Find Us On Social Media :

Viral Tanaman Bajakah Mampu Sembuhkan Tumor Ganas, Seorang Penderita Kanker Ungkap Penyesalannya Memakai Obat Herbal Untuk Penyakitnya, Dokter Ahli: Nggak Bisa Main Sembarangan!

Banyak orang kini mulai menjual bajakah.

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Sedang heboh saat ini tentang tanaman Bajakah yang kini banyak dicari.

Pasalnya, tanaman Bajakah menjadi populer berkat karya ilmiah siswa SMA 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang sudah mendunia.

Penelitian tersebut menemukan kalau tanaman Bajakah disebut mampu menyembuhkan kanker bahkan yang sudah parah sekalipun.

Baca Juga: Tak Ingin Melukai Hati Para Wanita yang Menyukai Dirinya, Seorang Pria Asal Kalimantan Putuskan Nikahi Keduanya Sekaligus Bersama-sama

Penelitian itu kemudian mendapat penghargaan ketika diikutsertakan dalam sebuah ajang sains di Korea.

Pemberitaan media yang luar biasa akhirnya membuat orang-orang berlomba-lomba mencari tanaman Bajakah.

Entah itu untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual lagi.

Baca Juga: Viral di Media Sosial Pria Asal Kabupaten Magelang Buka Jasa Melupakan Mantan, Syaratnya Hanya dengan Tarif Sebesar Rp 12 Ribu dan Membawa Foto Mantan, Ini Cara Kerja dan Faktanya

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, tanaman tersebut kini banyak dijumpai di aplikasi belanja online dengan harga ratusan ribu rupiah.

Hal ini membuat para konsumen lebih mudah untuk mengakses tanaman yang disebut sebagai obat tersebut.

Namun obat alami atau herbal itu ternyata tidak bisa digunakan sembarangan.

Baca Juga: Kerap Merasa Ngantuk Tak Terhingga Sampai Harus Tidur Siang Tapi Bukan Karena Sering Begadang Atau Kelelahan? Waspadai Penyakit Berbahaya di Balik Hobi Tersebut, Ini Alasannya

Obat herbal harus melalui proses tertentu untuk dapat menyesuaikan kadar yang ada di tubuh penderitanya.

Seorang mantan wartawan yang kini menjadi politisi menceritakan pengalamannya menggunakan obat herbal untuk penyakit kanker yang dideritanya.

Melalui unggahan Facebook akun Emmy Hafild, akun tersebut mengungkapkan cerita dari Dyah Wahyu Winarti yang diakuinya atas seizin yang bersangkutan.

Baca Juga: Anaknya Tega Bakar Polisi yang Amankan Demonstrasi di Cianjur, Orang Tua Tersangka: Mohon Diringankan Seringan-ringannya

Dyah saat itu mengidap kanker stadium awal pada 2012 dan dinyatakan sembuh setelah melakukan satu tahun pengobatan medis.

Namun Dyah beralih ke pengobatan dengan obat herbal pada tahun 2016 dan menghentikan terapi medis.

Dyah mengaku menyesal atas keputusan tersebut karena pada 2018, dokter memvonis kanker paydaranya kembali dan malah menyebar.

Baca Juga: Sikap Kolonel Laut Hariyo Poernomo Jadi Primadona Saat Disalami Langsung Presiden Jokowi Usai Bertugas Sebagai Komandan Upacara, Natizen: Calon Laksamana

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, seorang dokter onkologi, Dr Walta Gautama, Sp.B(K) Onk menyatakan obat herbal hanya akan menunda penangan kanker yang seharusnya.

“Orang sakit kanker beda dengan orang sakit jantung ataupun penyakit lain. Orang sakit kanker kalau stadium tambah, angka harapan sembuh makin kecil, pengobatan makin komplek,” tutur Walta.

Dirinya kemudian menghimba masyarakat agar berhati-hati dan tak mudah percaya dengan obat-obatan herbal.

Baca Juga: Disalami Langsung Oleh Presiden Jokowi Usai Sempurnakan Tugasnya Sebagai Komandan Upacara 17 Agustus di Istana Negara, Kolonel Hariyo Poernomo Bukan Sosok Sembarangan

Menurutnya, obat herbal itu masuk ke dalam complimentary medicine, atau pengobatan penunjang, sehingga mereka belum bisa digolongkan sebagai obat kanker.

Dr Walta mengatakan obat kanker harus mengalami beberapa fase untuk bisa disetujui pemakaiannya secara medis.

Pasalnya tiap tubuh memiliki kondisi yang berbeda untuk penangan suatu zat tertentu.

Baca Juga: Kisah Amirul Syafieq, Dulu Pernah Jadi Pemain Sepakbola Andalan Malaysia dengan Gaji Belasan Juta Per Bulan, Tapi Kini untuk Nikahi Kekasihnya Saja Harus Jadi Tukang Ojek Online

"Misal Suatu zat dimasak, betulkah aman dia buat ginjal. Misal orang berat 50, 30 dan 100 kg tentu kadarnya tak sama," kata Walta.

Menurutnya obat kanker harus terus disesuaikan apakah aman untuk hati atau ginjal pasien nantinya.

Dr Walta menyatakan harus ada penelitian ke manusia untuk benar-benar mengetahui manfaat dari obat herbal tersebut .

Baca Juga: Lekagak Telenggen Tuding Militer Indonesia Pakai Bom dari Luar Negeri untuk Menumpas KKB Papua

"Aman nggak untuk manusia. Dilihat lagi itu (pengamatan organ) semua! Nggak bisa main sembarangan!” tuturnya.

(*)