Dapat Lampu Hijau dari Wakil Presiden Indonesia Untuk Serang Balik KKB Papua, TNI dan Polri Diminta Jangan Pasrah: Ini Bukan Pelanggaran HAM

Rabu, 14 Agustus 2019 | 17:20
Kolase Tribunnews dan Instagram/Jusuf Kalla

Dapat Lampu Hijau dari Wakil Presiden Indonesia Untuk Serang Balik KKB Papua, TNI dan Polri Diminta Jangan Pasrah: Ini Bukan Pelanggaran HAM

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - TNI dan Polri kini diminta agar tidak pasrah jika diserang KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Sosok.ID, pernyataan tersebut keluar langsung dari Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla telah mendengar kabar terkait aparat yang bertugas di Papua mengalami penyerangan berkali-kali.

Baca Juga: Tantang Polisi Sambil Banting Helm, Pelajar SMA di Medan Ini Jadi Viral Karena Menolak Ditilang, Tak Canggung Teriakan Sila ke 5 Sambil Nyender di Mobil Patroli

Bahkan sebelumnya diketahui seorang anggota Polri yang bernama Brigadir Hedar harus gugur setelah di serang secara tiba-tiba dan diculik oleh KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Jusuf Kalla mengaku tak masalah jika para aparat berbalik menyerang kelompok tersebut.

"Pemerintah, TNI, Polri selalu menjalankan tugasnya dengan baik tapi apabila diserang tentu tidak bisa pasrah. Harus kembali untuk membalas siapa penyerangnya," ujar Kalla dalam sambutannya di acara Program Kegiatan Bersama Kejuangan TNI-Polri di Sekolah Staf dan Komamdo Angkatan Laut, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).

Baca Juga: Fakta Unik Sejarah Sang Saka Merah Putih, Buah Tangan Fatmawati dari Perwira Jepang Hingga Bercerita Soal Sprei dan Tenda Warung Soto Seharga Rp 500 Sen

"Itu bukan pelanggaran HAM, karena yang melanggar HAM siapa yang duluan (menyerang)," tambahnya.

Jusuf Kalla meminta TNI-Polri agar tidak mempermasalahkan tudingan pelanggaran HAM selama pihaknya diserang duluan.

"Kalau soal melanggar HAM barangkali negara yang paling langgar HAM di dunia adalah Amerika. Merupakan pelanggar HAM, mengebom negara kiri-kanan tanpa dasar, ngebom Vietnam, ngebom Suriah, ngebom Irak, ngebom Libia. Itu pelanggaran HAM terbesar di dunia yang terjadi," ujar Kalla.

Baca Juga: Gugur Diculik dan Disandera Sasarannya Sendiri, Almarhum Brigadir Hedar Tercatat Pernah Berhasil Putus Suplai Senjata dan Tangkap Panglima KKB Papua

"Jadi bukan hanya karena satu korban di Papua, lalu TNI dianggap melanggar HAM,"

"Kita tergantung prosedural apa yang kita buat, seperti itu. Tergantung hukum yang kita tegakkan," lanjut dia.

Sebelumnya, Polri baru saja kehilangan salah satu anggotanya yang gugur saat sedang melakukan investigasi di Papua.

Baca Juga: Kisah Viral Fernanda Colombo, Wanita Eks Kiper Timnas Brasil yang Berwajah Kelewat Cantik Sampai Ditawar Agensi untuk Ganti Profesi dari Atlet ke Wanita Penghibur, Dibikin Tergiur dengan Disodori Rp 28 Juta Sekali Tampil

Brigadir Hedar diketahui gugur setelah disandera KKB selama 6 jam.

Jasad Brigadir Hedar kemudian ditemukan tak jauh dari lokasi awal penyergapan.

Dikutip Gridhot dari ANTARA, kejadian penculikan tersebut terjadi pada Senin (12/8/2019).

Baca Juga: Viral, Kisah Heroik Sepasang Kakek dan Nenek Tua Buat Kocar-kacir Kelompok Perampok Bersenjata yang Menodong Mereka, Hanya Gunakan Sandal dan Kursi

Almarhum Brigadir Hedar sendiri sudah terkenal atas prestasinya mengatasi kasus terkait KKB Papua.

Hedar disebut pernah menangkap Panglima KKB Totiyo-Painai Damianus Magay Yogi, KSAD KKB Totiyo-Paniai, Jemy Magay Yogi, anggota KKB Totiyo-Paniai Aloysius Kayame, dan Jubir West Papua National Coalition For Liberation (WPNCL) Jona Wenda.

Hedar juga pernah terlibat dalam pembebasan warga Papua dan non-Papua dari KKB Tembagapura di Kampung Banti pada 2017 lalu.

Baca Juga: Dinikahi Pengusaha Migas Sekaligus Pangeran Keraton Surakarta, Intip Penampakan Rumah Mewah Dokter Reisa yang Cukup Mencuri Perhatian

Hedar bahkan pernah berhasil menangkap anggota hingga penyuplai senjata dan amunisi KKB Yambi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Antara, Sosok.ID