Jelang 22 Mei, Pendekar Pagar Nusa Siap Jadi Garda Depan Temani TNI - Polri Lawan Gerakan People Power

Jumat, 17 Mei 2019 | 13:56
nu.co.id

Pendekar Pagar Nusa

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Situasi politik di Indonesia terasa semakin panas menjelang perhitungan final hasil Pemilu 2019.

Pengumuman hasil Pemilu 2019 akan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2019 besok.

Seiring menjelang pengumuman hasil Pemilu tersebut, kubu pasangan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno diberitakan menggemakan Pemilu curang dan akan melaksanakan memobilisasi kekuatan massa atau "people power".

Baca Juga : Hanya Gara-Gara Gunting Seharga Rp 80 Ribu, Tubuh Seorang PRT Melepuh Setelah Disiram Air Panas Oleh Majikannya

Isu akan adanya gerakan "people power" semakin gencar berbarengan dengan aksi demonstrasi massa pendukung 02 di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Jumat (11/5/2019).

Para demonstran tersebut mengawal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga saat melaporkan dugaan kecurangan Pemilu 2019.

Namun, gerakan "people power" ini ternyata mendapat banyak perlawanan dari TNI Polri, masyarakat sipil dan tak sedikit juga pakar politik.

Baca Juga : Forum Bogor Cairkan Suasana Jelang Pengumuman 22 Mei, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo Siap Tebar Pesan Kedamaian

Karena banyak yang menganggap bahwa gerakan "people power" ini merupakan gerakan yang mengarah pada makar.

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com (16/5/2019), Sebanyak 1.500 pendekar Pagar Nusa Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, siap membantu TNI dan Polri mengamankan gerakan "people power" yang didengungkan sekelompok massa.

Ketua Pagar Nusa Kebumen Kiai Asyhari Muhammad Al Hasani secara tegas mengatakan, pihaknya menolak "people power" karena itu merupakan gerakan inkonstitusional dan bersifat provokatif.

"Pagar Nusa itu kan tugasnya sebagai pagarnya NU (Nahdlatul Ulama) dan bangsa. Kalau ada yang buat keributan, apalagi di NKRI, kami siap untuk melawan," kata Gus Hari, demikian sapaannya, Kamis (16/5/2019).

KOMPAS.com/DOK PAGAR NUSA KEBUMEN
KOMPAS.com/DOK PAGAR NUSA KEBUMEN

Pendekar Pagar Nusa Kebumen, Jawa Tengah, siap membantu TNI dan Polri

Baca Juga : Prabowo Keukeuh Ingin Batalkan Perhitungan Pilpres Bukan Pileg, BPN: Jokowi Itu Kan Capres Bukan Caleg

Gus Hari mengatakan juga bahwa gerakan people power mengarah pada tindakan makar dan tidak menghormati sistem demokrasi yang ada.

"Kami sebagai pendekar Pagar Nusa sangat tidak sependapat gerakan tersebut, tidak menghormati KPU, tidak percaya terhadap Polri dan TNI sebagai pengaman NKRI adalah suatu tindakan yang salah," ujar Gus Hari.

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

Demo Bawaslu

Pendekar Pagar Nusa, menyatakan mengecam dan akan melawan gerakan yang akan dilakukan oleh sekelompok orang untuk melemahkan pemerintahan yang sah.

Baca Juga : Hadapi Kemungkinan Terburuk 22 Mei, Polri Siap Kerahkan 32.000 Personel untuk Jaga Keutuhan NKRI

Bahkan gerakan yang diusung oleh BPN ini ternyata mengalami banyak penolakan dari pihak internalnya.

Dikabarkan dari Gridhot.ID, Ferdinand Hutahean selaku Juru Bicara (JUbir) BPN menilai ada perbedaan sikap antar Pendukung 02 dengan Prabowo Subianto mengenai People Power.

Ferdinand mengaku beberapa kali mendengar Prabowo menghimbau agar People Power secara damai.

"Memang kita lihat ada perbedaan sikap pendukung 02 dengan Pak Prabowo sendiri. Pak Prabowo beberapa kali saya dengar untuk mengimbau people power secara damai. Ini menjadi lucu, sementara pendukungnya selalu berteriak people power untuk mengakhiri kekuasaan ini," kata Ferdinand saat dihubungi, Sabtu (11/5/2019).

Kompas.com/GARRY LOTULUNG dan DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com
Kompas.com/GARRY LOTULUNG dan DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com

Prabowo Subianto dan Ferdinand Hutahaean

Baca Juga : Ancaman HS Disebut Hanya Bentuk Aspirasi Masyarakat, Novel Bamukmin Dapat Sorakan dari Penonton Mata Najwa

Bahkan, menurut Ferdinand, perbedaan sikap ini tak hanya terjadi pada pendukung Prabowo di akar rumput.

Pendukung di tingkat elite, seperti Amien Rais, juga ikut menyuarakan people power yang bertujuan menggulingkan kekuasaan lewat jalanan.

"Karena Pak Amien Rais sendiri menyatakan tidak usah ke Mahkamah Konstitusi, people power saja. Ini harus dijelaskan karena posisi Amien Rais adalah dewan penasihat BPN, jadi ini membuat situasi tidak kondusif," ujar Ferdinand.

Baca Juga : Berstatus Janda dan Bekerja Serabutan, Kini IY Siap Huni Jeruji Besi Tinggalkan Ketiga Anaknya

Oleh karena itu, Ferdinand meminta Prabowo untuk menegaskan lagi sikapnya yang hendak menempuh cara-cara konstitusional dalam memenangi Pilpres 2019.

Menurut dia, penegasan sikap ini penting agar tak ada lagi silang pendapat di antara barisan pendukung paslon 02.

"Hal ini telah membuat sedikit perbedaan diantara koalisi adil makmur, termasuk Demokrat bahkan dituding berkhianat karena tidak mendukung upaya (people power) tersebut," kata Ferdinand.

Ketua Divisi Advokasi Partai Demokrat ini menegaskan, partainya mengecam aksi people power bila dimaksudkan untuk menggulingkan kekuasaan.

Tribunnews.com
Tribunnews.com

Demo Bawaslu

Baca Juga : Prabowo Keukeuh Ingin Batalkan Perhitungan Pilpres Bukan Pileg, BPN: Jokowi Itu Kan Capres Bukan Caleg

Demokrat, kata dia, hanya akan menggunakan jalur hukum dan sesuai konstitusi dalam menuntut keadilan dan kebenaran.

"Selama people power yang disuarakan muncul kesannya untuk menggulingkan kekuasaan, maka Demokrat dipastikan tidak ada disana," tegas Ferdinand. (*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com, GridHot.ID