Kisah Herayati, Anak Tukang Becak Lulusan Terbaik ITB yang Kini Menjadi Dosen Kimia Untirta di Usia 22 Tahun

Jumat, 26 Juli 2019 | 14:45
Kompas.com | Acep Nazmudin

Sempat Tak Lolos Masuk ITB, Anak Pengayuh Becak Akhirnya Jadi Dosen

Gridhot.ID - Keterbatasan ekonomi tidak membuat Herayati menyerah untuk menggapai mimpinya.

Wanita asal Cilegon, Banten ini lulus dengan perdikat cumlaude dari Institut Tekhnologi Bandung.

BahkanHerayati langsung dipinang oleh salah satu kampus ternama di Banteng, Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta).

Baca Juga: Dihadiahi Apartemen Termahal Se-Indonesia Berkat Prestasinya, Lihat 5 Potret Cantik Felicia Putri Parisienne Hutapea, Cucu Profesor dari Keluarga Pengacara

Walaupun berasal dari keluarga sederhana, ayahnya pengayuh becak, Heryatai berhasil mewujudkan cita-cinta sebagai dosen di usia sangat muda.

Mata Herayati berbinar-binar saat menceritakan kisah dirinya diminta jadi dosen di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten.

Jadi dosen adalah cita-citanya sejak kecil.

Baca Juga: Areeya Jason, Wanita Thailand yang Ngaku Punya Anak dari Pablo Benua Kini Buka Suara

Hera, begitu panggilannya, pernah menjadi pemberitaan pada 2018 lalu saat dirinya lulus dengan predikat cumlaude dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Saat itu, media mengangkat kisah Hera, seorang anak pengayuh becak yang berprestasi.

Saat ditanya apa cita-citanya, Hera mengutarakan ingin menjadi dosen.

Baca Juga: Heboh Polisi Tembak Polisi, Ini Penyebab Brigadir RT Berondong Bripka RE dengan 7 Peluru Hingga Tewas di Tempat

Inilah awal mula perjalanan Hera menggapai impiannya mengajar di kampus ternama di Banten tersebut.

"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," kata Hera kepada Kompas.com di kediamannya di Jalan Masigit-Sumur Menjangan, Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (24/7/2019).

Hera yang kebetulan mengambil program fast track di ITB melanjutkan S2 di sana, yang ditempuhnya dalam waktu kurang dari satu tahun.

Kompas.com | Acep Nazmudin

Sempat Tak Lolos Masuk ITB, Anak Pengayuh Becak Akhirnya Jadi Dosen

Baca Juga: Tabrak Brigadir Natan Doris Sampai Sang Polisi Terbawa di Kap Depan Mobilnya, Sosok Pengandara yang Viral Karena Ogah Ditilang Ternyata Mahasiswa S2 Asal Jakarta

Hebatnya lagi, dia lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,8.

Setelah lulus S2, pihak Kampus Untirta kembali memanggil Hera, dan langsung diberi amanah untuk mengabdi sebagai dosen luar biasa di Jurusan Teknik.

"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," kata perempuan kelahiran 17 April 1997 ini.

Baca Juga: Viral Cuitan Fresh Graduate Lulusan UI Ogah Digaji Rp 8 Juta, Pihak Kampus: Gaji Bukan yang Pertama Kita Ajarkan

Apa yang dicapai oleh Hera saat ini bukan sesuatu yang bisa didapat dengan mudah.

Dia menceritakan perih dan terjalnya perjalanan saat menempuh kuliah dalam keadaan terbatas.

Ya, ayah Hera, Sawiri, hanyalah seorang pengayuh becak di Cilegon.

Baca Juga: Tak Tahan Lihat Putrinya Menderita Karena Kanker, Dokter Wanita Pilih Habisi Nyawa Buah Hatinya Sendiri

Sementara ibunya tinggal di rumah mengurus rumah tangga.

Dengan penghasilan yang tidak menentu, sulit dipercaya bahwa Hera bisa menyabet gelar sarjana dan magister di ITB.

Awal mula masuk ITB

Baca Juga: Tangis Pilu Oknum Anggota TNI Dihadapan Jenazah Anaknya Viral: Dede Lahir Ayah Nggak Ada, Dede Pergi Ayah Nggak Ada

Hera mengatakan, impian untuk masuk ke ITB sudah muncul sejak dirinya SMP.

Selepas lulus SMA, Hera pernah gagal masuk ITB di seleksi pertama lewat jalur undangan.

Tidak patah semangat, dia mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia.

Baca Juga: Tangis Pilu Oknum Anggota TNI Dihadapan Jenazah Anaknya Viral: Dede Lahir Ayah Nggak Ada, Dede Pergi Ayah Nggak Ada

Walaupun berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas, Hera tidak pernah ragu untuk tetap melanjutkan kuliahnya.

Dia tetap melaju dengan optimistis.

Pada awal tahun kuliahnya, Hera mendapat sejumlah beasiswa, di antaranya dari program bidik misi dan bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon.

Baca Juga: Beredar Pesan Berantai Hasil Penyadapan Sebut Densus 88 Akan Tangkap Perwira TNI Aktif, Polri Angkat Bicara

Namun, beasiswa tersebut terkadang masih kurang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Sementara mengandalkan kiriman dari orangtuanya juga mustahil.

"Akhirnya saya cari tambahan, mulai dari jadi asisten dosen, hingga ngajar bimbel," kata dia.

Baca Juga: Foto Bugilnya di Majalah Playboy Beredar, Wanita Ini Langsung Dipecat dari PNS

Hera akhirnya berhasil lulus S1 pada Juli 2018 lalu dan menjadi salah satu lulusan ITB terbaik dengan predikat cumlaude.

Satu bulan setelah lulus, Hera lantas mengambil magister untuk memenuhi syarat menjadi dosen di Untirta.

Dari target lulus satu tahun karena program fast track, Hera mampu menyelesaikannya dalam waktu 10 bulan saja, itu pun setengah masa kuliahnya dihabiskan di Chulalongkorn University Thailand lewat program Student Exchange.

Baca Juga: Viral Usai Unggah Postingan Hina Babu, Akun FB Oknum PNS Pemkot Tangerang Mendadak Hilang

Hera mengatakan kerja kerasnya selama ini tidak lepas dari dukungan kedua orangtuanya.

Kendati mereka tidak mampu membiayai kuliah, tapi, kata dia, dukungan dan doanya tidak pernah berhenti.

"Walaupun tidak punya, Bapak dan Mamah tidak pernah melarang, walaupun diam, tapi tidak pernah bilang jangan, selalu mendukung, walaupun tidak lewat materi, tapi doanya luar biasa," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Kisah Herayati, Anak Pengayuh Becak Lulusan ITB Dilamar Jadi Dosen di Untirta."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com