Gridhot.ID - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai penenggelaman kapal asing pencuri ikan di Indonesia adalah cara paling ampuh demi menjaga kekayaan hayati laut negeri ini.
Hal ini lebih baik daripada kapal pencuri ikan itu dilelang.
Menurut Susi, jika kapal yang bersangkutan dilelang maka bisa digunakan lagi oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk mencuri ikan di perairan Indonesia.
"Ini maling di negara kita, masa kita bingung menindaknya. Kalau dilelang, dipakai buat mencuri lagi, akhirnya dipakai kapal yang sama 2-3 kali buat nyuri. Apa kita mau bikin dagelan?" kata Susi dalam video yang diunggah akun Twitter resmi KKP, Sabtu (4/5/2019).
Baca Juga : Kebiasaan Kejam Manusia Zaman Dahulu, Buang Orang Tuanya di Hutan Supaya Mati Dimangsa Hewan Buas
Dalam video itu, Susi tengah berbicara di depan jajaran pemerintah daerah, kejaksaan, hingga petugas KKP setempat sebelum prosesi penenggelaman kapal illegal fishing di Pontianak.
Ia juga gemas dengan banyaknya pemilik kapal pelaku illegal fishing yang masih diberi kesempatan untuk banding dalam persidangan. Menurut dia, semestinya hakim secara tegas memutuskan untuk langsung menenggelamkan kapal seminggu berikutnya.
"Negara dizhalimi kok harus banding," kata dia.
Lagipula, kata Susi, satgas 115 maupun Polisi Air dan Angkatan Laut yang menangkap sudah pasti memiliki bukti kongkrit bahwa ada pelanggaran zona teritorial yang dilanggar kapal asing tersebut.
Baca Juga : Kebiasaan Kejam Manusia Zaman Dahulu, Buang Orang Tuanya di Hutan Supaya Mati Dimangsa Hewan Buas
"Saya mohon kepada semua penegak hukum baik kejaksaan, pengadilan negeri yang memutuskan, demi kedaulatan sumber daya laut kita, bersatulah dan berkatalah tenggelamkan satu satunya punishment terbaik," kata Susi.
Tak hanya dari segi efek jera, Susi mengungkapkan dampak positif penenggelaman kapal bagi perekonomian Indonesia.
Pada 2014, stok ikan turun menjadi 7,1 juta ton. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, bisa mencapai puluhan juta ton.
Hal ini mengakibatkan mata pencarian nelayan berkurang hampir separuhnya dan 115 eksportir gulung tikar karena kekurangan bahan baku.
Di sisi lain, lebih dari 10.000 kapal asing dengan bebas beroperasi di Indonesia sehingga dianggap suatu hal yang biasa.
Begitu dibentuk Satgas 115 yang menjadi garda terdepan perbatasan laut serta tindakan tegas berupa penenggelaman kapal, stok ikan di laut Indonesia kembali melimpah.
Di akhir 2018, stoknya menjadi 13 ton. Ekspor ikan tak lagi lesu, bahkan Indonesia menjadi eksportir ikan tuna terbesar di dunia. Nelayan bisa setiap hari melaut dengan hasil melimpah sepanjang tahun.
"Dalam 4 tahun, revenue dari perikanan dari Rp 2 triliun jadi Rp 15 triliun. Ekspor naik 800 persen. Itu dirasakan masyarakat dan pemerintah," kata Susi.
Namun, setelah dua tahun pertama penerapan kebijakan penenggelaman kapal, sebagian kapal-kapal yang ditangkap itu dilelang. Susi mengatakan, harga kapal yang dilelang tak sebanding dengan apa yang telah mereka curi dari laut Indonesia.
Baca Juga : Ketika Resimen Pelopor Indonesia Tembaki dan Ledakan Kapal AL Malaysia dalam Pertempuran Laut Sengit
Susi mengatakan, harga kapal yang senilai Rp 10 miliar akan turun nilainya jika dilelang menjadi Rp 1 miliar. Sementara itu, ikan yang dicuri nilainya bisa mencapai Rp 2-3 miliar.
"Sekarang masih ada 90 kapal yang banding dan belum inkracht. Saya harap 90 ini tidak berkurang karena ada yang lolos dam dilelang. Saya mau ini disita buat negara untuk dimusnahkan," kata Susi.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Susi: Penenggelaman Kapal Asing Ilegal akan Dongkrak Perekonomian"