Find Us On Social Media :

China Kembangkan Teknologi Rahasia Berjuluk 'Black Ability' untuk Peroleh Keunggulan di Medan Perang Melawan Amerika

Frigate PLA Navy Type 054A Yuncheng (571) sedang menembakkan misil anti-kapal dalam simulasi peperangan.

Gridhot.ID - Nampaknya Amerika Serikat (AS) ditakdirkan untuk selalu bersitegang dengan negara-negara kuat dunia.

Jika pada Perang Dunia 1 dan 2, AS berhadapan dengan Jerman serta Jepang.

Untuk Perang Dingin berhadapan dengan Uni Soviet.

Dan dimasa sekarang harus bersaing dengan China untuk mempertahankan hegemoni penguasa dunia.

Baca Juga: Mengintip Takbiran Terakhir Para Napi Terpidana Mati, Usai Lebaran Algojo Bakal Mencabut Nyawa Mereka

Sebuah laporan menyebut dominasi militer Amerika Serikat ( AS) di dunia bakal segera berakhir dan digantikan oleh China.

Laporan itu dirilis oleh Center for New America Security dan ditulis oleh Mantan Wakil Menteri Pertahanan Robert Work dan eks asisten khususnya, Greg Grant.

Dilansir Newsweek Kamis (6/6/2019), dalam laporan itu disebutkan teknologi militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sudah mulai menyamai AS.

"Dengan sabar, PLA terus mengejar ketertinggalan dengan AS dalam dua dekade terakhir," ulas laporan itu.

China mempelajari cara berperang Washington. Dari sana, China mulai menambal apa yang menjadi kekurangan mereka dan memperkuat keunggulan mereka, terutama yang berkaitan dengan teknologi militer.

Baca Juga: Martabat Indonesia Direndahkan, Bung Karno Umpat Sumpah Serapah ke Presiden Amerika : Go To Hell With Your Aid!

"Negara itu kini makin mempersempit jarak dengan sistem operasional AS, dan berambisi menjadi negara dominan di bidang teknologi," demikian isi laporan itu.

Work dan Grant menjelaskan, upaya China untuk mengungguli AS dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah upaya modernisasi yang terjadi pada 1990 hingga 2000-an.

Kemudian fase kedua ditempuh setelah Beijing bisa mengembangkan senjata presisi dan jaringan tempur yang canggih, dan membuat mereka dominan di kawasan regional.

Dengan keunggulan di bidang rudal hipersonik maupun senjata anti-kapal, China bisa unggul di area Taiwan maupun Laut China Selatan, dan membuat AS fokus kepada mereka.

Fase terakhir diambil begitu China bisa melewati kecanggihan teknologi militer AS. Fase ini bisa membuat Beijing mulai memperluas kepentingan mereka di seluruh dunia.

Laporan itu mengungkapkan China menggunakan strategi mata-mata di bidang industri dan teknis untuk menganalisis dan mengeksploitasi kelemahan Pentagon.

Baca Juga: Ternyata 4 Presiden Indonesia Lahir di Bulan Juni, Ada Keistimewaan Sendiri Bagi Orang yang Lahir di Bulan Ini

China kemudian menginvestasikan dana besar di sektor kecerdasan buatan untuk memperoleh keunggulan di medan perang.

Bahkan, China disebut mempunyai "kemampuan hitam" (Black Ability).

Yakni keunggulan yang tidak diketahui dan bakal dikeluarkan saat terjadi perang untuk mengejutkan lawan.

Pejabat militer maupun pemerintah AS sudah sangat menyoroti kemajuan signifikan China yang sudah menggelontorkan hingga 620 persen selama 20 tahun terakhir.

Laporan dari CNAS mengungkapkan, China kini merupakan negara dengan anggaran pertahanan terbesar nomor dua di dunia di belakang Negeri "Uncle Sam".

Tahun lalu, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Paul Selva memperingatkan China bisa menyamai AS di awal 2020, dan melewati mereka pada 2030 mendatang.

Bahkan sebuah studi yang dilakukan komisi di Kongres di akhir 2018 menunjukkan Washington berada dalam ancaman kekalahan jika harus berperang dengan China.

Baca Juga: Ngakak, Bocah Kecil Ini Menangis dan Mengamuk Gegara Tak Ada Jaringan Internet Saat Mudik ke Kampung Kakeknya

Karena itu pemerintahan Presiden Donald Trump meluncurkan Strategi Pertahanan Nasional pada 2018 lalu yang meminta Pentagon untuk menyambut ancaman China dan Rusia.

Pada 2014, sebenarnya Pentagon sudah mempunyai inisiatif bernama Third Offset berisi instruksi dibutuhkan inovasi teknologi untuk mempertahankan dominasi mereka.

Kepada The Washington Post, Work menjelaskan seharusnya kebijakan Pentagon itu dengan jelas memuat ancaman yang jelas ditunjukkan oleh Beijing.

"Saya mungkin bakal sering mengatakan 'China sudah datang, China sudah datang, China sudah datang' jika diperbolehkan," ujar mantan Wamenhan periode 2014-2017 itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teknologi Militer AS Bakal Disalip oleh China"