Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Nama Lalu Muhammad Zohri kini menjadi idola baru di cabang olahraga atlentik dunia.
Pasalnya atletasal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini sering kali mencetakrekor sekaligus prestasi yang mengharumkan nama bangsa.
BahkanLalu Muhammad Zohri berhasil mengukuhkan diri sebagai manusia tercepat se-Asia Tenggara.
Baca Juga: Masa Lalunya Berbalut Kepedihan, Kini Zohri Diakui Sebagai Manusia Tercepat se-Asia Tenggara
Sebelumnya, sprinter yang akrab disapa Zohri ini juga berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali perak di Asian Games 2018.
Dibalik prestasinya yang sangat mengagumkan, perjuangan hidup Zohri perlu diacungi jempol.
Berjuang sebagai anak yatim piatu yang tinggal di rumah sangat sederhana bersama kakak perempuannya membuat Zohri banyak belajar hingga berhasil meraih impiannya.
DilansirGridhot.IDdari Antaranews, remaja asal Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat adalah anak ke empat dari empat bersaudara.
Ketiga kakaknya adalah Fazila (29), Lalu Ma'rib (28), dan Baiq Fujianti (Almh).
Kedua orangtuanya, Lalu Ahmad Yani sudah meninggal dunia pada tahun 2017, sedangkan ibunya, Saeriah, sudah lebih dulu pergi pada tahun 2015.
"Cita-citanya mau banggakan keluarga dan buatkan rumah," tutur Fazila menceritakan pengakuan adiknya.
Fazila pun mengaku bangga dengan prestasi yang diraih adiknya itu lantarania tahu betul perjuangan keras Zohri berlatih di tengah keterbatasan.
Dari usaha kerasnya, Zohri pun kini mampu mencetak prestasi tingkat dunia dengan menyabet medali dalam kejuaraan.
Baca Juga: Bela Ibunya yang Seorang Janda dan Kini Terancam Mendekam di Penjara, Putra IY: Ibu Nggak Sengaja
Berkat prestasinya, pemerintah dan banyak pihak pun memberikan penghargaan kepada anak bangsa berprestasi ini salah satunya dengan merenovasi rumah Zohri.
Pasalnya rumah Zohri yang berada di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, boleh dikategorikan tidak layak huni.
Rumah masa kecil Zohri itu berdinding kayu dan lantainya pun bukan lantai keramik.
Baca Juga: Diciduk di Bekasi, 2 Wanita Perekam dan Penyebar Video HS Tertunduk Lesu Saat Diamankan Polisi
Sementara atap rumahnya juga sudah rapuh, bahkan lemari untuk menaruh baju terlihat seadanya.
Sebelumnya, Zohri pun berpesan jika rumah tersebut boleh direnovasi asal tidak mengubah bentuknya.
Bukan tanpa alasan, rumah itu adalah rumah peninggalan orangtuanya dan memiliki kenangan yang tak akan terlupakan.
Baca Juga: Ogah Nodai Seragamnya dengan Pilox saat Rayakan Hari Kelulusan, Siswi SMA Justru Beri Pesan Menohok!
"Kami sudah sepakat tak akan mengubah rumah peninggalan orang tua kami. Rumah ini memiliki sejarah yang tak akan terlupakan."
"Kami minta diperbaiki, dinding-dinding rumah yang lapuk diganti dengan papan-papan baru," kata Fazilla, kakak sulung Zohri kepada Kompas.com, Jumat (13/7/2018).
"Biarkan sudah menjadi kenangan masa-masa sulit adik saya. Kami sempat bicara dan kita sepakati ini rumah tetap berdiri dengan bantuan renovasi, tanpa mengubah bentuk dan ukurannya," kata Fazilla.
Satu tahun telah berlalu, kini renovasi rumah masa kecil Zohrioleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah selesai.
Rumah lama Zohri tidak mengalami banyak perubahan desain, hanya mengganti material rumah agar menjadi permanen.
Melansir laman Kompas.com, renovasi rumah lama Zohri hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 30 juta.
"Pihak keluarga Zohri ingin desain rumah tetap dipertahankan karena rumah tersebut memiliki banyak memori," ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/5/2019).
Konsep renovasi mengikuti desain awal yakni fondasi batu kali menerus dengan sloof untuk konstruksi tahan gempa dan konstruksi kayu kelas I finishing plitur Kalimantan.
Renovasi juga dilakukan dengan mengganti dinding, atap, lantai namun tetap mempertahankan nuansa sebelumnya.
Rumah berukuran 5x7 meter itu dilengkapi lantai keramik, dan plafon triplek setebal 6 milimeter.
Ruangan rumah terdiri dari satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi, dan ruang tamu.
Tak hanya renovasi, hunian tersebut dilengkapi dengan perabot berupa lemari, kursi, dan tempat tidur yang merupakan sumbangan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).
Selain itu, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara membangun rumah baru lain untuk Zohri di atas lahan seluas 500 meter persegi.
Lokasinya hanya berjarak sekitar 1,5 km dari rumah lama Zohri yang direnovasi.
Rumah yang dibangun seluas 60 meter persegi itu terdiri dari halaman depan dan samping, ruang tamu, dapur, toilet, dan tiga kamar tidur.
Selain itu, bangunan rumah dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU)/landscape, pagar keliling, serta bangunan pelengkap.
Baca Juga: Tak Hanya Mengusir Kantuk, Tidur Siang Saat Puasa Ternyata Banyak Manfaatnya untuk Kesehatan
Pembangunannya menggunakan dana APBN tahun 2018 sebesar Rp 591 juta yang dilaksanakan oleh kontraktor CV Rekan Utama pada bulan Oktober hingga selesai pada Desember 2018.
(*)