Find Us On Social Media :

Misteri Wafatnya R.A Kartini, Inilah Penyakit Penyebab Kematiannya

Raden Ajeng Kartini.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID- Tepat hari ini pada tanggal 21 April,Indonesia mengenang salah satu pahlawan Nasional wanita yaitu Raden Ajeng Kartini.

Salah satu pahlawan pencetus gerakan emansipasi wanita ini mempunyai peran sangat luar biasa bagi pergerakan kaum hawa dimasa penjajahan.

Dengan surat berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang ditulisnya, kisah-kisah kehidupannya sebagai pelopor kebangkitan wanita pribumi yang membela hak-hak kaum perempuan sangat diagungkan.

Baca Juga : Banting TV Setelah Prabowo Kalah di Quick Count : Saya Buktikan, Saya Tak Takut Rugi Televisi

Akhirnya sosok Kartini menjadi simbol emansipasi wanita di seluruh Indonesia.

Meski pada akhirnya mati muda, namun perjuangan dan segala kisah peninggalan Kartini tak lantas ikut pudar.

Dilansir Gridhot.ID dari Wikipedia.org, Raden Ajeng Kartini lahir di Majong, Jepara pada 21 April 1879.

Baca Juga : Terciduk, Dua Orang PPS Diamankan Petugas Setelah Diduga Bobol 21 Kotak Suara

Lahir dari kalangan priyayi Jawa, Kartini menikah dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat yang usianya jauh di atasnya.

Dari pernikahan tersebut Kartini memiliki seorang anak laki-laki bernama Raden Mas Soesalit Djojodiningrat.

Kartini meninggal di umurnya yang ke-25 tahun pada 17 September 1904, empat hari setelah dia melahirkan anaknya.

Kartini meninggal karena penyakit preeklampsia yang dideritanya setelah melahirkan.

Baca Juga : Tak Yakin Menang, Agar Tak Stres Seorang Caleg Mandi Kembang di Padepokan Anti Galau

Preeklampsia ini bisa juga disebut keracunan kehamilan.

Pakar kesehatan menyebutkan preeklamsia adalah komplikasi yang cukup rentan menyerang para ibu hamil.

Dilansir Gridhot.ID dari Mayo Clinic, penyakit ini adalah kompilasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kerusakan pada sistem organ lain, paling sering hati dan ginjal.

Baca Juga : Firasat Paranormal Wirang Birawa Menyoal Nasib Sandiaga Uno Usai Pilpres 2019 : Cari Pasangan yang Tepat!

Preklampsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal.

Tekanan darah ibu hamil dengan preklampsia biasanya berada di atas 130/90 mmHg.

Sedangkan tekanan darah normal manusia sekitar 120/80 mmHg.

Preklampsia bisa menyebabkan kematian pada ibu hamil, namun juga bisa menyebabkan kecacatan pada bayi.

Baca Juga : Caleg Mengeluh Gagal Jadi Anggota Dewan, Warga Murka dan Kembalikan Bantuan Karpet Masjid

Preklampsia kadang berkembang tanpa gejala apapun.

Preklampsia biasanya ditandai dengan gejala kejang-kejang setelah ibu melahirkan.

Kejang ini difaktori karena tekanan darah yang tinggi.

Baca Juga : Viral, Beberapa Tokoh Avengers Jadi Panitia KPPS di TPS Surabaya

Maka dari itu untuk mencegah penyakit ini bagi ibu hamil sebaiknya selalu memantau tekanan darah saat periksa kehamila.

Sebelumnya, tak ada catatan sejarah yang menyebutkan persis penyebab meningalnya Kartini.

Namun, karena diketahui kematian Kartini setelah melahirkan memunculkan dugaan bahwa beliau meniggal dunia setelah terserang penyakit preklampsia.(*)