Suka Menonton Korban Kecelakaan atau Sebuah Tragedi Tanpa Ikut Menolong? Hati-hati Bisa Jadi Anda Terjangkit Syndrome Ini, Kenali Gejalanya

Kamis, 08 Agustus 2019 | 19:05
Warta Kota/Andika Panduwinata

Orang orang melihat tempat kejadian kecelakaan maut di Tangerang

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Di Indonesia tentu saja kita pernah menyaksikan suatu kejadian kecelakaan yang terjadi di depan mata.

Namun bukannya berniat menolong, kita hanya sekedar menghampiri dan melihat korban yang sedang kesakitan.

Tak hanya kecelakaan, beberapa peristiwa yang membutuhkan pertolongan orang sekitar kadang hanya menjadi tontonan semata.

Baca Juga: Kisah Maria Febiana, Dosen Muda Berparas Cantik Istri Anggota TNI AU, Pernah 'Ditembak' Mahasiswanya di Depan Sang Suami

Akibatnya banyak korban kecelakaan yang terlalu lama mendapatkan pertolongan.

Lalu apa yang terjadi di masyarakat kita hingga hal ini terjadi?

Apakah ini termasuk gangguan jiwa?

Baca Juga: Kesaksian Kepala Pesantren Tentang Sosok Enzo Zens Allie yang Kini Dikabarkan Terpapar Radikalisme Sebelum Diterima Jadi Taruna Akmil, Dari Upacara Bendera Hari Senin Hingga Pelajaran PPKN

Ternyata kejadian ini merupakan fenomena yang sering terjadi di seluruh dunia dan tidak hanya di Indonesia saja.

Hal ini pertama kali 'ditemukan' oleh para psikolog dari kejadian pembunuhan di New York pada tahun 1964.

Pembunuhan tersebut diberi nama Kitty Genovese Murder.

Baca Juga: Terlanjur Lulus Jadi Taruna Akmil, Enzo Zenz Allie Kini Dikabarkan Pernah Terpapar Radikalisme, Berikut Langkah yang Akan Dilakukan Pihak TNI

Dikutip Gridhot dari The Vintage News, Kitty Genovese merupakan seorang wanita berusia 28 tahun yang hidup di Queens, New York dan memiliki sebuah bar.

Genovese yang baru pulang sekitar pukul 3 dini hari tiba-tiba diserang oleh seorang pria bernama Winston Moseley di depan apartemennya.

Winston menusuk Genovese hingga 14 kali.

Baca Juga: Waspada Bagi Para Penjual Bensin Eceran! Pertamina Akan Tuntut Denda Rp 30 Miliar dan Ancaman Penjara Tiga Tahun Bagi Pembeli Bensin di SPBU untuk Dijual Kembali Secara Eceran

Genovese sempat berteriak meminta toong saat kejadian, namun disebutkan sekitar 38 orang tetangganya yang menjadi saksi pembunuhan tersebut hanya melihat dan tidak menolongnya sama sekali.

The Vintage News
The Vintage News

Kitty Genovese dan Winston Moseley, pria yang membunuh Kitty

Bahkan ada yang menyebutkan salah satu tetangganya hanya mengusir Winston dari jendela dengan cara meneriakkan "jangan ganggu dia(Genovese)", meski Genovese sedang ditusuk berkali-kali saat itu.

Kejadian tersebut akhirnya disebut para psikolog sebagai Kitty Genovese Syndrome atau yang lebih ilmiah Bystander Effect.

Baca Juga: Kisah Romantis Cosmas Batubara, Mantan Menteri Era Presiden Soeharto yang Selalu Setia Simpan Foto Istrinya Saat Awal Pacaran di Dompet Hingga di Akhir Usianya

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Bystander Effect sendiri merupakan fenomena psikologis yang terjadi pada masyarakat dimana ketika seseorang membutuhkan pertolongan tapi tidak ada orang lain yang membantunya.

Hal ini dikarenakan orang-orang tersebut beranggapan bahwa akan ada orang lain yang menolong korban.

Akan tetapi, karena semua orang memikirkan hal yang sama, akhirnya tidak ada orang yang menolong sama sekali.

Baca Juga: Cosmas Batubara, Pejabat Menteri Era Soeharto yang Diam-diam Pimpin Organisasi di Balik Lengsernya Soekarno

Oleh karena itu, fenomena ini disebut bystander karena orang-orang tersebut hanya menonton korban meminta tolong sambil berharap orang lain akan membantunya.

Contoh kasus paling sederhana adalah ketika ada terjadi KDRT di suatu rumah dan para tetangganya hanya akan melihat tanpa mau ikut andil memisahkan perbuatan tersebut.

Gridhot mengutip dari Hellosehat, ternyata hal ini terjadi karena disebabkan beberapa faktor.

Baca Juga: Lama Bungkam, Abidzar Putra Uje Akhirnya Blak-Blakan Tentang Pernikahan Umi Pipik dan Sunu Matta Band

1. Difusi Tanggung Jawab

Yang dimaksud difusi tanggung jawab di sini adalah keadaan ketika orang tidak merasa harus menolong dan bertanggung jawab terhadap keadaan korban karena ada banyak orang di sekitarnya.

Membantu orang dalam ruang publik adalah tanggung jawab bersama bagi mereka sehingga semakin banyak orang keinginan untuk menolong korban semakin sedikit.

Hal itu dikarenakan tiap orang berpikiran yang sama tentang kurangnya tanggung jawab menolong atas dasarnya banyak orang di tempat.

Baca Juga: Dulu Sempat Tak Nafkahi Julia Perez, Ternyata Begini Kabar Gaston Castano yang Tak Lagi Aktif Bermain Sepak Bola

2. Terlalu Melihat Situasi

Biasanya ketika ada korban kecelakan, tiap orang akan melihat reaksi masyarakat lainnya terlebih dahulu.

Mereka akhirnya saling menunggu satu sama lain untuk memberikan bantuan.

Selain itu, Anda atau orang lain mungkin merasa takut untuk menolong karena tidak mengetahui cara yang tepat untuk memberikan bantuan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Hello Sehat, The Vintage News