Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Pembangunan infrastruktur di Indonesia bisa dikatakan memang masih belum merata ke seluruh pelosok negeri.
Maish banyak daerah yang tak memiliki akses jalan memadahi hingga sulit untuk dilewati sarana transportasi.
Hal ini membuat terhambatnya aktivitas masyarakat setempat.
Sehingga masyarakat setempat harus menerima resiko dan kenyataan yang ada.
Seperti yang dialami warga Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten yang belakangan ini viral melalui media sosial.
Dikabarkan melalui postingan akun Instagram @info.banten pada Kamis (5/9/2019), seorang ibu hamil di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten terpaksa harus ditandu jalan kaki dibawa ke puskesmas untuk melahirkan.
"Akses jalan rusak, seorang Ibu hamil warga asal Kampung Naga Hurip, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak Banten harus rela ditandu menggunakan bambu dan kursi saat menuju Puskesmas Panggarangan," tulis akun @info.banten.
Dalam video tersebut, nampak seorang ibu dalam kondisi ditandu oleh puluhan warga.
Sementara itu, jalur yang dilewati pun berupa kerikil dan terjal.
Video ini pun viral dan banyak mengundang simpati dari netizen.
Banyak netizen yang berkomentar meminta tanggapan dari pemerintah setempat.
Video ini pun telah dilihat lebih dari 11 ribu pengguna Instagram.
Setelah dilakukan penelusuran ke lokasi, ternyata peristiwa itu benar adanya.
Melansir dari Kompas.com, wanita yang ditandu pada saat itu adalah Kenti, seorang ibu yang sudah hamil tua.
Diketahui, Kenti memang sempat ditandu menuju puskesmas untuk melahirkan pada Minggu (1/9/2019) lalu.
Kenti ditandu lantaran akses jalan menuju puskesmas yang masih buruk.
"Jarak ke puskesmas sekitar 17 km, tapi dari kampung kami di Nagahurip tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, akhirnya ditandu," ungkap keponakan Kenti, Dani Agustian.
Dani mengatakan, bibinya ditandu sejauh 7 km hingga ke Kampung Gintung oleh warga secara bergantian.
Namun perjalanan belum selesai sampai disitu, Kenti masih harus menempuh jarak 10 km sebelum bisa mencapai puskesmas yang berada di Pusat Kecamatan Panggaran.
Mulai dari Kampung Gintung, Kenti dibawa menggunakan mobil pikap milik warga setempat.
Namun karena kondisi jalan yang rusak, mobil yang membawa Kenti tak mampu berjalan secara mulus.
Lamanya jarak tempuh dan juga kondisi jalur yang buruk membuat Kenti harus rela kehilangan bayi yang ada di kandungannya.
"Meninggal diperkirakan di perjalanan, kan naik mobil losbak (pikap), jalannya kurang bagus, di jalan kegojlok-gojlok," lanjut Dani.
Masalah masih belum selesai, sudah kehilangan bayinya, sampai di Puskesmas Bayah, Kenti masih belum bisa diperiksa secara menyeluruh karena peralatan yang kurang memadahi.
Untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya, Kenti kembali dirujuk ke sebuah klinik di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
"Warga di sini sudah biasa ke Pelabuhan Ratu, karena akses lebih dekat dibandingkan harus ke Rangkasbitung (ibu kota Kabupaten Lebak)," tutup Dani.
Camat Panggarangan Aan Juanda sendiri, sudah membenarkan kejadian nahas tersebut.
Bahkan, ia mengaku sudah bertemu dengan keluarga Kenti pada Selasa (3/9/2019) kemarin.
Aan bercerita, jika sebenarnya akses jalan dari Kampung Nagahurip menuju Kampung Gintung sudah mulai dibangun dengan rabat beton sepanjang satu kilometer.
Namun, proyek itu belum selesai hingga saat ini.
"Dalam hal ini kita perlu memahami dulu kondisi anggaran yang ada di pemerintah, bukan pemerintah tidak mau dan tidak peduli, karena anggarannya yang belum mencukupi," jelas Aan.
Terkait dengan meninggalnya bayi kandungan Kenti, Aan merasa pihak puskesmas sudah memberikan penanganan tepat.
"Fokus tenaga puskesmas yakni selamatkan ibunya dengan membawa rujukan ke Pelabuhan Ratu.
"Alhamdulillah sang ibu selamat tapi bayi sudah meninggal di dalam," tutupnya. (*)