Find Us On Social Media :

Tak Mengenal Ampun, Kisah Marinir Indonesia Saat Habisi Ratusan Milisi Gerakan Pengacau Keamanan

Yontaifib Marinir

Gridhot.ID - Menjadi seorang prajurit TNI tidaklah mudah.

Saat menjalani pendidikan militer, para prajurit harus menjalani pelatihan yang namanya Dopper.

Dopper sendiri adalah latihan dimana para prajurit harus merangkak dan ditembaki dengan peluru tajam asli.

Tujuan pelatihan ini tentu untuk 'mengakrabkan' para prajurit dengan desingan peluru bila sedang bertempur di medan perang sungguhan.

Baca Juga : Suka Berdandan Ala Perempuan dan Kemayu, Polisi Juga Temukan Bukti Baru di Rumah Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto

Nyatanya pelatihan ini memang berguna seperti saat 9 personil TNI dari Batayon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 501menghadapi pertempuran.

Tahun 1983 bulan Maret, pasukan dari Batayon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 501 berangkat dari markasnya menuju Baucau, Timor-Timur menggunakan pesawat Hercules.

Yonif Linud 501 dipimpin oleh Letkol Inf Sujana.

Misi mereka ialah mengadakan kontak damai dengan para milis kemerdekaan Timtim.

Satu tahun penugasan Yonif Linud 501 di Timtim, pada 9 Maret 1984 Wakil Komandan Batalyon Mayor Inf Wibisono memerintahkan Serda Trilis untuk menjemput dan mengawal Pangab L.B. Moerdani dalam rangka kunjungan orang nomor satu di TNI itu di Timtim.

Baca Juga : Jeritan Keluarga Saat Melihat Kepala dan Badan Budi Hartanto Disatukan di Liang Lahat

Serda Tilis beserta 8 personel Yonif Linud 501 bergerak menuju distrik Viqueque menggunakan 4 kendaraan Land Rover untuk menjemput L.B.Moerdani.

Jangan bayangkan perjalanan tersebut akan melewati jalan-jalan mulus.

Di Timtim, jalan-jalan beraspal hanya ada di kota-kota besar macam Baucau dan Dili.

Benar saja pukul 02.30 WIT salah satu kendaraan Land Rover Yonif 501 mogok di tengah hutan rimba.

Untungnya mobil dapat diperbaiki dan bisa melanjutkan perjalanan.

Baca Juga : Pakai Outfit dengan Total Harga Lebih dari 12 Miliar Rupiah : Ini Hoodie Gue Beli Rp30 Juta

Baru dua jam melanjutkan perjalanan, pada pukul 04.30 WIT 10 Maret 1984, kesembilan personel Yonif Linud 501 dihadang ratusan milisi Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) 'Si Krebo Hutan' Fretilin di gunung Baunoraq perbatasan Osso-Viqueque.

Milisi Fretilin tanpa pamrih langsung menghujani keempat kendaraan Land Rover dengan tembakan gencar senjata api.

Belum sempat memberikan perlawanan, Serda Tilis sebagai pimpinan para personel Yonif Linud 501 tertembak lengan kanannya.

Ia tewas saat itu juga.

Mengetahui hal ini kedelapan personel Yonif Linud langsung keluar mobil sembari berlindung dan membalas tembakan milisi Fretilin.

Satu lagi personel 501, Pratu Imam terkena tembakan dan meregang nyawa.

Sadar kalah jumlah, sisa personel Yonif Linud 501 tetap nekat bertahan dari serangan Fretilin menggunakan rifle SS-1.

Baca Juga : Dokter Menariknya Terlalu Keras, Kepala Seorang Bayi Putus dan Tertinggal di Perut Ibunya

Bagai neraka dunia, ketujuh personil TNI itu dihujani tembakan dari segala arah.

Tahu lawannya terdesak, ratusan milisi Fretilin meneriakkan "Apanca Maubere!" yang berarti "maju terus" untuk segera menghabisi sisa personel Yonif Linud 501.

Antara hidup dan mati, tujuh personel Yonif Linud berusaha menahan serangan Fretilin.

Milisi Fretilin semakin dekat, namun ketika jarak antara mereka tinggal 10 meter lagi datang bala bantuan.

Sebuah helikopter dan tembakan mortir yang berasal dari pasukan Marinir Indonesia menyalak menerjang posisi musuh.

Bantuan dadakan itu membuat Fretilin seperti 'Sitting Duck' alias sasaran empuk karena maju tanpa perlindungan sama sekali.

Tembakan mortir Marinir tadi kemudian menghantam kelompok milisi Fretilin.

Tak kenal ampun, para personel Marinir langsung memuntahkan pelor panas ke para milisi gerakan pengacau keamanan tersebut.

Hasilnya banyak milisi yang tewas dan akhirnya melarikan diri.

Selamat sudah nyawa para personel Yonif Linud 501.

Pukul 12.00 WIT situasi kembali normal aman terkendali.

Setelah melakukan pengecekan diketahui 3 personel Yonif Linud 501 gugur, 2 orang terluka dan 4 lainnya selamat.

Kesembilan anggota 501 kemudian dievakuasi memakai helikopter menuju lapangan embarkasi di Kelikai.

Personel 501 yang selamat lantas dimntai keterangan oleh Pasi-1 Yonif Linud 501 Kapten Inf Suryo tentang bagaimana rincian penghadangan tersebut. (Seto Aji/Gridhot.ID)