Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Semua orang pasti pernah mengalami bullying semasa di sekolah baik itu dalam skala kecil maupun besar.
Biasanya, bullying terjadi karena tingkat emosi yang masih labil di antara para remaja.
Banyak juga yang kemudian mereka yang sudah berusia senja kemudian justru berteman dengan orang yang pernah melakukan bullying padanya.
Namun tidak dengan kasus yang satu ini.
Dikutip Gridhot dari China Press, seorang kakek berumur 69 tahun tega membunuh temannya sendiri di acara reuni SMA.
Thanapat, yang merupakan seorang pensiunan angkatan laut Thailand mengaku tega membunuh temannya sendiri karena dendamnya di masa sekolah.
Kejadian berawal dari sebuah reuni SMA yang diadakan rekan-rekan Thanapat.
Rekan-rekan Thanapat mengadakan reuni kelas SMAnya yang sudah hilang kontak sejak 1966.
Semuanya kemudian berkumpul di sebuah toko untuk reuni mengobrol dan menceritakan masa-masa sekolah.
53 tahun tak pernah bertemu tentu saja meninggalkan cerita-cerita tersendiri.
Salah satu orang yang hadir di reuni tersebut bernama Suthud ternyata sering melakukan bullying pada Thanapat semasa sekolah dulu.
Bahkan dahulu Thanapat pernah dikubur hidup-hidup oleh Suthud hingga dirinya hampir meninggal.
Semenjak insiden itu, Thanapat menjadi trauma dan pindah sekolah.
Saat di acara reuni, Thanapat tak menyangka kalau teman-temannya berhasil mempertemukannya dengan Suthud.
Thanapat yang duduk bersama rekan-rekannya seketika teringat tentang kejadian buruk yang sering dialaminya semasa sekolah, apalagi berkaitan dengan bullyan dari Suthud.
Tak disangka, Thanapat langsung mengeluarkan pistol miliknya dan menembakkan senjata tersebut ke perut Suthud.
Suthud kemudian terjatuh akibat luka tembak dengan kondisi bersimbah darah.
Shock melihat kejadian tersebut, rekan-rekan Suthud yang berada di sana langsung membawa korban ke rumah sakit.
Sementara Thanapat tetap duduk di toko tersebut sendirian sembari menghisap rokok.
Polisi yang mendapat laporan kemudian menangkap Thanapat di toko tempat reuni tadi.
Thanapat sendiri memang diperbolehkan membawa senjata dari satuan militernya.
Dirinya mengaku tak menyesal sama sekali melakukan penembakan tersebut.
(*)