Find Us On Social Media :

Kisah Jhon Kei, Pembunuh Paling Bengis di Jakarta yang Kini Tobat Jadi Pendeta

Mantan pembunuh sadis John Kei yang kini bertobat dan menjadi pendeta, saat ditemui Andy F Noya, Sabtu (13/4/2019)

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega 

Gridhot.ID - Nama John Kei tak lekang dari ingatan sejak ditetapkan sebagai terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel, Tan Harry Tantono pada 2013 lalu.

Sosok yang ditakuti banyak orang itu akhirnya dijatuhi hukuman 16 tahun penjara atas tindakan pembunuhan yang John Kei lakukan.

John Kei pun mendapat julukan 'Godfather of Jakarta' lantaran dikenal sebagai penguasa dunia kekerasan Ibu Kota.

Baca Juga : Bukan Hanya Rian Subroto, Vanessa Angel Juga Pernah Dibooking oleh Deni

Tubuh John Kei dipenuhi tato yang menunjukkan kegarangannya sebagai pemimpin kerusuhan di Jakarta.

Kehidupan John Kei pun tidak bisa lepas dari catatan kriminal.

Bahkan John Kei sempat disandingkan dengan mafia di Italia lantaran bisnisnya seperti mafia.

Baca Juga : Rekasi Mulan Jameela Saat Lihat Ahmad Dhani Diseret Pihak Kejaksaan

John Kei disebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan, jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju.

Melansir dari Kompas, selain kasus pembunuhan Bos Sanex Steel, tiga kasus John Kei yang menjadi perhatian yakni kasus pembunuhan tokoh Maluku, Basri Sangaji pada tahun 2004.

Kemudian kasus bentrok di klub Blowfish tahun 2010, dan terakhir kasus bentrok di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2010 lalu. 

Baca Juga : Pihak Keluarga Gandeng 7 Pengacara untuk Ajukan Visum Ulang Audrey, Kapolres Pontianak: Saya Nyatakan Cukup, Ngapain Lagi

Meski begitu, setelah mendekam selama lima tahun di penjara Nusa Kambangan, John Kei yang dikenal kejam dan tak kenal ampun telah berubah menjadi sosok yang lebih baik.

Lantas bagaimana perjalanan hidup sang pembunuh keji, John Kei sebelum dibekuk dan menjadi terpidana hingga kini telah tobat?

Dikutip Gridhot.ID dari berbagai sumber, berikut lima fakta mengenai kehidupan John Kei.

Baca Juga : Pilu! Hampir Sekarat Karena Idap Kanker Payudara Stadium 4, Wanita Ini Justru Pergoki Sang Suami Selingkuh dengan Adiknya Sendiri

1. Pernah kerja sebagai security dan debt colector

Sebelum John Kei terjebak di dunia kekerasan hingga menganggap membunuh adalah hal wajar, rupanya ia pernah bekerja sebagai petugas keamanan. 

"Saya tahun 92, saya waktu sempat menjadi security di Jalan Jaksa, di salah satu hostel dan kafe, tempat bule-bule di Jakarta," ujar John Kei dikutip Gridhot.ID dari YouTube Kick Andy, Sabtu (13/4/2019).

Baca Juga : Lebih Mewah dari Pelaminan, Dekorasi 3 TPS Pemilu 2019 Ini Lebih Mirip Pesta Resepsi Pernikahan

Tak hanya menjadi security, John Kei rupanya juga pernah menjadi debt colector.

"Kalau itu, dia (peminjam uang) harus selesaikan tanggungannya, kita datang kalau tanpa masalah berarti kita ganggu, tapi kalau dia ada masalah, dia harus selesaikan," pungkasnya.

 2. Masuk perjara pertama kali tahun 1992

Baca Juga : Meski Dibully, Nabila Gadis Pemulung yang Videonya Viral Mengaku Sudah Memaafkan Teman-temannya dan Tak Marahan Lagi

Sebelum John Kei terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel, Tan Harry Tantono pada 2013 lalu, ia pernah membunuh orang di tempatnya bekerja pada 12 Mei 1992. 

Peristiwa tersebut ditengarai lantaran ada suatu kelompok berjumlah lima hingga enam orang yang menimbulkan keributan di tempat John Kei bekerja.

John Kei sendiri mengaku jika awalnya tidak berniat untuk membunuh orang tersebut.

Baca Juga : Datangi Rumah Bocah SD yang Dibully Lantaran Sepatunya Bobrok, Istri Wabup Bandung Barat: Nanti Kalau Nilainya Bagus, Ibu Akan Belikan Sepatu

"Pada saat itu ada yang bikin ribut di tempat dan saya pisahin dan saya dipukul dari belakang," ujar John Kei.

"Saya sempat ribut dan polisi datang, menyelesaikan, masih penasaran balik ambil golok."

"Niatnya saya tidak mau bunuh dia, niatnya saya mau kasih putus saja tangannya, ternyata di luar dugaan parang pas kena leher, langsung mati." 

Baca Juga : Kriss Hatta Diancam Hukuman 12 Tahun Penjara, Hilda Vitria Justru Ungkap Rasa Terimakasihnya Pada Billy Syahputra

"Yang lain lari saya kejar, saya potong kakinya, sudah (setelah memotong kaki korban) anak buah saya, saya suruh starter motor cabut," cerita John Kei.

