Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Grdihot.ID - Pesta demokrasi rakyat Indonesia telah dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu.
Seluruh penduduk Indonesia memilih calon anggota legislatif dan calon presiden untuk memimpin lima tahun kedepan.
Banyak masyarakat yang sangat antusias berbondong-bondong menggunakan hak pilihnya.
Baca Juga : Viral, Beberapa Tokoh Avengers Jadi Panitia KPPS di TPS Surabaya
Hasil sementara pemilu telah diumumkan melalui sistem hitung cepat atau quick count.
Dari hasil sementara yang ada, munculah fenomena-fenomena yang sudah tak jarang lagi ditemukan pasca Pemilu.
Salah satunya adalah kisah para calon legislatif yang gagal saat bertarung di Pemilu lalu mengungkit-ungkit janji yang pernah diberikannya pada rakyat.
Baca Juga : Seorang Pemilih Buat Heboh TPS, Panitia Memanggil Nama Rudi yang Muncul Malah Stefi
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, pada Pemilu 2019 Kelurahan Tomolu Kota Tidore, Kepulauan Maluku tiba-tiba mengembalikan seluruh bantuan yang diberikan caleg DPR RI bernama Ahmad Hatari, Jumat (19/4/2019).
Bantuan yang dikembalikan warga berupa karpet serta jam duduk besar.
Hal ini diakukan lantaran warga telah tersinggung ketika setelah Ahmad Hatari memberikan sambutan kepada jemaah sholat Jumat.
Dalam sambutannya itu, Ahmad Hatari membahas masalah bantuan yang selama ini ia berikan, namun timbalbaliknya tidak sesuai harapan.
Baca Juga : Janggal, Ratusan Mahasiswa Menangis Tak Bisa Nyoblos Gegara Cuma Bawa E-KTP
Caleg dari Partai Nasdem itu hanya berhasil meraih 700 suara di Pemilu 2019.
Pernyataan Ahmad Hatari yang juga merupakan anggota DPR RI Dapil Maluku Utara itu spontan membuat warga marah.
"Jemaah yang ikut shalat Jumat itu terbawa amarah yang tidak bisa dibendung lagi, mereka langsung berteriak Ahmad Hatari agar keluar dari masjid dan meninggalkan Kelurahan Tomalou, karena di tempat ibadah ini Ahmad Hatari menyinggung soal bantuan di Masjid Tomalou. Dari bantuan itu kata Ahmad Hatari sudah diberikan, namun suara yang ia dapat di Kelurahan Tomalou tidak singnifikan," ujar Saiful.
Baca Juga : Suasana TPS di Beberapa Lapas Indonesia, Narapidana Antusias Gunakan Hak Pilihnya untuk Nyoblos
“Berdasarkan informasi bahwa Ahmad Hatari tidak puas karena mendapat 700 suara di Tomalou. Dia juga sempat menyentil beberapa calon legislatif yang mendapatkan suara signifikan di Tomalou, padahal kata dia, tidak memberikan bantuan ke Tomalou,” tambahnya.
Kemarahan warga itu membuat Ahmad Hatari langsugn keluar dari masjiddan meninggalkan kelurahan itu.
Warga pun langsung mengeluarkan seluruh bantuan yang sudah diberikan Ahmad Hatari berupa karpet dan jam duduk besar dari dalam masjid.
Mereka pun mengembalikan bantuan itu ke Kelurahan Gurabati yang merupakan asal dari AHmbad Hatari.
Baca Juga : Suasana Horor Selimuti TPS Lebak Bulus, Warga Nyoblos Bareng Pocong
Bantuan tersebut pun juga ditolak oleh warga Kelurahan Gurabati.
Akhirnya kedua warga kelurahan itu terlibat adu mulut hingga saling lempar menggunakan batu.
Kericuhan pun terjadi dan segera diamankan oleh Polres Tikep dibantu BKO Brimob.
Baca Juga : Sosok Dibalik Gadis Pemulung yang Dibully, Yatim Piatu dan Tinggal Bersama Kakek Neneknya
Kapolres Kepulauan Tidore AKBP Goly Heriyadi yang dihubungi Kompas.com mengatakan, saat ini situasi di dua kelurahan itu sudah kembali kondusif dan terkendali.
Meski begitu, personel petugas keamanan masih berjaga-jaga dan melakukan patroli untuk mengantisipasi dan memastikan kejadian serupa terjadi lagi.
“Untuk saat ini situasi sudah aman dan terkendali, normal seperti biasa,” kata kapolres.
“Anggota polres masih melakukan pejagaan dan patroli dialogis di kedua keluraham memastikan kejadian tidak berkembang,” kata kapolres lagi.(*)