Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Baru-baru ini, sebuah video rekaman CCTV beredar di jagad sosial media Facebook.
Video tersebut memerlihatkan aksi penganiayaan yang menimpa anggota TNI AD Kopda Lucky Prasetyo (36).
Dikutip GridHot.ID dari akun Facebook dalam kiriman ke grup Info Lalulintas dan Kriminal, Sabtu (29/6/2019), korban tewas setelah dianiaya oleh empat orang pria berbadan kekar.
Dari empat orang orang pelaku, ada yang mengenakan kaos pendek berwarna pink, dan lainnya menggunakan kaos berwarna putih.
Dalam rekaman CCTV terlihat korban dikeroyok tanpa diberi ampun.
Setelah dipukul berkali-kali, korban pun tersungkur di pelataran sebuah parkiran.
Baca Juga: Dituding KKB Papua Perkosa Wanita dan Anak-anak, TNI Bongkar Rekaman Video Aktivitas Mereka di Nduga
Melansir Tribun Manado, sebanyak empat terduga tersangka pembunuhan anggota TNI AD Kopda Lucky Prasetyo, sudah ditangkap pihak Polresta Manado.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, ke awak media, Sabtu (29/06/2019).
"Iya, sebanyak empat terduga tersangka sudah ditangkap, dan sekarang dalam pemeriksaan penyidik," ungkap Benny Bawensel.
Sebanyak empat terduga tersangka pembunuhan anggota TNI AD Kopda Lucky Prasetyo, sudah ditangkap pihak Polresta Manado.
Almarhum Kopda Lucky Prasetyo merupakan warga Nganjuk, Jawa Timur, yang berdomisili di Desa Kema 3, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, ke awak media, Sabtu (29/06/2019) tadi.
Baca Juga: Sediakan Karpet untuk Salat Massa Peserta Aksi di Depan Gedung MK, TNI Dapat Apresiasi
"Iya, sebanyak empat terduga tersangka sudah ditangkap, dan sekarang dalam pemeriksaan penyidik," ungkap Bawensel.
Untuk identitas keempat terduga tersangka semua warga Kota Manado, masing-masing berinisial HRT, AB, ALS dan AS.
"Keempat terduga tersangka ditangkap di wilayah Kota Manado. Ada yang di rumah mereka, ada yang di tempat kos," jelas mantan Kapolres Minsel ini.
Baca Juga: Kapolri Akui Ada Rasa Tak Nyaman Memproses Hukum Purnawirawan TNI
Belum diketahui motif dan pemicu penganiayaan yang berakibat meninggalnya Kopda Lucky Prasetyo.
Dua rekan korban Kopda Hermin dan Sertu Alfianto yang juga dianiaya pelaku belum diketahui keadaannya.
Sementara itu, menurut keterangan saksi Novri Manangkalangi dan Fahri Sevri Pangkey, korban dan pelaku cekcok saat berada di parkiran motor.
Baca Juga: Setelah Putuskan Pensiun Dini dari TNI, Sulaiman Hardiman Beri Pesan Menohok Untuk Para Komandan
Kronologi kejadian bermula ketika korban dan tersangka hendak pulang dari tempat hiburan malam,Altitude The Club Manado, Kawasan Megamas.
Korban dan dua temannya cekcok dengan para tersangka di parkiran hingga berakhir penganiayaan.
Anggota TNI Kopda Lucky Prasetyo tewas setelah dianiaya empat pria kekar pada Sabtu (29/06/2019) sekitar pukul 05.30 WITA.
Baca Juga: Pulang ke Indonesia, Jenazah Ani Yudhoyono Akan Diterbangkan dengan Pesawat C-130 Hercules TNI AU
Jenazah Kopda LuckyPrasetyo pun telah dimakamkan di Desa Kema Tiga, Kabupaten Minahasa Utara.
Kopda Lucky Prasetyo meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, Enggar Prasetyo (7) dan Kinara Prasetyo usia 1 tahun delapan bulan.
Aktif di Desa
Baca Juga: Ada Dugaan Purnawirawan TNI Makar, Presiden Jokowi Diberi Masukan Ini Oleh Kiki Syahnakri
Hukum Tua Desa Kema Tiga Rasid Yahya mengaku kehilangan sosok anggota masyarakat yang punya dedikasi membantu pemerintah desa.
"Kami merasa kehilangan atas berpulangnya salah satu anggota masyarakat Desa Kema 3, beliau dikenal punya dedikasi bantuk pemerintah dalam hal Kamtibmas karena sebagai anggota TNI," katanya.
Dandema Korem 131/Santiago Mayor Inf Davidson Rading, mewakili Danrem menyampaikan sambutan tertulis pada upacara pelepasan kemiliteran.
"Segenap keluarga besar Korem 131/Santiago dan jajaran Kodim 1310 berduka atas kepergian dan meninggalnya rekan sekerja, Kopda Lucky Prasetyo," ucapnya.
Tak Pernah Membentak
Rasid Tolioto, ayah mertua Kopda Lucky Prasetyo mengungkapkan korban tidak pernah membantah apalagi membentak.
"Saat datang ke rumah usai tugas, kesehariannya bercengkrama dengan anak dan istri. Saat akan kembali pergi bertugas pamit kepada saya lalu pamit dan cium tangan," katanya.
Jika selesai melaksanakan dinas malam, dan menelpon ke rumah, sang istri langsung pergi menjemput.
Dalam menjalankan tugas almarhum tidak pernah absen berkomunikasi dengan istri, anak-anak dan keluarga.
Tugas di Perbatasan Filipina
Dalam riwayat hidup Kopda Lucky Prasetyo, terungkap fakta tentang tugas dan jasanya selama menjadi anggota TNI.
Kopda Lucky Prasetyo tercatat dua kali terlibat dalam Operasi (Ops) Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Philippines.
Yakni Ops Satgas Pamtas RI-Phillipines 2008 dan 2012.
Operasi Satgas Pamtas RI-Phillipines sendiri adalah tugas pengamanan di wilayah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina.
Peraih 2 Bintang Jasa
Baca Juga: Dogfight Menegangkan Saat 2 F-16 TNI AU Dikeroyok 9 F/A-18 Hornet Amerika di Atas Laut Jawa
Kopda Lucky Prasetyo telah mendapat dua bintang jasa sebagai anggota TNI, yakni Bintang Jasa Satyalancana Raksaka Dharma dan Bintang Jasa Satyalancana 8 tahun.
Almarhum adalah personel TNI di Kesatuan Korem 131/Santiago dan menjabat sebagai TA Jubra 1 Timhub Denma Korem 131/Santiago.
Kopda Lucky sebelumnya pernah di Kipan B Yonif Raider712/WT.
(*)