Gridhot.ID - Negeri Zionis Israel menjadi target serangan Iran jika negeri Ayatollah itu diserbu oleh Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkapkan oleh Mojtaba Zolnour, anggota parlemen Iran sesumbar jika Amerika menyerang negaranya, maka Iran akan melakukan serbuan mematikan ke Israel.
Hanya setengah jam saja sisa umur Israel menghadapi serangan Iran, papar Zolnour.
"Jika AS menyerang kami, hanya setengah jam sisa umur Israel," kata Mojtaba Zolnour, ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran,seperti dikutip Mehr.
Mengutip Russia Today, Kamis (4/7/2019) mendengar pernyataan itu, Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz mengatakan negaranya bakal senang hati ladeni serangan Iran.
Baginya, serangan Iran akan membawa situasi abu-abu Timur Tengah menjadi zona merah konfrontasi.
"Israel siap sedia menyambut eskalasi semacam itu dan terus mempersiapkan diri untuk membangun kekuatan militernya dalam hal harus menanggapi skenario eskalasi," ujar Katz.
Kedua negara sekarang saling bertukar ancaman.
Baca Juga: Jika Pecah Perang Amerika-Iran, Ganasnya Pertempuran Akan Merembet ke Negara-negara Ini
Sementara itu Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya sedang melakukan 'tekanan maksimal' untuk Iran berupa sanksi ekonomi akibat pengayaan uranium yang melampui batas pada perjanjian nuklir tahun 2015.
Trump juga sesumbar militer Amerika bisa melumat Iran dalam sekejap jika perang meletus.
"Kami berada di posisi yang kuat. Melawan mereka tidak akan berlangsung lama. Saya bisa mengatakan itu kepada Anda," kata presiden berusia 73 tahun itu.
Dalam kicauannya di Twitter Selasa (25/6/2019), Trump mengemukakan bahwa AS merupakan negara dengan kekuatan militer terkuat dunia dengan anggaran jumbo.
Dalam dua tahun terakhir, Trump mengklaim Gedung Putih sudah menyuntikkan anggaran sebesar 1,5 triliun dollar AS, sekitar Rp 21.262 triliun, untuk belanja militer.
Ketegangan AS dengan Iran semakin panas setelah Teheran mengumumkan telah menembak jatuh drone pengintai Pentagon yang disebut sudah melanggar wilayah mereka.
Trump awalnya memerintahkan aksi militer sebagai balasan atas tertembaknya drone itu.
Namun, Trump membatalkannya 10 menit terakhir karena korban tewas bisa mencapai 150 orang. (Seto Aji/Gridhot.ID)