Masih Dirahasiakan Pihak Kepolisian, Hermawan Sulistyo Bongkar Ciri-ciri Ketua Lembaga Survei yang Jadi Target Pembunuh Bayaran

Rabu, 29 Mei 2019 | 10:44
KOMPAS.com/Ihsanuddin

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukan barang bukti saat jumpa pers terkait kerusuhan 22 Mei, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019)

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Enam tersangka berinisial IR, HK, AZ, TJ, AD dan AV alias VV berhasil dibekuk oleh pihak kepolisian.

Diketahui keenam tersangka tersebut berencana untuk melakukan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei Pilpres 2019.

Melansir dari Kompas.com, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan empat nama tokoh nasional yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap.

Baca Juga: Tajudin, Mantan Marinir Anggota Pembunuh Bayaran Aksi 22 Mei, Ditugaskan Eksekusi Dua Tokoh Nasional

Keempat nama itu adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.

Hal itu disampaikan Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito.

Baca Juga: Prabowo Pergi ke Timteng Pakai Jet Pribadi dan Tak Diketahui Kegiatannya di Sana, Imigrasi : Kami Tidak Memiliki Informasi Tersebut

Kendati telah mengungkap keempat nama tokoh nasional, namun Tito Karnavian enggan menyebutkan nama ketua atau pemimpin lembaga survei yang turut menjadi incaran pembunuhan.

Dikutip GridHot.ID dari TribunJakarta.com, pengamat politik sekaligus Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ), Hermawan Sulistyo mengungkapkan ciri-ciri dari pemimpin lembaga survei yang menjadi incaran pembunuhan itu.

Mulanya pembawa acara bertanya soal kemungkinan orang-orang yang ditarget untuk dibunuh.

YouTube Kompas TV via TribunJakarta.com
YouTube Kompas TV via TribunJakarta.com

Hermawan Sulistyo hadir sebagai narasumber di acara Kompas Petang, pada Jumat (24/5/2019).

"Ini ada 4 tokoh nasional pejabat publik dan satu pimpinan lembaga survei yang kita semua tidak tahu kenapa mereka semua diincar untuk dibunuh, tapi kenapa polisi tidak mau mengungkap tapi menurut Anda siapa kira-kira kemungkinan besar untuk ditarget?" tanya pembawa acara sebagaimana dikutip dari saluran YouTube Metro TV.

Baca Juga: Lebaran Beli Rumah, Pemerintah Bebaskan PPN untuk Rumah Sederhana dan Sangat Sederhana Mulai Harga Rp 140 Juta

Hermawan Sulistyo lalu menjawab bahwa kelompok orang yang merencakan pembunuhan tersebut menganggap negara ada thogut atau tagut.

Sebagai informasi, tagut adalah orang yang menyembah selain Allah dan menyimpang dari jalan kebaikan.

"Negara itu kan dianggap tagut, mereka ini kan tagut," ujar Hermawan Sulistyo.

Baca Juga: Jadi Eksekutor Pembunuhan dalam Aksi 22 Mei, Desertir TNI Irfansyah Baru Terima Bayaran Rp 5 Juta

Lalu ia menyebutkan beberapa pejabat yang sering mendapatkan ancaman pembunuhan.

"Yang pasti Kapolri sering diancam, Kabareskrim sering diancam, Ketua KPU sering diancam, Ketua Bawaslu sering diancam," katanya.

"Apakah ini yang sama, silakan saja polisi mengumumkan," tambah Hermawan Sulistyo.

Terkait pemimpin lembaga survei yang tak disebutkan namanya oleh Tito Karnavian, Hermawan Sulistyo menyebut masyarakat dapat memperkirakannya dengan cara mengamati sosok yang paling ofensif atau menyerang salah satu kubu selama ini.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Lempari Kotoran ke Panser Aparat, 2 Pria Ini Ngaku Buat Lucu-lucuan Saat Diciduk Polisi

"Lembaga survei, kita lihat saja siapa yang paling ofensif menyerang," kata Herawaman Sulistyo.

Tangkapan layar Kompas TV
Tangkapan layar Kompas TV

Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal menjelaskan rencana pembunuhan 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei serta pembelian senjata api, Senin (27/5/2019) di Mabes Polri.

Ia mengatakan sikap ofensif tersebut hanya dimiliki oleh satu orang pemimpin lembaga survei.

Hermawan Sulistyo lantas meminta pihak Metro TV untuk bertanggung jawab.

Baca Juga: Irfansyah, Mantan Anggota TNI yang Jadi Salah Satu Pembunuh Bayaran Aksi 22 Mei

Pasalnya diduga sosok tersebut kerap menjadi narasumber di Metro TV dan memberikan pernyataan yang ofensif di berbagai kesempatan.

"Ada satu orang memang dan itu tanggung jawabnya Metro itu," tambah Hermawan Sulistyo.

Menjawab pernyataan dari Hermawan Sulistyo, pembawa acara kembali bertanya soal lembaga survei yang dianggap telah bekerja sesuai ilmu.

Sehingga apa yang disampaikan lembaga survei tersebut bukan merupakan serangan melainkan hasil ilmiah.

Baca Juga: 3 Fakta Sosok Vivi, Wanita Pemasok Senjata Api Bagi Pembunuh Bayaran Aksi 22 Mei

"Kan dia yakin dia bekerja secara scientific, secara ilimah gitu dan dia bertahan dengan itu, diserang kiri kanan dia," jawab Hermawan Sulistyo. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Tribun Jakarta