Lantaran peristiwa tersebut, John Kei akhirnya harus bertanggung jawab atas tindakan kriminal yang telah ia buat.

"Saya buron satu minggu, tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya, itu pertama kali masuk penjara."

Baca Juga : Tak Sudi Dibelikan Ponsel, Siswa Ini Pilih Kambing Sebagai Hadiah Tamat Sekolahnya

3. Sempat hidup di kolong jembatan

Pahit dan manis kehidupan sudah dialami John Kei, sejak usia belia ia memutuskan keluar dari tanah kelahirannya di Tutrean, Pulau Kei, Maluku.

Melansir dari Kompas, John Kei merantau ke Surabaya pada tahun 1986.

Baca Juga : Tak Disangka, Bayi Usia 10 Hari Meninggal Usai Diberi Makan Bubur Pisang

John Kei yang sifatnya cuek tak malu harus hidup di kolong jembatan saat di Surabaya.

Pada saat itu lah John Kei mulai harus berjuang sendiri untuk hidup.

Setahun kemudian, John Kei datang ke Ibu Kota dan mulai memperkenalkan diri sebagai John Kei kendati nama aslinya adalah John Refra.

 Baca Juga : Punya Hubungan Asmara Rumit, Sebelum Dibunuh Budi Hartanto Sempat Berhubungan Badan dengan Aris Sugianto

Pindah ke Jakarta, keahlian John Kei dalam bergaul dan memberikan pengaruh akhirnya berdampak dengan lingkungan barunya di kawasan Berlan, Jakarta Pusat.

John Kei kemudian tumbuh sebagai seorang 'yang dituakan' dan dipercaya sebagai Ketua Angkatan Muda Kei (AMKEI) sejak tahun 1998.

 4. Pernah membangun gereja dan perbaiki rumah warga

Baca Juga : Terekam USG, Janin Bayi Kembar Ini Saling Adu Jotos dalam Kandungan Ibunya

Adik John Kei, Tito Kei mengatakan kakaknya telah membangun sebuah gereja dan rumah pastor di kampung halaman mereka di Pulau Kei.

"Kami mulai dari nol, tukang dan bahan semua kami bawa dari Jawa. Rencananya April 2013 akan pemberkatan gereja," ungkap Tito, Selasa (21/2/2012), dalam perbincangan dengan Kompas.com di Rumah Sakit Polri Soekanto, Jakarta.

Gereja itu dibangun John Kei selama empat tahun dimulai tahun 2007 hingga tahun 2011.

Baca Juga : Tewas Dimutilasi, Budi Hartanto Sempat Lakukan Hubungan Intim Sesama Jenis Sebanyak 4 Kali dengan Pembunuhnya

Dana pembangunan gereja didapat dari pemerintah daerah sebesar Rp 100 juta, namun pembangunan tersebut menghabiskan dana miliaran rupiah.

Hingga akhirya John Kei yang menambal semua kekurangan biaya dalam pembangunan gereja.

"Tapi gereja itu biayanya miliaran, akhirnya kakak saya yang bantu semua," jelas Tito.

Baca Juga : Numpang Hidup dan Takut Diusir dari Rumah Orang Tua Pelaku, Siswi SMA yang Disetubuhi Siswa SD di Probolinggo Terpaksa Turuti Nafsu Bejat Pelaku

Selain membangun gereja, John Kei juga memutuskan untuk membantu 20 rumah warga di Pulau Kei yang masih beratapkan jerami.

"Coba saja yang kenal dekat dia. Pasti akan bilang dia orang paling baik karena dia sangat peduli dengan adik-adik atau orang-orang susah. Orangnya dermawan," tutur Tito.

5. John Kei kini telah bertobat dan menjadi pendeta 

Baca Juga : Warga Dengar Teriakan dari Warung Kopi Tempat Budi Hartanto Dibunuh

John Kei yang dulu dikenal kejam dan tak kenal ampun ketika menghabisi nyawa targetnya kini berubah menjadi sosok yang lebih baik.

Perubahan itu terjadi setelah John Kei mendekam selama lima tahun di balik jeruji dengan penjagaan sangat tinggi di Nusa Kambangan.

Dalam masa tahanannya, John Kei mengaku menghabiskan waktunya dengan membaca dan beribadah.

Baca Juga : Simpan Sejumlah Misteri, Sebuah Minibus Tak Terawat Terparkir di Rumah Sakit Selama Setahun

“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusa Kambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei dikutip Nawalaksp.id dari TribunWow (15/4/2019).

John Kei pun mengaku menyesal dengan perbuatannya dan ingin menghapus masa kelamnya tersebut.

Ia juga ingin mendekatkan diri pada Tuhan dan meminta bantuan dari Tuhan agar mampu bertahan di masa hukumannya.

Baca Juga : Ngotot Ingin Nikahi Via Vallen, Pria Ini Mengamuk Lantaran Ditolak

“Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.

Meskipun baru menjalani lima tahun hukuman penjara, John Kei mengaku sudah banyak perubahan terjadi di dirinya.

Ia pun kini menjadi pendeta dan memberikan pencerahan bagi narapidana lainnya.

“Saya ingin menjadi manusia baru ketika saya keluar dari penjara. Saya menyerahkan hidup saya pada Tuhan,” tutupnya.

(*)