Viral Kontroversi PB Djarum vs KPAI, Direktur Sebut Sekolah Bulu Tangkis Akan Tetap Berjalan: Yang Hilang Hanya Audisinya Saja

Minggu, 08 September 2019 | 19:15
Dok. PB Djarum

Audisi PB Djarum tidak akan diadakan lagi tahun depan

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis dari PB Djarum resmi akan ditiadakan pada tahun 2020.

PB Djarum juga mengunggah mengenai peniadaan audisi ini melalui akun Twitternya.

Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin telah mengonfirmasi kabar ini melalui konferensi pers di Purwokerto pada Sabtu (7/9/2019).

Baca Juga: Tak Kuat Dituntut Jadi Anak Berprestasi Terus-terusan, Jennifer Pan Tembak Ibunya di Kepala Hingga Tewas, Wajahnya yang Cuma Datar Saat Vonis Hukuman Seumur Hidup Dijatuhkan Curi Perhatian

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, audisi PB Djarum ditiadakan karena klaim Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kalau ajang tersebut menggunakan anak-anak di bawah umur.

Ditambah lagi ada produk rokok yang terpampang di balik ajang pendidikan tersebut.

KPAI menilai adanya unsur eksploitasi anak, dan mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.

Baca Juga: Amelia Anggraeni, Bocah 4 Tahun Pemilik Bola Mata Empat Warna Buat Mbah Mijan Terkesima : Punya Energi Healing Sangat Tinggi

"Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," jelas Yoppy.

Yoppy mengatakan kalau pihaknya sudah memutuskan untuk tidak melakukan negosiasi lagi.

"Kita sudah memutuskannya, tidak ada deal-dealan lagi, diterima atau tidak, kita sudah memutuskan seperti itu," ungkap Yoppy.

Baca Juga: Kenalan Lewat Sosial Media, Gadis di Bawah Umur Asal Cilacap Dicabuli Berjamaah Setelah Sebelumnya Dicekoki Ciu Hingga Tak Sadarkan Diri

"Kita sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau, dan tahun lalu pun kita dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kita bukan produk rokok," jelasnya.

Yoppy menjeslaskan pula kalau dirinya sudah melakukan negosiasi sebelumnya terkait penghilangan brand Djarum namun tetap saja ditolak oleh KPAI.

"Saya sudah kasih usul tidak ada nama Djarum untuk nama event-nya. Selain itu, jersey yang dipakai peserta juga tidak ada tulisan Djarum-nya dan mereka bisa memakai kaos yang dibawa sendiri," kata Yoppy.

Baca Juga: Kenalan Lewat Sosial Media, Gadis di Bawah Umur Asal Cilacap Dicabuli Berjamaah Setelah Sebelumnya Dicekoki Ciu Hingga Tak Sadarkan Diri

"Saya sudah memberikan usulan, tetapi kalau tidak ada titik temu, ya lebih baik berhenti saja," tutur Yoppy lagi.

Dirinya kemudian menambahkan kalau yang nantinya akan dihilangkan hanyalah sistem audisinya saja.

Untuk sekolah bulu tangkis binaan Djarum masih akan tetap hidup hanya saja tak akan melakukan audisi ke daerah-daerah.

Baca Juga: Patahkan Ucapan Elza Syarief yang Sebut Dirinya Cuma Bisa Jadi Buruh Cuci Piring di Barcelona, Nikita Mirzani Ternyata Punya Ladang Bisnis, dari Manajemen Model Hingga Saham Batu Bara

"PB Djarum tetap jalan terus. Yang hilang hanya audisinya saja," kata Yoppy.

Meski hanya audisinya saja, legenda bulu tangkis nasional, Christian Hadinata tetap menyayangkan keputusan tersebut.

"Saya pastinya menyayangkan (audisi umum PB Djarum) dihentikan, karena bisa saja ada mata rantai ekosistem pembinaan yang terputus," ujar Christian.

Baca Juga: Menilik Bahaya Obat Pelangsing, Pil yang Digunakan Istri Denny Cagur Saat Mencoba Bunuh Diri Setelah Bertengkar Hebat dengan Suaminya, Efeknya Langsung Menyerang Jantung

"Pembinaan itu kan bentuknya seperti piramida, lebar di bawah dan mengerucut di atas. Tentu kita mencari bibit-bibit yang diharapkan dengan cara itu," tutur dia.

Christian mengatakan kalau nama Kevin Sanjaya saja muncul berkat audisi PB Djarum tahun 2007.

Kevin sendiri kini berduet dengan Marcus Fernaldi Gideon dan berhasil menyandang predikat duet ganda putra nomor satu dunia.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Twitter