Kopral punya tiga orang anak dan seluruhnya sudah bekerja.
Sementara itu, sang istri telah menceraikannya karena Kopral tak pulang-pulang ke rumah.
Setelah ditinggal istri, Kopral tinggal seorang diri di sebuah rumah semipermanen di bantaran rel kereta api.
Menggunakan sepeda motor hitam butut yang ia dapatkan seharga Rp 400.000, ia menekuni pekerjaan sebagai penjaga perlintasan sebidang tiap hari.
Namun, saat dilanda sakit, Kopral pilih istirahat di rumahnya karena ia merasa tak mampu bekerja optimal.
"Kalau sakit ya enggak bisa silat!" kata dia dengan logat Betawi yang lumayan kentara.
Memang, begitu penting arti gerakan silat bagi Kopral. Ketekunannya beraksi semacam ini membuatnya dikenal luas, termasuk oleh sopir-sopir angkot hingga polisi.