Find Us On Social Media :

Kisah Letda Michelle Anggreani, Taruni Asal Papua yang Sukses Bertugas di KRI Banda Aceh, Kapal Perang Terbesar TNI Angkatan Laut yang Mampu Berlayar Selama 30 Hari Nonstop

Kisah Letda Michelle, Taruni Asal Papua yang Sukses Bertugas di KRI Banda Aceh, Kapal Perang Terbesar TNI Angkatan Laut yang Mampu Berlayar Selama 30 Hari Nonstop

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Menjadi seorang perwira tentu saja akan sangat membanggakan siapapun orang di sekitar.

Tak hanya keluarga, Negara serta kampung halaman pasti bangga dengan insan muda berprestasi yang berhasil menjadi perwira.

Salah satunya adalah Michelle Anggreani selaku Asisten Kepala Divisi Komunikasi KRI Banda Aceh 593.

Baca Juga: Kumandangkan Indonesia Raya di Stadion Jacobshalle Swiss, Ganda Putra Ahsan/Hendra Raih Gelar Juara Dunia 3 Kali, Jadi Kado Ulang Tahun Spesial Bagi 'The Daddies'

Michelle sendiri datang dari kota Biak, Papua dan kini bertugas di kapal perang KRI Banda Aceh 593 setelah dilantik menjadi perwira pertama pada tahun 2018.

Dikutip Gridhot dari Antara dan RRI, Michelle sudah bertugas di KRI Banda Aceh selama tujuh bulan.

"Saya sudah bertigas di KRI Banda Aceh selama tujuh bulan, ya ini pengalaman pertama bertugas menjadi perwira wanita TNI AL emnjalankan tugas sebagai prajurit pelaut," ungkap Michelle.

Baca Juga: Tertunduk Menopang Dahi, Ekspresi Anies Baswedan Tertangkap Kamera Usai Jokowi Umumkan Lokasi Ibu Kota Baru

Dirinya mengatakan kalau tugasnya di kapal perang tersebut merupakan tugas prajurit yang harus dijalankan dengan tanggung jawab.

Michelle kemudian menceritakan terkait latar belakangnya sebelum menjadi prajurit.

“Saya telah menetap di Biak sejak kelas 5 SD,kemudian melanjutkan SMP di SMP Negeri I Biak Kota dan SMA Negeri I Biak Kota,kemudian saya memiliki motifasi menjadi seorang anggota TNI Angkatan Laut setelah melihat pekerjaan ayah saya yang berdinas di Guskamla Armatim pada waktu itu,

Baca Juga: Pakai Kardus Bekas, Didi Rosiadi Sempat Beri Pertolongan Pertama Pada Ipda Erwin Sesaat Setelah Dibakar Massa Pendemo di Cianjur, Sayang, Sang Polisi Kini Gugur

"Maka dengan tekad yang bulat saya mencoba untuk mendaftar menjadi Taruni melalui Lanal Biak namun Taruni pada saat itu terbatas dan dibatasi hanya bagi putra daerah maka saya mencoba di Makassar yang ternyata hanya untuk Taruna,

"Maka melalui tes online saya mengikuti tes menjadi Taruni melalui panitia daerah (Panda) Surabaya dan mendaftar hingga mengikuti tahapan tes di Malang dan akhirnya tanggal 1Agustus 2014 diteima sebagai Taruni Akademi Angkatan Laut angkatan ke dua tahun 2014,”ujar Letda Laut (P/W/) Michelle Anggreani di Biak.

Michelle merasa asal-usulnya bukan menjadi penghalang untuk mengejar cita-cita besarnya.

Baca Juga: Luluhkan Hati Lulu Tobing, Intip Potret Bani M Mulia, Cucu Raja Kapal yang Kini Menjabat Sebagai Direktur di 80 Perusahaan di Usia Muda

Dirinya merasa kalau Papua masih dipandang sebelah mata karena memiliki akses pendidikan yang terbatas.

Padahal semua cita-cita pasti tercapai dengan hasil kerja keras tiap individunya.

“Pesan saya untuk anak muda Biak,bahwa meski sebagaian yang memandang bahwa kita di Papua memiliki pendidikan yang terbatas namun ternyata lulusan dari Biak,Papua,mampu bersaing dan berkembang di luar Biak,

Baca Juga: Sebut Kasus Prada DP Masuk Kategori Kekerasan dalam Pacaran, Women's Crisis Center Justru Tak Setuju dengan Hukuman Mati: Itu Melanggar Hak Asasi

"Maka anak muda Biak harus giat belajar,memiliki kemauan keras dan tekat yang kuat,setelah itu berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai cita-cita yang diinginkan,setelah itu pasrahkan kepada Tuhan karena Tuhan yang menentukan yang terbaik kepada kita,”tuturnya.

Dirinya mengaku sangat bangga karena telah ditugaskan di kapal perang terbesar milik Angkatan Laut, produksi anak bangsa.

Michelle juga berharap agar makin banyak putra-putri Papua yang menjadi anggota TNI Angkatan Laut.

Baca Juga: Sebut Kasus Prada DP Masuk Kategori Kekerasan dalam Pacaran, Women's Crisis Center Justru Tak Setuju dengan Hukuman Mati: Itu Melanggar Hak Asasi

KRI Banda Aceh sendiri merupakan kapal perang berjenis Landing Platform Dock dengan ukuran panjang 22.004 meter dan lebar 125 meter.

Berat kapal ini mencapai 7.286 ton. Kapal perang ini memiliki kecepatan maksimum 15 knot dan memiliki daya angkut sebanyak 344 personel.

Kapal tersebut mampu menampung 5 unit helikopter jenis MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 unit meriam Howitzer, dan 20 Tank. Untuk persenjataan perang, kapal ini dilengkapi meriam kaliber 20 mm dan 40 mm.

Baca Juga: Turut Jadi Korban Pembakaran Mahasiswa di Cianjur dan Berada Persis di Samping Ipda Erwin, Bripda Yudi Tak Kuasa Menahan Air Mata Saat Melihat Rekannya Berteriak Kepanasan

Kapal tersebut bisa berlayar 30 hari nonstop dan dilengkapi dengan rumah sakit darurat di dalamnya.

KRI Banda Aceh juga sering digunakan untuk misi kemanusiaan di Tanah Air.

(*)