Find Us On Social Media :

Diduga Netizen Jadi Penyebab Thareq Kemal Habibie Pakai Penutup Mata, Glukoma Ternyata Penyakit Penyabab Kebutaan Nomor 2 Setelah Katarak, Tak Bisa Sembuh dengan Operasi Semata

Thareq Kemal Habibie

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Di tengah duka kepergian Presiden ketiga RI BJ Habibie, publik justru menyoroti Thareq Kemal Habibie

Sosok putra bungsu BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie mendadak jadi sorotan karena penampilannya.

Tampil memberikan pernyataan resmi usai BJ Habibie meninggal, penampilan Thareq Kemal Habibie memicu tanda tanya.

Baca Juga: Tak Bisa Beliau Terbangkan Hingga Akhir Hayat, Pesawat Impian Habibie, R80 Ternyata Masih dalam Proses Perakitan, Ini Sederet Fakta Kapal Terbang Kebanggaan Indonesia yang Tak Kalah Hebat Dibanding Boeing 777

Pasalnya, Thareq Habibie memakai penutup mata di sebelah kanan mirip dengan Bos Avengers Nick Fury.

Hal tersebut lantas membuat publik bertanya-tanya kenapa Thareq Habibie memakai penutup mata.

Berdasarkan rangkuman informasi, diduga Thareq Habibie mengalami kerusakan saraf pada mata yang disebut glaukoma.

Baca Juga: BJ Habibie: Masa Lalu Saya Adalah Milik Saya, Masa Lalu Kamu Adalah Milik Kamu, Tapi Masa Depan Adalah Milik Kita

Hal tersebut disampaikan pemilik akun @deshie.susanti saat menjawab pertanyaan @gengsuryadi di akun Instagram aditya_bosky_raharjo.

Akun @gengsuryadi bertanya, "Maaf min,itu mata beliau kenapa min harus pake penutup spt itu"

Akun @deshie.susanti pun menjawab, "Kalo ga salah glukoma. Mohon maaf apabila ada salah".

Baca Juga: Miliki IQ 200 Mengalahkan Albert Einstein, Inilah Sederet Prestasi dan Penghargaan Bergengsi BJ Habibie yang Diakui Dunia Semasa Hidupnya

Namun hingga saat ini, memang belum ada keterangan langsung bahwa Thareq Habibie menderita penyakit glaukoma.

Lalu, apa penyakit glaukoma itu?

Di Indonesia, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.

Baca Juga: Ada Ainun Besari di Setiap Sudut Rumah Mewah Habibie, Meski Mendiang Sang Istri Telah 9 Tahun Pergi

Bedanya, operasi katarak bisa mengembalikan penglihatan, sedangkan glaukoma tidak.

Glaukoma merupakan penyakit yang merusak saraf mata.

Pengobatan hingga operasi tidak bisa mengembalikan fungsi saraf seperti semula.

Baca Juga: Miliki IQ 200 Mengalahkan Albert Einstein, Inilah Sederet Prestasi dan Penghargaan Bergengsi BJ Habibie yang Diakui Dunia Semasa Hidupnya

Untuk itu, sangat penting melakukan deteksi dini glaukoma.

Sebagai langkah awal, kenali dulu gejala glaukoma meski terkadang tidak menimbulkan gejala dan sering tak disadari penderitanya.

Dikutip dari Kompas.com, dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC) Ikke Sumantri mengungkap, glaukoma sering tidak memunculkan gejala yaitu, jenis glaukoma sudut terbuka.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Hutan di Gunung Merbabu Kembali Terbakar Hingga Merambat ke Puncak, Jalur Pendakian Ditutup Sementara

Glaukoma jenis ini disebabkan faktor genetik atau keturunan dan yang paling banyak dijumpai kasusunya.

"Gejalanya seperti melihat dalam terowongan dan sering kali tidak bergejala," ujar Ikke.

Sementara, pada tipe glaukoma sudut tertutup, gejalanya lebih berat.

Baca Juga: Bawa Pedang Samurai dan Lempar Pecahan Kaca, Putra Sulung Elvy Sukaesih Ngamuk ke Pemilik Warung Saat 3 Bungkus Rokok Pemintaannya Tak Dituruti

Yaitu nyeri berat, pandangan kabur, pusing karena tekanan bola mata lebih tinggi, bila tekanan bola mata tiba-tiba naik akan terasa mual hingga muntah.

Kornea mata juga terlihat tidak jernih karena pembengkakkan.

"Kalau tidak ditangani lama-kelamaan bisa menghilangkan penglihatan. Proses hilangnya penglihatan bisa berbeda-beda setiap orang, ada yang cepat, ada yang butuh 10 tahun, tergantung tinggi rendahnya tekanan pada bola mata," ujarnya.

Baca Juga: Makin Panas, Livi Zheng Bongkar Kelakuan Joko Anwar di Belakang Panggung Usai Diskusi Panelis, Ogah Foto Bersama Meski Pihak TV yang Meminta

Glaukoma juga bisa terjadi pada bayi baru lahir atau tipe glaukoma kongenital.

Glaukoma pada bayi bisa ditandai dengan bola mata bayi yang terlalu besar atau terlihat melotot dan pembengkakkan pada kornea mata disertai air mata berlebih.

Pengobatan memang tidak bisa menyembuhkan, tetapi hanya menghambat kerusakan saraf lebih parah.

Baca Juga: Pegang Tangan Erat Hingga Cium Kening Habibie, Video Tangis Pilu Presiden Pertama Timor Leste, Xanana Gusmao Saat Jenguk Suami Ainun Viral di Sosial Media

Ikke mengatakan, glaukoma karena faktor genetik adalah tipe glaukoma primer yang cukup banyak ditemui.

Faktor risiko lainnya, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.

Ikke menjelaskan, pada diabetes yang gula darahnya tinggi atau tidak terkontrol, pembuluh darah kecilnya bisa rusak, termasuk yang ada di mata.

Baca Juga: Tak Bisa Beliau Terbangkan Hingga Akhir Hayat, Pesawat Impian Habibie, R80 Ternyata Masih dalam Proses Perakitan, Ini Sederet Fakta Kapal Terbang Kebanggaan Indonesia yang Tak Kalah Hebat Dibanding Boeing 777

Selain menyebabkan retinopati diabetic, bisa juga terjadi glaukoma.

Kemudian pada orang dengan penyakit jantung misalnya, kondisi itu bisa menurunkan suplai darah di mata.

Faktor risiko tersebut bisa menyebabkan rusaknya saraf mata hingga terjadilah glaukoma.

(*)