Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Kejadian pembunuhan kembali terjadi di Indonesia.
Kali ini kejadiannya berada di Palangkaraya, Kalimantan Timur.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, seorang siswa SMP bernama Eko Saputro (15) tewas dengan luka robek di dada.
Eko juga diketahui tewas di halaman rumahnya sendiri.
Namun siapa sangka kalau ternyata Eko dibunuh oleh ayahnya sendiri.
Banyak fakta yang terkuak dari kejadian tewasnya siswa SMP yang ternyata dibunuh ayahnya tersebut.
Mulai dari pengakuan awal tersangka hingga permasalahan yang terjadi.
Dikutip dari Kompas.com dan Tribunnews, berikut Gridhot rangkum 5 fakta terkait kasus siswa SMP yang dibunuh oleh ayahnya sendiri di Palangkaraya.
1. Tersangka sempat berikan pengakuan palsu
Mardi (45) selaku tersangka dan juga ayah korban awalnya mengaku kalau anaknya tertusuk pisau karena terpeleset.
Mardi mengaku korban sepulang dari warung membeli jajan dikejar oleh adiknya.
Saat berlari korban disebut terpeleset dan terjatuh.
Mardi mengatakan saat terjatuh, korban justru menimpa pisau yang ada di lantai sehingga bagian dadanya tertusuk.
Mardi sendiri mengaku langsung membawa korban ke rumah sakit namun korban justru menghembuskan napas terakhirnya 15 menit kemudian.
2. Kematian korban dicurigai Polres Palangkaraya
Polres Palangkaraya yang mendapat informasi kejadian itu kemudian meminta keterangan warga sekitar.
Polisi yang bertugas juga sempat meminta keterangan ke rumah sakit dan akhirnya menemukan kejanggalan terhadap keterangan Mardi.
Polres Palangkaraya langsung melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut dan menemukan kalau ternyata Eko dibunuh ayahnya sendiri.
3. Keluarga kompak tutupi kematian korban
Pihak keluarga kompak menutupi kematian anaknya.
Pasalnya keluarga sempat menolak permintaan polisi untuk melakukan visum dan autopsi.
4. Kasus terungkap dari pengakuan adik korban
Kasus pembunuhan ini akhirnya terungkap setelah adik korban menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada polisi.
Digabungkan dengan hasil visum yang akhirnya berhasil didapatkan polisi terungkaplah kalau ayah korban saat itu melempar pisau ke dada korban.
Mardi akhirnya mengakui kalau dirinya kesal dengan Eko saat itu.
5. Hanya gara-gara rebutan jajanan
Mardi selaku tersangka mengaku kesal dan gelap mata melempar pisau ke tubuh anaknya.
Mardi kesal lantaran Eko tak mau berbagi jajanan dengan adiknya.
6. Tersangka terancam 20 tahun penjara
Mardi mengaku sangat menyesal telah membunuh anaknya sendiri hanya gara-gara permasalahan tersebut.
Mardi mengakui kalau dirinya sempat membawa korban ke rumah sakit karena tak tega melihat anaknya mengerang kesakitan.
Namun ternyata sampai di rumah sakit, korban tak bisa diselamatkan.
Tersangka kini terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara akibat perbuatannya.
(*)