Barung enggan untuk menjelaskan secara detail kisah asmara antara pelaku dan korban.

Diakui Barung, keduanya merupakan teman dekat di sebuah komunitas.

"Bahkan (korban dan 2 pelaku) pernah memiliki hubungan spesifik dengan orientasi pada komunitas tertentu," terang Barung.

Namun ia membocorkan jika korban sering berganti pasangan.

"Almarhum banyak pacarnya," ungkap Barung.

Baca Juga : Terbaru! Intelejen AS Sadap Percakapan Putra Mahkota Arab Saudi Ungkap Pembunuhan Jamal Khashoggi

3. Kronologi Pembunuhan

Barung kemudian menjelaskan kronologi pembunuhan guru honorer itu.

Kepada awak media, Barung menjelaskan, Budi Hartanto dibunuh di sebuah warung kopi yang berada di Jalan Surya, Kediri.

Di warung kopi itu juga, tubuh guru honorer Budi Hartanto dipotong atau dimutilasi lalu dimasukkan ke dalam koper lalu dibuang ke ke pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019) silam.

"Proses pembunuhan dilakukan di luar kota Blitar dan lokasi tepatnya adalah di sebuah warung kopi," katanya pada awak media, Jumat (12/4/2019).

Warkop tersebut, ungkap Barung, sebelumnya telah direservasi oleh pelaku AP, beberapa hari sebelumnya.

"Warung kopi itu di sewa oleh AS yang kita tangkap di Jakarta tadi, alamatnya Jalan Surya Kabupaten Kediri," ungkapnya.

3. Pelaku Mutilasi Menjerit Ketakutan di Tengah Malam

SURYA.co.id/Didik Mashudi
SURYA.co.id/Didik Mashudi

Warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto salah satu tersangka pelaku mutilasi Budi Hartanto

Baca Juga : Kronologi Pembunuhan Mahasiswi UIN Palembang, Pelaku Kalap Perkosa Korbannya yang Sudah Jadi Mayat

Warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola AS, salah satu tersangka pelaku mutilasi Budi Hartanto (28) sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.

AS diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit -jerit ketakutan pada malam hari.

"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan. Padahal di warungnya juga ada temannya. Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan pelaku kepada SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).

Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.

Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.

Baca Juga : 7 Fakta Pembunuhan Siswi SMK di Bogor, Dikuntit Terlebih Dahulu Sebelum Dihabisi

Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.

Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.

Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.

Baca Juga : Kisah Sarah Forsyth, Mantan 'Budak Seks' yang Dipaksa Menyaksikan Eksekusi Pembunuhan

Pertanyaan itu dijawab oleh pelaku yang mengaku pundaknya seperti kejatuhan kayu.

Kejadian pelaku yang menjerit-jerit ini berlangsung sekitar tiga hari pasca penemuan mayat Budi Hartanto, guru honorer dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

5. Pelaku Pernah Digrebek Lantaran Berdandan Seperti Wanita

Warga beberapa kali melihat AS berdandan seperti perempuan saat berada di rumah.

"Warga sering melihat ada orang berdandan perempuan di rumah itu. Ternyata yang berdandan seperti perempuan ya AS itu," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga : 5 Fakta Alfiansyah, Napi Kasus Pembunuhan yang Perdaya Brigpol Dewi Hingga Sebabkan Sang Polwan Dipecat Secara Tak Hormat

Warga itu menyebutkan pemuda di lingkungan pernah hendak menggerebek rumah orangtua AS.

Sebab, warga curiga sering ada orang berdandan perempuan dan beberapa pria di rumah itu.

Tapi, saat hendak digerebek, orang yang berdandan perempuan itu ternyata AS. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Surya.co.id