Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Akhir-akhir ini publik dihebohkan dengan kontroversi PB Djarum dengan Komisi Perlindunga Anak Indonesia (KPAI).
PB Djarum melalui konferensi pers dan unggahannya di Twitter mengungkapkan kalau pihaknya akan meniadakan audisi umum beasiswa bulu tangkis mulai tahun 2020.
Kabar tersebut bahkan dikonfirmasi langsung oleh Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin pada Sabtu (7/9/2019).
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, audisi PB Djarum ditiadakan karena klaim Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kalau ajang tersebut menggunakan anak-anak di bawah umur.
Ditambah lagi ada produk rokok yang terpampang di balik ajang pendidikan tersebut.
KPAI menilai adanya unsur eksploitasi anak, dan mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.
"Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," jelas Yoppy.
Keputusan tersebut tentu saja menimbulkan perdebatan panas di masyarakat.
Bahkan di Twitter sendiri sempat ramai tagar #bubarkanKPAI yang menolak keputusan lembaga itu, dan juga tagar #KamibersamaKPAI yang mendukung keputusan lembaga itu.
Dikutip dari Kompas, keputusan PB Djarum ini ditanggapi oleh pemerhati anak, Seto Mulyadi.
Seto menganggap keputusan yang diambilPB Djarum seperti anak kecil yang tengah ngambek.
"Saya melihat ini kok kayak anak kecil yang sedang ngambek," kata Seto saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/9/2019) malam.
Ketua Lembaga Anak Indonesia (LPAI) yang akrab disapa Kak Seto tersebut mengatakan, apa yang dilakukan oleh KPAI sudah benar.
Menurutnya, yang dilakukan KPAI adalah hanya menunjuk peraturan soal larangan eksploitasi anak melalui iklan merek Djarum yang identik dengan produk rokok, dan bukan melarang audisinya.
Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia ( PBSI) Wiranto menegaskan betapa pentingnya pembibitan atlet usia dini.
Seandainya pembibitan atlet terganggu, Wiranto bahkan menyatakan bakal mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum PBSI.
Hal itu dinyatakan Wiranto saat ditanya mengenai polemik Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis yang mengaitkan pula pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI).
Melihat kontroversi ini semakin panas, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) langsung mengajak kedua pihak untuk melakukan mediasi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Kamis (12/9/2019), mempertemukan KPAI dan PB Djarum untuk membahas terkait kesepakatan penghentian audisi beasiswa bulu tangkis milik PB Djarum.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Kemenpora, Jakarta.
Dari KPAI dihadiri langsung oleh Ketua KPAI, Susanto, sementara itu dari PB Djarum tidak dihadiri petinggi, tetapi salah seorang pengurusnya, yakni Lius Pongoh.
Achmad Budiharto selaku Sekjen Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) juga nampak hadir dalam pertemuan tersebut.
Mediasi tersebut menghasilkan kesepakatan berupa berlanjutnya audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum meski harus dirapatkan dulu nantinya.
Dalam mediasi tersebut, muncul empat poin yang dibacakan langsung oleh Menpora.
1. Para pihak yang beberapa waktu terakhir ini berpolemik tentang masalah audisi bulu tangkis Djarum telah mengadakan pertemuan yang dipimpin oleh Menpora dengan tujuan mencari solusi agar audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting dan harus sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Alasan utama adanya kesinambungan audisi bulu tangkis ini adalah dengan mempertimbangkan adanya ketersediaan atlet bulu tangkis usia muda secara selektif dan berjenjang dalam berkontribusi bagi proses pembibitan atlet bulu tangkis nasional karena cabor bulu tangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga internasional.
3. Atas dasar poin nomor satu dan dua di atas, disepakati hal sebagai berikut:
a. Djarum Foundation: PB Djarum sepakat untuk mengubah nama yang semula audisi umum beasiswa PB Djarum 2019 menjadi audisi umum beasiswa bulu tangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.
b. KPAI KPAI sepakat untuk mencabut surat KPAI tanggal 29 Juli 2019 tentang permintaan pemberhentiaan audisi Djarum.
4. Kemenpora, KPAI, dan PBSI sepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum untuk konsolidasi secara internal guna melanjutkan audisi pada 2020 dan seterusnya dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil pada pertemuan hari ini tanggal 12 September 2019 bertempat di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin oleh Menpora.
(*)