Adu Tangguh Kapal Perang Vietnam Gepard Class Vs Martadinata Class Indonesia, Mana yang Lebih Superior di Lautan?

Rabu, 01 Mei 2019 | 19:48
DSNS/Alchetron

Martadinata Class Indonesia (kiri) dan Dinh Tien Hoang class Vietnam (kanan)

Gridhot.ID - Sebagai negara yang sama-sama menganut konteks pertahanan laut Green Water Navy, Indonesia-Vietnam kerap melakukan berbagai manuver dalam memperkuat militernya.

Indonesia sempat panik juga ketika negeri Nguyen mengakuisisi 6 buah kapal selam Improved Kilo Class 636 yang terkenal karena kesenyapannya.

Tapi negeri ini membalas dengan jalinan kerjasama pembuatan kapal selam Improved Chang Bogo Class dari Korea Selatan sekaligus mengajari Indonesia cara membuat monster bawah air itu secara mandiri di PT PAL.

Arms race kedua negara tak berhenti di situ.

Baca Juga : Mending Indonesia Berani Saling Tabrak, Kalau Kapal Maritim Malaysia Malah Lenyap Saat Kejar Nelayan Vietnam

Vietnam Peolpe's Navy pada 2011-2018 secara berturut-turut membeli 6 unit kapal perang frigat Gepard Class dari Rusia buatan galangan Zelenodolsk Plant Gorky.

Secara di jagat militer, Gepard class sudah kondang namanya karena frigate ini juga merupakan kapal kombatan utama AL Rusia.

Mengutip Janes.com, dengan panjang 102 meter, Gepard sanggup menggotong berbagai persenjataan kelas berat macam Kh-35 anti ship missile atau Kalibr-NK Dagestan dengan jangkauan tembak 220 km, torpedo 533mm, rudal anti serangan udara Osa-M, naval gun AK-176, roket anti kapal selam RBU-6000 dan Close In Weapon System (CIWS) AK-630 serta senapan mesin kaliber 14.5mm

Gepard class Vietnam dapat menjelajah lautan sepanjang 7.000 km selama 15 hari dengan kecepatan ekonomis 15 knot dan jika mencapai kecepatan penuh yakni 28 knot dengan awak kapal sebanyak 98 orang.

Baca Juga : Netizen jangan Salah Kaprah, May Day Alias Hari Buruh Beda Arti dengan Mayday

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Tahun 2016 TNI AL memesan 2 buah dari 6 yang direncanakan akan dibuat kapal Light Frigate Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dari Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda.

Sama seperti Chang Bogo dari Korsel, PKR 10514 dibeli Indonesia dengan syarat Transfer of Technology (TOT) dimana kedepannya PT PAL bisa secara mandiri membuat kapal perang ini.

Pada 7 april 2017, PKR 10514 Indonesia aktif bertugas dan diberi nama KRI R.E Martadinata-331.

Baca Juga : Rekam Jejak Kontroversial Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip, Berseteru dengan Mendagri Sampai Minggat Selama 11 Hari

Dengan panjang 105 meter dan lebar 14 meter, Martadinata Class sanggup membopong berbagai macam persenjataan mumpuni untuk peperangan laut masa kini.

Dengan desain futuristik yang dapat meminimalkan pantulan radar, Martadinata Class dijejali 15 jenis sensor kelas wahid besutan Thales macam ESM Vigile 100.

Untuk persenjataan, Martadinata Class dilengkapi naval gun Oto Melara 76 mm besutan Italia yang menjadi standar meriam kapal-kapal perang negara Eropa.

Naval Technology/Deagel.com
Naval Technology/Deagel.com

CIWS Oerlikon Millenium Gun (atas) dan AK-630 (bawah)

Untuk lini CIWS, Martadinata class mengusung Oerlikon Millenium Gun yang tak kalah sangar dari AK-630.

Untuk pertahanan udara ada VLS Mica dan pembabat kapal permukaan Exocet MM40 Block III dengan jangkuan tembak 180 km serta torpedo Whitehead.

MBDA/Air Power Australia
MBDA/Air Power Australia

Exocet MM40 Block III (atas) dan Kalibr-NK (bawah)

Untuk daya jelajah sendiri mencapai 9.000 km dengan kecepatan ekonomis 14 knot namun akan melorot menjadi 6.700 km jika kapal dipacu secepat 18 knot.

Dengan awak kapal sebanyak 122 orang, Martadinata class dapat beroperasi terus menerus selama 20 hari di lautan.

Jadi mana yang lebih superior? Gepard class Vietnam atau Martadinata Class Indonesia.

Gepard class unggul di sistem persenjataan rudal Kh-35 dan Kalibr-NK yang amat tersohor itu.

Namun Gepard tak begitu greget di sensor yang hanya 6 jenis banyaknya yang kurang mumpuni untuk peperangan laut masa kini.

Sedangkan Martadinata class unggul dalam sensor kapal yang bisa melakukan peperangan elektronika lebih baik dari Gepard class.

Sulit memang, tapi rasanya Martadinata class punya kans lebih unggul walau tipis karena sudah menggunakan teknologi kapal perang masa kini yang tergolong amat canggih. (Seto Aji/Gridhot.ID)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber janes, naval technology